Bab 18

46.1K 3.4K 365
                                    

Darius bermalam di hotel, perdebatannya dengan sang adik dan juga Ibunya yang keras kepala memaksa Darius untuk bertanggung jawab atas apa yang tidak Darius lakukan membuat Darius tidak tahan berada di rumah besar milik keluarganya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darius bermalam di hotel, perdebatannya dengan sang adik dan juga Ibunya yang keras kepala memaksa Darius untuk bertanggung jawab atas apa yang tidak Darius lakukan membuat Darius tidak tahan berada di rumah besar milik keluarganya itu.

32 tahun Darius menghabiskan hari-harinya di rumah itu tapi baru kali ini Darius merasa benar-benar tak sanggup untuk menginjakkan kaki di rumah keluarganya itu lagi.

Darius sudah dewasa, bahkan sudah terlalu dewasa. Usia Darius sudah 32 tahun tapi ia masih saja disetir oleh Ibunya sendiri. Banyak hal yang Darius korbankan demi membuat Ibunya itu senang, tapi tidak untuk kali ini.

Pernikahan bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, Darius tidak mau menikah dengan orang yang tidak ia cintai apa lagi menikah dengan orang yang menjebaknya. Darius tidak sudi.

Darius sayang pada Ibunya, adiknya, bahkan pada Enola pun Darius merasakan perasaan sayang. Di matanya Enola dan Dariel itu adalah adik kesayangannya. Tapi untuk kali ini Darius harus bersikap tegas, terlalu bersikap baik membuat mereka merasa menggampangkan perasaan Darius. Seolah perasaan Darius tidak penting dan yang penting hanyalah keinginan mereka.

Darius berbaring di ranjang kamar hotel, menatap langit-langit kamar hotel itu dalam diam.

Bagaimana semuanya bisa jadi seperti ini? Dulu keluarga mereka tidak sekacau ini, dulu Darius, Dariel dan Enola sangat dekat. Sering bermain bersama dan Darius selalu menjaga kedua orang tersayangnya itu setiap mereka sedang bersama.

Dulu mereka bahagia, Darius selalu menemani Dariel dan Enola belajar. Mengajari beberapa materi yang tidak mereka mengerti, dan banyak hal lainnya.

Dulu Enola adalah sosok gadis kecil yang menggemaskan di mata Darius, Enola adalah sosok adik perempuan yang Darius harapkan tapi tak bisa ia miliki karna Ibunya tak bisa hamil lagi. Ibu Darius pun begitu, menganggap Enola seperti anak yang dilahirkannya sendiri karna Enola sejak masih bayi sudah sering dititipkan di rumah Darius karna kedua orang tua Enola dulu cukup sibuk.

Darius ingat dulu Enola selalu menatap ke arahnya dengan mata bulatnya yang berbinar kagum setiap kali Darius pulang dengan seragam sekolahnya membawa piagam penghargaan, Darius dianggap panutan oleh Dariel dan Enola.

Enola saat itu dengan riang mengatakan kalau Darius adalah laki-laki paling keren yang pernah Enola kenal selain Ayahnya, Enola yang saat itu mengatakan dengan polosnya kalau Enola ingin jadi istri Darius di masa depan. Awalnya Darius menganggap itu hanya ucapan asal dari seorang anak kecil. Darius tidak menganggap serius, justru saat itu Darius menganggap Enola sangat menggemaskan.

Tapi Darius tidak pernah mengira kalau Enola serius dengan perkataannya waktu itu, Enola sampai sekarang masih ingin menjadi istri Darius. Gadis manis yang selama ini Darius kira adalah kelinci menggemaskan kini berubah menjadi rubah licik.

Handphone Darius tiba-tiba saja berdering, membuat lamunan Darius buyar seketika. Darius mengeluarkan handphone miliknya itu dari dalam saku celananya, ada panggilan masuk dari Ayahnya.

Lost in Lust [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang