Part 36

670 104 2
                                    

Saat ini, anggota Host Club memakai baju pilot. Kana sendiri hanya diam dan mengantarkan kue atau teh ke meja para tamu.

Meski begitu, ia sesekali melirik Mori yang terlihat begitu cocok dengan baju pilot. Sama halnya seperti saat ia menggunakan baju polisi.

'Mungkin karena tingginya. Dia akan cocok jadi model.' Pikir Kana sambil menatap Mori.

Menyadari ada yang menatapnya, Mori pun menoleh dan tatapannya bertemu dengan Kana.

"Ada apa?" Ucap Mori.

"Ah, tidak. Mori-senpai terlihat cocok memakai baju pilot." Ucap Kana gugup karena tertangkap basah memperhatikan Mori, tapi karena kemampuannya berakting, hal itu tidak terlalu terlihat.

Meski sudah berakting, Mori masih bisa menyadari kegugupan Kana. Ia tersenyum tipis kemudian mengelus kepalanya. Kana hanya terdiam lalu mendongak menatap Mori. Sedangkan para tamu sudah histeris saat melihat senyum Mori yang sangat jarang ia tunjukkan.

Bagi Mori, ia akan selalu mengikuti Honey. Hubungannya dengan Honey sudah seperti tuan dan pelayannya, tapi untuk Kana berbeda.

Entah sejak kapan, Mori sudah menganggap Kana berharga. Mungkin sejak pertemuan pertama mereka, atau mungkin sejak Kana bergabung dengan Host Club. Yang jelas, Mori tidak ingin Kana terluka, ia ingin melindunginya.

Flashback on

Kejadian ini terjadi saat awal masuk sekolah. Kana saat itu sedang berjalan menuju perpustakaan. Ia ingin melihat buku-buku yang ada disana.

Untuk pergi ke perpustakaan, ia harus melewati tempat latihan yang biasanya dipakai oleh Mori untuk berlatih kendo.

Kana pun memanfaatkan kesempatan itu untuk curi-curi pandang ke arah Mori, ia sedikit penasaran dengan karakter yang tidak banyak bicara itu.

Mori dengan kemampuannya dapat memotong beberapa boneka jerami dalam sekali gerakan yang sangat sulit untuk dilihat saking cepatnya pergerakan Mori.

'Hebat.' Pikir Kana yang terpaku melihat itu, ini pertama kalinya ia melihat orang yang sehebat itu dalam kendo.

Di dunianya dulu, tidak ada yang kemampuannya dapat menyamai Mori. Kana tentu saja merasa kagum dengan Mori.

Mori orang yang sangat tekun, ia tidak melewatkan satu hari pun tanpa latihan. Tidak heran jika Mori memiliki banyak penggemar karena pesonanya itu.

"Aku jadi bertanya-tanya apakah akan ada gadis yang berhasil menarik perhatiannya?" Ucap Kana yang bergumam sambil menatap Mori.

Merasa ada yang menatapnya, Mori pun melirik ke arah dimana Kana tengah berdiri menatapnya. Kana yang ketahuan pun segera melangkah pergi dari sana. Mori sendiri tidak merasa tertarik, ia sudah biasa jika ada gadis yang melihatnya latihan seperti ini.

Beberapa hari pun berlalu, Kana tidak pernah terlihat lagi sejak hari itu, membuat Mori sedikit kepikiran. Biasanya gadis-gadis yang melihatnya latihan akan datang beberapa kali, tapi gadis ini tidak, ia hanya sekali melihatnya.

Apakah itu hanya kebetulan? Mori tidak tau, tapi ia tidak bisa melupakan warna rambut Kana yang unik. Rambut abu-abu yang jarang dimiliki oleh orang-orang di sekitarnya. Mori memutuskan untuk tidak memikirkannya lebih jauh, ia memilih untuk fokus pada latihannya lagi.

Saat Mori hampir melupakan gadis berambut abu-abu yang ia lihat di hari itu, gadis itu kembali muncul di hadapannya.

"Perkenalkan, namaku Kobayashi Kana dari kelas 1-A, aku yang akan membuat kue dan memasak untuk kalian, mohon bantuannya." Ucap Kana sopan sambil sedikit membungkukkan badannya di hadapan mereka.

"Perempuan?" Ucap Hikaru.

"Apa kita memang memerlukannya?" Ucap Kaoru.

"Dengan adanya Kana, kita tidak perlu membeli kue lagi, cukup Kana yang membuatnya. Dengan kata lain, kita menghemat biaya yang perlu dikeluarkan." Ucap Kyoya.

"Tapi ini kan Host Club, seharusnya hanya ada laki-laki saja." Ucap Hikaru.

"Kalau butuh koki, kita bisa mempekerjakan orang lain." Ucap Kaoru.

"Tapi kue buatan Kana-chan sangat enak, lho!" Ucap Honey berbunga-bunga.

"Kau sudah mencobanya, Honey-senpai?" Ucap Tamaki yang dibalas dengan anggukan oleh Honey.

"Sangat enak! Rasanya melebihi yang biasa kita beli!" Ucap Honey.

"Berarti Honey-senpai tidak keberatan, bagaimana dengan yang lain?" Ucap Tamaki.

Si kembar saling menatap kemudian mengedikkan bahu mereka. Mereka tidak lagi mempermasalahkan gender, sedangkan Mori akan mengikuti keputusan Honey seperti biasanya, tapi tatapannya tak lepas dari Kana yang berdiri tidak jauh darinya.

Tubuh Kana yang lebih kecil darinya terlihat begitu rapuh. Sangat berbeda dengan Honey yang meski tubuhnya kecil, ia memiliki kekuatan yang luar biasa. Tanpa sadar, perasaan ingin melindungi pun tumbuh setiap ia melihat sosok Kana.

Saat ini, Kana sedang membersihkan alat-alat yang ia gunakan untuk memasak sebelumnya sedangkan yang lain tengah sibuk pada kegiatan masing-masing. Honey memakan kue, si kembar dan Tamaki bermain game, dan Kyoya yang sibuk dengan pekerjaannya di laptop.

"Biar kubantu." Ucap Mori yang membuat Kana sedikit terperanjat kaget karena Mori yang tiba-tiba saja berdiri di sampingnya, padahal sebelumnya masih berada di dekat Honey.

"Tidak perlu, senpai. Aku bisa sendiri." Ucap Kana tapi Mori tidak mendengarkannya dan sudah mengelap piring-piring yang baru saja dicuci.

Kana tidak bisa berkata apapun lagi, suasana sangat hening hingga terasa canggung. Ia pun berusaha mencairkan suasana.

"Ano...senpai, apa boleh aku bertanya?" Ucap Kana yang dibalas anggukan oleh Mori. 

Kana sedikit ragu-ragu untuk menanyakan hal itu.

"Um...bagaimana...caranya menjadi tinggi?" Ucap Kana sambil mendongak menatap Mori yang lebih tinggi darinya.

Matanya tampak sedikit berbinar yang menurut Mori sangat menggemaskan.

"Pffttt..." 

Mori segera menahan tawanya sedangkan Kana yang menyadari itu mengerutkan keningnya kesal.

Mori pun mengelus kepala Kana dengan lembut diiringi dengan senyuman lebar yang tidak pernah ia perlihatkan. Kana terdiam melihat itu, ia tidak menyangka Mori bisa tersenyum seperti itu padanya mengingat mereka bahkan tidak dekat.

'Seandainya dia sering tersenyum seperti ini, pasti penggemarnya sudah lebih banyak dari Tamaki-kun.' Pikir Kana.

"Mori-senpai, kau harus lebih sering tersenyum. Rasanya sedikit sayang wajah tampanmu itu selalu datar." Ucap Kana yang mengutarakan pendapatnya.

Mori pun menggelengkan kepalanya mendengar itu.

"Aku tidak tertarik." Ucap Mori.

"Kalau begitu, aku beruntung." Ucap Kana lalu tersenyum manis. "Karena bisa melihat senyuman senpai itu."

Mori pun kembali tersenyum. Senyuman yang Kana berikan seolah menular padanya. Sejak itu, Mori akan selalu tersenyum saat melihat Kana.

Flashback off

Saat mengingat kenangan itu, Mori kembali tersenyum. Ternyata butuh waktu cukup lama baginya untuk menyadari bahwa perasaan yang ia miliki adalah perasaan suka pada lawan jenis.

Mori baru menyadari perasaan itu beberapa bulan setelah Kana bergabung dengan Host Club. Ia menyadarinya saat ia melihat tatapan Honey pada Kana yang berbeda dengan saat ia menatap gadis lain.

Saat itu, Mori merasakan nyeri di dadanya meski ia tidak tau karena apa. Setelah mencoba mencari tau dengan membaca beberapa buku, ia akhirnya menyadari bahwa itu adalah perasaan cemburu.

'Syukurlah aku tidak terlambat menyadari perasaan ini.' Pikir Mori sambil menatap lekat Kana yang tengah berbicara dengan Honey.

To be continued

The Girl From Another World (Ouran High School Host Club x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang