Part 34

656 99 3
                                    

Sejak dulu, si kembar selalu bersama. Mereka sangat unik. Bagi mereka, dunia mereka dan dunia orang lain terpisah satu sama lain.

Saat itu, mereka menduduki kelas 2 SMP.

"Dia datang." Ucap Hikaru saat melihat seorang gadis dari jendela kelas mereka.

"Ah, benar juga." Ucap Kaoru.

Hikaru pun menghampiri gadis itu sedangkan Kaoru bersembunyi di dekat sana.

"Maaf ya, kau menunggu lama? Aku sudah baca suratmu." Ucap Hikaru.

"Hikaru-kun..."

"Bukan, maaf saja, aku Kaoru." Ucap Hikaru berbohong sambil menunjukkan surat yang ia dapat dari gadis itu. "Saat menaruh suratnya, kau pasti mengira mejaku adalah mejanya Hikaru, kan? Tapi, kalau denganku mau tidak?"

Gadis itu pun terkejut menatap Hikaru saat mendengar ucapannya.

"Sebenarnya aku selalu merasa kau itu manis. Hikaru juga sepertinya suka dengan perempuan lain. Nah, mau tidak?" Ucap Hikaru.

"Aduh, aku...aku tidak masalah kalau Kaoru-kun mau..."

"Heh~" Ucap Hikaru sambil tersenyum sinis. "Hoi, Kaoru! Cewek ini mau saja denganmu, tuh."

Gadis itu pun terkejut sedangkan Kaoru keluar dari persembunyiannya.

"Kau Hikaru-kun yang sebenarnya?"

"Membosankan. Aku bosan begini terus kejadiannya." Ucap Hikaru.

"Jahat! Jahat sekali!"

"Yang jahat itu kau, kan? Dengan siapa saja mau? Memang kau ini siapa?" Ucap Hikaru sambil tersenyum sinis.

"Satu hal lagi, gaya rambutmu itu tidak cocok. Kalau kau mau pacaran dengan kami, benahi dulu selera gayamu." Ucap Kaoru.

"Lain kali, buat pernyataan cinta yang lebih seru, ya!" Ucap si kembar kompak lalu Hikaru merobek surat dari gadis itu.

Gadis itu pun menangis sedangkan si kembar tertawa puas. Mereka lalu meninggalkan gadis itu begitu saja.

"Rasanya jahat sekali, ya?" Ucap Tamaki sambil menyodorkan sapu tangan pada gadis itu.

Gadis itu pun mendongak untuk menatap siapa yang memberikan sapu tangan padanya.

"Kau baik-baik saja, nona yang manis?" Ucap Tamaki sambil tersenyum.

Sementara itu, di kelas...

"Kaoru, mau main game? Aku nemu situs yang seru, nih." Ucap Hikaru.

"Game online yang kemarin gimana?" Ucap Kaoru.

"Aku sudah capek. Isinya gampang semua. Nggak seru." Ucap Hikaru.

"Benar juga. Ya sudah." Ucap Kaoru.

Bagi mereka, jika suatu hal itu membosankan, akan langsung mereka singkirkan. Itulah moto mereka.

"Hitachiin bersaudara itu parah sekali, ya?"

"Mereka selalu merendahkan orang lain."

"Tapi ayahku nyuruh berteman dengan mereka."

"Aku juga."

"Aku juga."

"Mereka pasti tidak pernah suka pada orang lain selain diri mereka sendiri."

Tapi anggapan itu salah, dulu saat mereka kecil, si kembar punya seorang pelayan perempuan yang mereka suka. Mereka menyukai pelayan itu karena ia bukanlah seorang penjilat seperti yang lain, sampai mereka mengetahui bahwa pelayan itu adalah seorang pencuri.

Si kembar pun mengetahui hal itu dan melakukan permainan. Jika pelayan itu bisa menebak dengan benar yang mana Hikaru dan yang mana Kaoru, maka mereka akan memberikan kode untuk membuka brankas.

Mereka ingin sekali pelayan itu berhasil menebak siapa Hikaru dan Kaoru di antara mereka berdua, tapi pelayan itu memilih mencuri kode brankas dan melarikan diri. Ia juga meninggalkan kata-kata pahit yang tidak akan pernah si kembar lupakan.

"Mungkin saja takkan pernah ada yang benar-benar bisa membedakan kalian seumur hidup kalian."

Kata-kata itu membuat si kembar menjadi lebih tertutup lagi. Mereka membangun dinding sehingga tak ada siapa pun yang bisa mendekati mereka. Tapi hal itu tidak berlaku untuk Tamaki, entah karena dirinya terlalu bodoh untuk menyadari dinding yang si kembar ciptakan, atau karena dirinya terlalu gigih.

"Sepertinya kalian punya banyak waktu luang. Kalau kalian punya waktu luang, bagaimana kalau kita buat klub bersama?" Ucap Tamaki.

"Siapa orang ini?" Ucap Hikaru.

"Ah, aku tau. Semua anak perempuan histeris sama dia. Itu loh, si Suoh yang diterima musim semi kemarin." Ucap Kaoru.

"Ah, jadi orangnya yang ini, ya?" Ucap Hikaru.

"Yang benar? Yang benar? Aku seterkenal itu? Rasanya aku sangat bersalah. Keindahanku, luar dan dalam, telah merasuki ke seluruh mata mereka? Ah, i-inikah rasanya memiliki keberuntungan seorang pria yang dimiliki Tuhan?" Ucap Tamaki sambil memeluk dirinya sendiri.

"Nggak ada yang bilang begitu." Ucap Kaoru.

"Ah, tapi tidak usah khawatir. Meski tidak sehebat aku, kalian juga sangat menjanjikan." Ucap Tamaki.

"Maaf, kau ini bicara apa?" Ucap Hikaru.

"Aku mau membuka klub baru bulan April, dua bulan dari sekarang. Kurasa tepat setelah aku masuk SMA. Kalian berdua pasti masih SMP selama setahun disana, tapi aku yang akan urus izinnya. Pasti seru! Aku juga sudah ajak teman sekelasku, Ootori Kyoya, lho. Selain itu, ada murid kelas 1 SMA, Haninozuka-senpai. Morinozuka-senpai juga diajak. Disitulah kalian berdua-" Ucap Tamaki.

"Berisik. Pergi saja sana." Ucap si kembar yang sudah tidak tahan mendengar ocehan panjang Tamaki.

"Kami tidak main dengan orang lain." Ucap Kaoru.

"Kami nggak tertarik padamu." Ucap Hikaru.

"Kalau kau memang mau mendekati kami..." Ucap Kaoru.

"Mau main?" Ucap Hikaru.

"Ayo main 'Tebak Yang Mana Hikaru'?" Ucap si kembar kompak.

"Kau paham maksud dari permainan ini, kan? Kau hanya perlu memilih yang mana Hikaru." Ucap Hikaru.

"Batas waktunya 1 bulan. Selama itu kau boleh tebak sebanyak-banyaknya, tapi kami minta alasannya. Tidak boleh asal tebak." Ucap Kaoru.

"Asal kau tau, belum pernah ada yang bisa menjawab dengan benar di permainan ini." Ucap Hikaru.

"Kalau kau setuju, silakan saja berusaha." Ucap si kembar kompak lalu pergi dari sana meninggalkan Tamaki.

"Dia diam, dia diam." Ucap Hikaru saat melihat Tamaki yang hanya berdiri diam di tempatnya tadi.

"Kau dengar ucapannya yang tadi? Aku tau kenapa dia ingin ada Hitachiin disana. Dia cuma mau membuat komplotan para orang ningrat." Ucap Kaoru.

"1 bulan, kan?" Ucap Tamaki yang membuat si kembar menghentikan langkah mereka dan menatapnya. "Boleh. Imbalannya, kalau aku menang, kalian harus gabung dengan klubku. Tapi aku punya firasat. April nanti, kalian pasti akan membuka pintu Ruang Musik 3 gedung SMA!"

Begitulah permainan mereka dimulai. Tamaki terus berusaha menebak yang mana Hikaru meski selalu berakhir salah.

Tamaki bahkan pernah ke rumah mereka, membuat mereka berdua selalu kesal dengannya. Di sisi lain, mereka juga merasa Tamaki yang bodoh begitu lucu.

"Tapi..." Ucap Hikaru.

"Kita harus singkirkan dia, kan?" Ucap Kaoru.

To be continued

The Girl From Another World (Ouran High School Host Club x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang