Bab 4

160K 4.2K 214
                                    

“Kau kelihatan stress, apa kau masih mencari wanita itu? Wanita yang kau bilang telah kau ambil keperawanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau kelihatan stress, apa kau masih mencari wanita itu? Wanita yang kau bilang telah kau ambil keperawanannya.”

Sahabat Darius—Eric Akihiko menatap Darius yang sejak datang bersamanya ke klub ini terus saja memasang wajah tak enak dilihat. Eric kira ini soal hal yang sama lagi, karna akhir-akhir ini hal yang membuat mood Darius buruk adalah kegagalannya dalam menemukan wanita yang sekitar beberapa bulan yang lalu sempat sahabatnya itu tiduri.

“Sudah relakan saja, meski kau yang jadi laki-laki pertama wanita itu bukan berarti kau harus mencarinya. Masih banyak wanita di luar sana yang perawan, jangan hanya karna pernah mencicipi perawan sekali kau jadi merasa terikat seperti ini. Dia kehilangan keperawanannya bukan tanggung jawab mu.” tambah Eric lagi.

“Bukan itu, justru aku sudah bertemu dengan wanita itu lagi.” jawab Darius disela helaan nafas beratnya.

“Lalu kenapa kau terlihat kesal? Bukankah kau harusnya senang? Kau sudah berhasil menemukan wanita yang selama berbulan-bulan ini kau cari, dekati dia tiduri dia lagi untuk memenuhi rasa penasaran mu selama ini.” Eric tidak paham dengan Darius, seharusnya Darius senang bukannya merenung di klub malam begini.

“Tidak semudah itu, Eric. Wanita itu ternyata mahasiswi baru di kampus tempat ku mengajar, mana mungkin aku mengajak mahasiswi ku sendiri untuk tidur bersama. Aku tidak segila itu, itu sangat melawan prinsip ku.”

Eric berdecih mendengar perkataan Darius, prinsip katanya? Darius selalu bahas soal prinsipnya itu padahal Darius juga sudah pernah melanggar prinsipnya itu sebelum ini.

“Kau masih bicara soal prinsip? Dulu juga kau bilang kau tidak akan bercinta dengan sembarang wanita, kau bilang kau hanya akan bercinta dengan kekasih mu. Tapi nyatanya kau bercinta dengan wanita yang tak kau kenal 'kan? Prinsip mu itu sudah lama hancur oleh perbuatan mu sendiri.”

“Tetap saja, dia jauh lebih muda. Aku tidak suka berhubungan dengan wanita yang lebih muda, terlebih lagi yang tidak bisa diatur seperti Olivia. Melihat tingkahnya saja aku sudah sakit kepala. Aku tidak akan sanggup punya pasangan sepertinya.”

“Kau percaya diri sekali seolah dia mau jadi pasangan mu, dia kan belum tentu mau jadi pasangan mu.”

“Tapi dia menggoda ku.”

“Menggoda bukan berarti mau jadi pasangan mu Darius, kau bisa saja bukan satu-satunya laki-laki yang dia goda.”

Darius terdiam, perkataan Eric ada benarnya. Kenapa Darius percaya diri sekali kalau Olivia tertarik padanya hanya karna ia digoda, disebut seksi dan semacamnya. Bisa saja Olivia memang seperti itu orangnya, suka menggoda.

Entah kenapa membayangkan Olivia mengeringkan matanya dan menggoda laki-laki lain membuat kening Darius berkerut tak senang.

“Kalau kau memang tidak mau berhubungan dengan wanita itu ya sudah tolak dan abaikan. Selesai sudah perkara, kalau tidak kau respon juga dia akan berhenti. Yang terpenting kau sudah tahu siapa wanita yang menghabiskan malam dengan mu waktu itu jadi kau tidak akan mati penasaran dan pusing-pusing menunggunya di klub setiap malam lagi.”

Lost in Lust [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang