Special Part: Fujioka Haruhi

412 46 1
                                    

Di sebuah kafe yang tidak terlalu ramai, duduk seorang gadis yang asik memainkan ponselnya. Ia sedang memeriksa data-data perusahaan yang penting sampai tidak menyadari bahwa seorang pria manis sudah duduk di kursi yang ada di depannya.

"Maaf, senpai. Apa senpai sudah menunggu lama?" Ucap pria manis itu, Fujioka Haruhi.

Tapi Kana sama sekali tidak menjawabnya, matanya masih fokus menatap layar ponselnya dengan kening yang berkerut.

"Senpai?" Ucap Haruhi sambil menyentuh tangan Kana yang membuat Kana tersadar dari lamunannya.

"Ya? Ah, Haruhi-kun. Maaf, aku tadi sedang banyak pikiran." Ucap Kana sambil meletakkan ponselnya ke atas meja.

"Tidak apa-apa, senpai. Justru aku yang harusnya minta maaf karena membuat senpai harus repot-repot membantuku belajar." Ucap Haruhi.

"Jadi, apa yang tidak kau pahami?" Ucap Kana.

Haruhi segera mengeluarkan buku-buku dari tasnya. Acara belajar itu pun berlangsung cukup lama dengan Kana yang mengajari Haruhi beberapa hal yang Haruhi tidak mengerti.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Haruhi untuk bisa memahami apa yang Kana ajarkan. Namun kegiatan belajar itu harus terhenti karena ponsel Kana yang berbunyi nyaring.

Kana segera meraih ponselnya dan melihat bahwa perusahaan ayahnya sedang coba diretas oleh orang tak dikenal.

"Heh, jadi menantangku? Baiklah, aku akan melayaninya." Ucap Kana sambil tersenyum menyeringai.

Haruhi yang melihat itu tidak mengerti.

"Haruhi-kun, apa kau bawa laptop?" Ucap Kana.

"Ah, iya." Ucap Haruhi lalu segera mengeluarkan laptopnya.

Kana pun berpindah duduk di samping Haruhi dan mengambil alih laptop itu dari pemiliknya.

"Aku pinjam sebentar ya, ini tidak akan lama." Ucap Kana sambil tersenyum.

Haruhi hanya menganggukkan kepalanya sedangkan Kana fokus mengetik sesuatu di laptop Haruhi. Hal itu terjadi selama beberapa menit sampai Kana akhirnya terkekeh sinis.

"Ini akibatnya berani menantangku." Ucap Kana lalu setelah menekan 'enter', dirinya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

Kana baru saja mengirimkan sebuah virus pada orang yang sudah berani mencoba menyerang perusahaan ayahnya. Orang itu kini sudah pasti gelagapan karena baru saja dikalahkan oleh Kana.

"Sudah selesai." Ucap Kana sambil memberikan laptop itu kembali pada pemiliknya.

"Apa yang senpai lakukan?" Ucap Haruhi yang sedari tadi memang tidak mengerti apa yang Kana lakukan.

Haruhi hanya melihat Kana mengetik sesuatu di laptopnya dimana ada banyak tulisan yang tidak jelas. Meski ia pintar, ia tidak mengerti sesuatu yang berhubungan dengan hacking.

"Tadi ada yang mencoba meretas perusahaan ayahku, tapi aku sudah membalasnya." Ucap Kana dengan tenang seolah apa yang dirinya lakukan bukanlah hal besar.

Haruhi sendiri menatap kagum pada Kana. Ia mulai memikirkan bahwa dirinya berada di posisi terendah dari yang lain. Ia tidak kaya, ia hanya memiliki otak cerdas yang membuatnya bisa mendapatkan beasiswa.

Dari segi fisik, dirinya tidak cukup terlihat seperti laki-laki sejati. Tubuhnya bahkan sangat kurus dan terlihat sekali bahwa dirinya lemah sehingga tidak akan sanggup melindungi seorang perempuan saja.

Haruhi merasa dirinya tidak pantas untuk bisa berada di sisi Kana yang tergolong sempurna. Hampir tidak ada kecacatan dari fisik maupun kepintaran Kana.

"Ada apa?" Ucap Kana yang membuat Haruhi tersadar dari lamunannya.

"Eh? Ah, bukan apa-apa." Ucap Haruhi sambil menundukkan kepalanya, terlihat sekali dirinya mencoba menyembunyikan kegundahannya.

"Bohong." Ucap Kana sambil menatap lekat Haruhi.

Kana menangkup pipi kiri Haruhi dengan tangan kanannya lalu mengusapnya lembut.

"Ada apa? Hm? Katakan padaku." Ucap Kana sambil tersenyum lembut.

Mendapat perlakuan lembut seperti itu membuat pertahanan Haruhi akhirnya hancur. Ia tidak bisa lagi menyembunyikan apa yang mengganggu pikirannya.

"Aku...tidak pantas untuk senpai." Ucap Haruhi.

"Kenapa kau bicara begitu?" Ucap Kana.

"Habisnya aku tidak kaya seperti anak-anak lain yang sekolah di Ouran. Aku juga tidak kuat seperti laki-laki sejati. Aku merasa diriku tidak cukup baik untuk senpai yang seorang anak konglomerat." Ucap Haruhi.

Mendengar itu, Kana mengetuk dagunya sembari berpikir cara untuk meyakinkan Haruhi bahwa dirinya cukup pantas untuk berdiri di sampingnya.

"Haruhi-kun, kau tau kan aku tidak peduli pada hal seperti itu?" Ucap Kana.

"Tetap saja, jika aku tidak cukup pantas, pada akhirnya kita akan berpisah, kan?" Ucap Haruhi yang semakin murung.

Haruhi tidak ingin berpisah dengan Kana, ia ingin tetap bersama Kana selamanya.

"Kalau begitu, buatlah dirimu pantas untukku." Ucap Kana yang membuat Haruhi terkejut mendengar itu.

Haruhi menatap Kana untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

"Kau itu pintar, suatu saat pasti akan bisa menjadi orang yang sukses jika mau berusaha. Sampai saat itu tiba, aku akan menunggumu." Ucap Kana sambil tersenyum.

Haruhi merasa tersentuh mendengar itu, Kana yang ingin menunggunya bahkan meski dirinya tidak tau kapan saat itu akan tiba. Ia pun tersenyum dan menggenggam tangan Kana dengan ekspresi seriusnya.

"Aku mengerti. Aku akan membuktikannya. Aku akan belajar dengan keras dan menjadi sukses. Aku akan membuat diriku pantas berdiri di samping senpai." Ucap Haruhi dengan penuh tekad yang membuat Kana tersenyum mendengar itu.

Setelahnya, mereka kembali melanjutkan kegiatan belajar itu sampai langit berganti warna dari biru menjadi hitam. Mereka saat ini sedang berjalan melewati jalan setapak dengan diterangi oleh lampu-lampu jalan. Suasana saat itu sudah sepi karena sebagian besar orang sudah pulang ke rumah masing-masing.

Mereka menikmati waktu itu dengan saling bergandengan tangan dan senyum yang tak luntur dari bibir mereka. Haruhi lalu menghentikan langkahnya yang membuat Kana juga ikut berhenti melangkah. Ia kemudian menatap Kana lekat dan menyampaikan apa yang selama ini ada di pikirannya.

"Senpai, aku mencintaimu. Saat aku sukses nanti, aku berjanji akan menikahimu." Ucap Haruhi dengan ekspresi seriusnya.

Kana menggelengkan kepalanya mendengar itu.

"Jangan berjanji seperti itu padaku. Kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan, Haruhi-kun." Ucap Kana.

Haruhi sedikit terkejut dengan ucapan Kana. Ia pikir Kana akan senang, tapi justru reaksi Kana tidak sesuai dengan yang dia harapkan.

Perlahan, Haruhi mendekatkan dirinya pada Kana dan merangkul pinggang gadis itu.

"Senpai, bolehkah aku menciummu?" Ucap Haruhi yang membuat Kana sedikit terkejut mendengar itu tapi ia kemudian tersenyum dan memejamkan matanya.

Tidak adanya respon penolakan membuat Haruhi menganggap jawabannya adalah ya. Ia pun mendekatkan wajahnya dengan Kana, semakin mengikis jarak di antara mereka sampai bibir mereka menempel satu sama lain.

Ciuman itu begitu lembut seolah Haruhi tidak ingin menyakiti Kana bahkan meski hanya sedetik.

Dalam benaknya, Haruhi berjanji akan menjadi sukses dan mewujudkan impiannya berdiri di samping Kana. Ia akan berjuang untuk mewujudkan hal itu demi bisa bersama dengan gadis yang dirinya cintai.

The Girl From Another World (Ouran High School Host Club x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang