Special Part: Haninozuka Mitsukuni

495 60 2
                                    

Kana saat ini sedang tidur di kamarnya. Ia tidur begitu nyenyak hingga suara dering telepon membuat dirinya mau tidak mau harus membuka matanya dan meraih ponselnya untuk mengangkat panggilan itu.

"Halo?" Ucap Kana.

"Kana-chan..."

Suara itu terdengar sedikit serak, tapi Kana jelas tau siapa orang yang meneleponnya. Karena hanya satu orang yang akan memanggilnya seperti itu. Selain itu, dari suaranya yang sedikit serak dan lemah, Kana bisa menyimpulkan satu hal lainnya.

"Senpai, kau sakit?" Ucap Kana.

Terdengar suara seperti batuk dari seberang sana yang cukup untuk menjawab pertanyaan Kana. Tanpa menunggu jawaban, ia segera mematikan sambungan telepon itu dan bersiap-siap.

Di sisi lain, Honey yang melihat teleponnya dimatikan langsung cemberut dan akan menangis.

"Kenapa dimatikan? Apa Kana-chan tidak mau bicara denganku? Padahal aku kangen." Ucap Honey.

Memang selama libur sekolah sudah 2 hari mereka tidak bertemu sehingga Honey merasa rindu pada Kana. Ia ingin mendengar suara lembut gadis itu dan merasakan elusan Kana pada kepalanya.

Kondisi Honey sendiri sama sekali tidak baik, hidung dan pipi yang memerah dengan suhu tubuh yang tinggi akibat demam. Suhu tubuhnya mencapai 39° yang cukup mengkhawatirkan.

Honey menatap ponselnya untuk beberapa saat sebelum akhirnya kembali berbaring dengan nyaman di ranjang sambil memeluk Usa-chan kesayangannya.

Suasana hatinya menjadi begitu buruk karena Kana yang mematikan telepon secara sepihak. Tapi suasana hatinya langsung berubah begitu melihat Kana yang berdiri di ambang pintu kamarnya dengan diantar oleh seorang pelayan.

"Kana-chan!" Ucap Honey yang terkejut tapi tak dipungkiri dirinya juga senang akan kehadiran Kana.

Padahal belum 20 menit sejak ia menelepon Kana, tapi kini gadis itu sudah berada di hadapannya.

"Apa aku sedang berhalusinasi?" Ucap Honey dengan mata sayunya berusaha untuk fokus menatap ke arah Kana berada meski kepalanya terasa begitu berat.

Kana berjalan mendekati Honey kemudian menyentuh kening Honey dimana ia bisa merasakan bahwa Honey sedang demam tinggi. Ia pun menatap tajam pelayan rumah Haninozuka yang tadi mengantarnya.

"Kalian ini bagaimana, sih? Masa kalian tidak tau majikan kalian sedang sakit?" Ucap Kana marah.

"Saya benar-benar tidak tau, nona."

Pelayan itu terus menunduk, tidak berani menatap Kana yang sedang marah. Honey pun meraih tangan Kana dan menggenggamnya.

"Kana-chan, jangan marah." Ucap Honey dengan tatapan memohon yang membuat Kana akhirnya luluh.

"Siapkan kompres dan buatkan bubur. Panggilkan juga dokter." Ucap Kana yang memberikan perintah.

Pelayan itu segera mematuhinya. Tak lama kemudian, pelayan itu kembali membawa kompres ke kamar majikannya.

Kana pun segera menggunakan kompres itu untuk mengompres kening Honey sedangkan Honey hanya tersenyum menatapnya. Honey sangat senang dengan Kana yang begitu perhatian padanya.

Setelah dokter datang dan Honey diperiksa, Kana menyuapkan bubur pada Honey. Honey dengan patuh memakan bubur itu hingga habis dan meminum obatnya yang membuat Kana tersenyum melihat itu.

"Anak pintar." Ucap Kana sambil mengelus kepala Honey.

"Kana-chan, jangan perlakukan aku seperti anak kecil." Ucap Honey.

"Hm? Apa aku begitu?" Ucap Kana yang Honey balas dengan anggukan.

"Aku tidak suka, aku ini lebih tua darimu." Ucap Honey.

"Tapi senpai menyukainya, kan?" Ucap Kana.

"Itu..." Ucap Honey yang kebingungan harus menjawab apa.

Honey suka dengan perhatian yang Kana berikan, tapi perhatian itu cenderung lebih ke perhatian seorang ibu kepada anaknya. Hal itu membuat Honey merasa diperlakukan seperti anak kecil, padahal dirinya ingin Kana menganggapnya sebagai laki-laki.

"Aku tidak pernah menganggap senpai sebagai anak kecil." Ucap Kana yang membuat Honey terkejut mendengar itu. "Sekarang aku akan jujur."

Kana menjeda ucapannya untuk melihat reaksi Honey. Honey menatapnya penuh minat dan terlihat siap untuk mendengarkan ucapannya.

"Aku awalnya menganggap Honey-senpai sebagai anak yang imut dan menggemaskan, tapi dugaanku salah. Aku malah berdebar saat bersama senpai seperti ini." Ucap Kana lalu menyentuh dada kirinya dimana letak jantungnya berada. "Disini, jantungku selalu berdetak cepat saat bersama senpai."

Kana yang duduk di tepi ranjang mulai mendekatkan dirinya pada Honey yang masih duduk diam di tengah-tengah ranjang. Ia kemudian mencium Honey, tepat pada bibirnya.

Ciuman yang mereka lakukan untuk pertama kalinya karena mereka biasanya hanya saling mencium pipi atau kening.

Honey menerima ciuman itu dan bahkan memejamkan matanya untuk beberapa saat sebelum akhirnya Kana menjauhkan wajahnya dan menatap Honey dengan tatapan lembutnya.

"Aku mencintaimu. Kau perlu tau itu." Ucap Kana sambil tersenyum manis.

Pipi Honey yang sudah memerah karena demam kini semakin memerah karena mendapat ciuman dari Kana. Ia pun menunduk malu dan memainkan ujung piyama yang ia gunakan.

"Sekarang tidur ya, biar cepat sembuh." Ucap Kana.

Honey hanya bisa mengangguk dan membaringkan tubuhnya. Setelahnya, Kana menyelimuti tubuh Honey. Honey masih belum memejamkan matanya, ia justru menatap Kana dengan kedua tangan yang terentang.

"Peluk." Ucap Honey yang membuat Kana terkekeh geli melihat itu.

Kana pun berbaring di samping Honey dan Honey segera memeluk tubuh Kana dan membenamkan wajahnya di dada gadis itu. Ia mendusel dengan manja sebelum akhirnya benar-benar tertidur.

Kana hanya tersenyum melihat itu sembari mengelus kepala Honey untuk beberapa saat sebelum dirinya ikut tertidur.

Esoknya, Honey sudah sehat seperti sedia kala, tapi tidak berlaku bagi Kana yang mengalami demam tinggi dan terbaring lemah di atas ranjang. Honey yang melihat itu pun menangis.

"Kana-chan sakit. Ini gara-gara aku." Ucap Honey yang merasa bersalah.

Kana yang melihat itu mengelus kepala Honey untuk menenangkannya.

"Besok juga sembuh. Tidak apa-apa." Ucap Kana.

"Kana-chan, kalau aku menciummu apa penyakitnya bisa berpindah padaku lagi? Biarkan aku menciummu." Ucap Honey dengan tatapan memelas yang membuat Kana harus mati-matian menahan agar tidak mencium pipi Honey.

"Jangan! Nanti senpai malah sakit lagi!" Ucap Kana.

"Tapi..." Ucap Honey.

"Aku tidak apa-apa. Sungguh. Jadi biarkan aku memelukmu." Ucap Kana sambil merentangkan kedua tangannya.

Honey yang melihat itu langsung saja naik ke atas ranjang dan memeluk Kana erat.

"Cepat sembuh ya, Kana-chan. Biar kita bisa main sama Usa-chan." Ucap Honey.

"Ya." Ucap Kana lalu memejamkan matanya untuk tidur, begitu juga dengan Honey.

The Girl From Another World (Ouran High School Host Club x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang