Bab 1

245K 5.1K 160
                                    

Jika diberikan pertanyaan siapa wanita paling nakal di keluarganya maka Olivia Blair akan menjawab dirinya lah si wanita paling nakal di dalam keluarganya bahkan di dalam lingkaran pertemanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika diberikan pertanyaan siapa wanita paling nakal di keluarganya maka Olivia Blair akan menjawab dirinya lah si wanita paling nakal di dalam keluarganya bahkan di dalam lingkaran pertemanannya.

Orang tua Olivia saja sampai geleng-geleng kepala melihat kenakalan putri sulung mereka itu, bagaimana tidak? Olivia sudah merokok saat masih duduk di bangku SMA.

Dalam seminggu Olivia bisa berkali-kali berganti kekasih, semua laki-laki tampan pasti sudah pernah ia pacari. Mulai dari ketua kelas yang pintar, ketua basket yang berbadan atletis, anak band yang suka bikin onar hingga anak murid paling cupu pun pernah Olivia mainkan perasaannya.

Mungkin kalau di sekolahnya ada guru muda yang tampan pasti Olivia juga sudah menggodanya, sayang sekali tidak ada guru yang seperti itu untuk Olivia jadikan mainan pelepas rasa bosannya.

Kini Olivia berdiri di rooftop gedung sekolahnya, merokok sembunyi-sembunyi di hari kelulusan. Tanda lulus telah dibagikan, semua murid yang lain tengah merayakan nilai terbaik mereka dengan keluarga mereka.

Olivia tidak mungkin merayakan kelulusannya dengan orang tuanya, yang ada orang tuanya hanya akan memaki Olivia karna skor yang Olivia dapatkan tidak memuaskan.

Bukannya Olivia bodoh, hanya saja kedua orang tua Olivia selalu ingin hasil yang sangat sempurna. Olivia hanya akan dibandingkan dengan sang Kakak perempuannya yang berhasil mendapatkan nilai 100 dalam semua materi ujian.

Nilai dibawah itu tidak akan dihargai, meski Olivia masuk jajaran dengan nilai hasil ujian tertinggi sekalipun selama bukan jadi yang nomor satu orang tua Olivia tidak akan menganggap hal itu membanggakan, justru dianggap memalukan.

Pintu rooftop terbuka, Olivia menoleh mengira guru yang datang untuk memarahinya lagi karena merokok di atap sekolah tapi ternyata sahabatnya yang bernama Lorraine lah yang datang.

Olivia menghembuskan asap rokok yang sebelumnya ia hisap, "Kau tidak merayakan kelulusan mu dengan keluarga mu?" tanya Olivia dengan senyuman, senyuman manis yang sebenarnya ia maksudkan untuk meledek Lorraine karna Lorraine dan dirinya sama. Sama-sama diacuhkan oleh orang tua mereka.

"Kau tahu sendiri seberapa tidak dekatnya aku dengan orang tua ku, kau masih ada rokok? Aku mau satu." Lorraine sahabat Olivia itu berdiri di samping Olivia, menerima sebatang rokok dan pemantik yang Olivia berikan.

Mereka berdua merokok di atap sambil memandang pemandangan di bawah, pemandangan anak-anak murid lain yang dipeluk orang tua mereka karna telah lulus.

"Apa nanti malam kau akan menghadiri acara kelulusan yang diadakan sekolah?" tanya Lorraine pada Olivia.

"Untuk apa aku menghadiri acara itu, lebih baik aku ke club' minum-minum merayakan bebasnya aku dari status pelajar. Bagaimana kau mau ikut? Kita sudah legal jadi tenang saja."

Lorraine berdecih, "Sebelum kita legal pun kau sudah minum-minum."

Olivia cemberut mendengar sindiran Lorraine. "Tapi kan itu hanya sedikit, aku hanya coba-coba saja karna penasaran dengan rasanya. Kalau sekarang aku ingin minum sampai puas, sampai pingsan kalau perlu."

Lost in Lust [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang