Special Part: Suoh Tamaki

467 54 1
                                    

Saat ini, Kana sedang bersiap menggunakan dress selutut dengan motif bunga. Setelah melihat penampilannya di cermin full body, Kana pun tersenyum puas.

"Perfect." Ucap Kana lalu meraih tas sling bag putih miliknya.

Setelahnya, Kana segera turun ke lantai 1 mansion dimana Tamaki ternyata sudah menunggunya di ruang tamu.

Tamaki yang mendengar suara langkah kaki dari arah tangga segera mendongak dan ia melihat Kana yang berjalan menuruni tangga. Pakaiannya sederhana namun memiliki kesan manis dan feminim.

Tamaki tak dapat menyembunyikan senyumnya begitu melihat itu. Ia segera menghampiri Kana dan meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya.

"Sangat cantik." Ucap Tamaki.

Kana hanya tersenyum menanggapi itu. Sedangkan Lilian yang melihat kedua orang berbeda jenis kelamin dengan visual luar biasa tak bisa menahan senyumnya.

"Kami pergi dulu." Ucap Kana pada Lilian.

"Hati-hati, nona." Ucap Lilian yang Kana hanya balas dengan anggukan kepala.

Setelahnya, Kana menaiki mobil sport yang dikemudikan oleh Tamaki. Tamaki ternyata membawanya ke sebuah taman hiburan yang saat itu sedang sepi, lebih tepatnya Tamaki memang menyewa taman hiburan itu untuk mereka nikmati tanpa harus berada di tengah keramaian.

Tamaki tentunya sangat bersemangat karena dirinya memang baru pertama kali pergi ke taman hiburan.

"Bagaimana kalau kita naik itu dulu?" Ucap Kana sambil menunjuk sebuah Komedi Putar.

"Ya! Ayo!" Ucap Tamaki sambil tersenyum lebar dan meraih tangan Kana.

Tamaki kemudian sedikit berlari ke arah Komedi Putar itu. Kana hanya terkekeh geli melihat Tamaki yang seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru.

"Ayo, Kana! Kau juga harus naik!" Ucap Tamaki sambil melambaikan tangannya, meminta Kana untuk segera mendekat dan bergabung dengannya.

Kana pun mendekat dan menaiki salah satu kuda yang ada di Komedi Putar, bersebelahan dengan Tamaki. Setelahnya, Komedi Putar itu pun bergerak sendiri.

Selang beberapa menit, wahana itu berhenti dan mereka berganti memainkan wahana lain yang ada disana. Mulai dari Kora-kora, Hysteria, Tornado, Rollercoaster, Cangkir Putar dan terakhir, Bianglala.

Tamaki menatap kagum pemandangan indah di bawah saat Bianglala sudah bergerak naik ke atas. Kana hanya tersenyum melihat itu, Tamaki bahkan lebih bersemangat dari dirinya yang juga baru pertama kali pergi ke taman hiburan.

Dulu, dirinya sama sekali tidak bisa pergi ke tempat-tempat umum seperti ini karena harus terus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Bahkan setelah bekerja pun, dirinya harus menyelesaikan pekerjaan di rumah orang tua angkatnya.

Kana bersyukur dirinya adalah anak yang memiliki kapasitas otak di atas rata-rata sehingga memudahkannya untuk bisa cepat memahami materi. Jika tidak, ia pasti akan tertinggal dari anak-anak seumurannya.

Masa kelam itu sudah berakhir dan dirinya kini menjadi Kobayashi Kana, seorang putri tunggal keluarga konglomerat. Tapi yang membuat dirinya lebih bahagia adalah karena dirinya yang mengenal Tamaki.

Jika saja saat itu Tamaki tidak membawanya bergabung ke Host Club, dirinya tidak akan tau bahwa ada begitu banyak orang yang mencintai dirinya.

"Arigatou, Tamaki-kun." Ucap Kana yang membuat Tamaki menoleh menatapnya.

"Kenapa kau berterima kasih padaku?" Ucap Tamaki yang kebingungan.

"Terima kasih karena sudah mengajakku untuk bergabung dengan Host Club." Ucap Kana sambil tersenyum.

Tamaki menggelengkan kepalanya mendengar itu lalu meraih tangan kanan Kana dan meletakkannya di pipi kirinya.

"Kau tidak perlu berterima kasih, justru seharusnya akulah yang berterima kasih padamu. Jika bukan karenamu, aku mungkin akan benar-benar pergi meninggalkan Host Club saat itu. Aku mungkin memang akan bertemu dengan ibuku kembali, tapi aku tidak yakin aku akan benar-benar bahagia disana melebihi disini. Terutama karena disana tidak ada dirimu, Kana." Ucap Tamaki sambil menatap lekat Kana, tepat pada manik matanya. "Saat itu aku memang sudah mengatakannya, tapi aku ingin mengatakannya lagi."

Kembang api kemudian ditembakkan ke langit selagi Tamaki berbicara sehingga suaranya tidak terdengar jelas karena kerasnya suara kembang api.

Meski begitu, Kana mengetahui apa yang Tamaki ucapkan. Ia pun tersenyum lembut dan mengelus pipi Tamaki.

"Aku juga, Tamaki-kun. Aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu." Ucap Kana lalu tersenyum manis.

Tamaki yang melihat itu ikut tersenyum dan mendekatkan dirinya pada Kana. Ia mengikis jarak di antara mereka dan Kana memilih memejamkan matanya. Saat kedua bibir itu akan saling menempel, petugas wahana membuka pintu tempat mereka berada, membuat mereka sama-sama mematung sedangkan petugas itu menggaruk tengkuknya canggung bercampur malu.

Tamaki pun menatap kesal petugas itu karena sudah merusak momennya sedangkan Kana tertawa kecil.

"Sepertinya kau kurang beruntung hari ini, Tamaki-kun." Ucap Kana.

Tamaki mencebikkan bibirnya kesal dan meraih tangan Kana agar segera berdiri dan mengikuti langkahnya. Mereka pergi ke sebuah kursi panjang dan duduk disana.

Tamaki masih saja mencebikkan bibirnya sedangkan Kana memilih menggenggam tangan Tamaki. Tamaki mulai berpikir apakah dirinya harus membuat petugas tadi kehilangan pekerjaan karena sudah menggagalkan momennya.

"Tamaki-kun, jangan marah padanya. Dia hanya melakukan pekerjaannya saja." Ucap Kana yang seolah bisa menebak apa yang Tamaki pikirkan.

"Tapi dia mengacaukan semuanya. Padahal harusnya tadi jadi momen terbaik." Ucap Tamaki.

Kana diam sembari berpikir apa yang harus dirinya lakukan agar mood Tamaki kembali. Ia pun tersenyum begitu mendapatkan ide.

"Tamaki-kun." Ucap Kana yang membuat Tamaki menoleh menatapnya.

Begitu dirinya menoleh, Kana langsung saja mencium Tamaki tepat di bibirnya. Tamaki yang diperlakukan seperti itu terkejut, tapi ia kemudian memejamkan mata dan merangkul pinggang Kana.

Tamaki bahkan dengan berani meraih tengkuk Kana untuk memperdalam ciuman mereka. Mereka berciuman selama beberapa menit sampai Tamaki akhirnya menjauhkan dirinya dari Kana. Ia kemudian mengusap bibir Kana dan menatap lekat gadis itu.

"Kau membuatku gila." Ucap Tamaki lalu menyatukan keningnya dengan kening Kana. "Jangan meninggalkanku."

"Apa maksudmu?" Ucap Kana yang tak mengerti.

"Karena aku anak di luar nikah, mungkin saja aku tidak akan menjadi penerus karena nenek tidak menyukaiku. Mungkin saja aku akan kehilangan seluruh kekayaan keluarga Suoh. Jika hal itu benar-benar terjadi, kumohon jangan meninggalkanku." Ucap Tamaki dengan tatapan memohonnya.

"Tidak akan. Aku tidak akan meninggalkanmu." Ucap Kana.

"Janji?" Ucap Tamaki.

"Aku berjanji untuk tidak akan meninggalkan Suoh Tamaki apapun yang terjadi. Kau bisa memegang kata-kataku." Ucap Kana dengan ekspresi seriusnya.

Tamaki merasa sangat senang dan memeluk Kana erat. Ia berharap Kana tidak akan pernah meninggalkannya. Jika sampai itu terjadi, ia tidak tau apa yang harus dirinya lakukan. Dan entah apa yang akan terjadi pada dirinya.

The Girl From Another World (Ouran High School Host Club x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang