Darius menatap Olivia yang berada di bawahnya, langit sudah gelap tapi mereka berdua belum juga berhenti. Mereka berdua sudah penuh dengan keringat, Darius juga sudah tidak ingat ini pengaman yang ke berapa yang sudah Darius isi penuh dengan cairan ejakulasinya.
Darius memejamkan matanya, memberikan kecupan pada leher dan telinga Olivia saat mereka berdua sampai bersamaan. Darius menatap Olivis yang tampak indah di bawahnya. Tidak ada wanita yang pernah Darius tiduri seindah Olivia.
Bahkan saat dipenuhi keringat dan cairan ejakulasi pun kecantikan Olivia tetap bersinar, ini lah yang membuat laki-laki berlomba untuk mendapatkan Olivia? Karna bukan sekedar indah tapi Olivia juga lihai di ranjang, laki-laki mana yang tidak mau barang sekali saja tidur dengan Olivia.
Bahkan jika Olivia mengadakan sayembara jika ada yang bisa membawakannya emas segudang berlian maka boleh tidur dengannya, Darius yakin Olivia bisa jadi orang paling kaya di dunia ini.
Darius jatuh ke sisi samping Olivia yang kosong, nafas mereka berdua tersengal setelah melewati hari yang panjang bersimpah keringat.
Olivia menoleh ke arah Darius dengan senyum lebar, Olivia meraih pipi Darius dan mengecup singkat bibir Darius. “Seperti yang ku duga Pak Darius tidak pernah mengecewakan, kau selalu ahli membuat selangkangan ku kebas.”
Hati Darius berdesir karna kecupan singkat itu, Darius mencoba buang muka memilih menatap langit-langit kamar hotel. Darius mencoba menahan gelojak dalam dirinya.
Darius sudah tahu kalau ia telah jatuh dalam pesona Olivia, ia sadar kalau ia punya perasaan lebih pada mahasiswinya itu tapi Darius mati-matian berusaha untuk menelan perasaannya karena afeksi, godaan dan juga sentuhan yang Olivia berikan padanya hanya sebuah permainan.
Di antara semua orang Darius yang paling tahu posisinya, Olivia selalu datang padanya setiap kali Olivia merasa horny atau ingin bereksperimen yang tetap saja berurusan dengan ranjang. Olivia tidak pernah bicara pada Darius di luar konteks ranjang dan pelajaran.
Dan hal itu membuat perasaan Darius sedikit tercubit.
Ya, Darius paham kalau Olivia itu masih muda. Usia mereka terpaut sekitar 11 tahun, Olivia yang masih berjiwa bebas itu pasti hanya menganggap Darius sebagai alat untuk menghabiskan energinya yang berlebihan.
Darius mencoba menebak-nebak kenapa Olivia memilihnya untuk dijadikan partner ranjang, apa karna Darius tampan, tinggi, memiliki ereksi yang terbilang besar dibanding ukuran rata-rata atau karna Darius bisa menghandle Olivia saat Olivia menggila?
“Olivia..” panggil Darius pelan dengan suara seraknya.
“Hmm..” Olivia menjawab dengan dehaman pelan juga.
Darius tampak menimang-nimang keputusannya untuk mengatakan apa yang ingin ia tanyakan pada Olivia, Darius ragu namun pada akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Lust [END]
RomanceMau nilai bagus? Olivia punya cara untuk mendapatkannya selain belajar, yaitu dengan memberi blow job pada dosen killer yang pelit nilai. Jika blow job memuaskan maka nilai pun memuaskan.