#3. Asa di Ruang Hampa | Gala Auriga Fictional Story

10 1 0
                                    


Kertas tebal berwarna mayoritas merah muda-ungu-putih berada di genggaman tangan seorang pemuda yang tengah duduk di balik meja belajarnya. Di sana juga ada hiasan-hiasan di sisi-sisinya yang membuat kertas tersebut terlihat menarik. Di bagian pojok bawah kiri tersemat nama 'Untuk Gala Auriga' yang artinya untuk dirinya.

Di bagian tengah kertas ada tulisan latin 'Hito dan Acha' dan di sebelah kanan ada foto sepasang kekasih dalam balutan baju pengantin. Sudah jelas apa informasi yang terkandung di dalam kertas tersebut. Undangan pernikahan sosok yang dulu pernah mengisi hari-harinya di masa lalu.

Auriga meletakkan kertas undangan tersebut di meja. Kemudian menggeser kursi beroda hingga merapat pada rak buku. Tangannya meraih sebuah buku bersampul biru muda yang terletak di baris rak kedua.

Perlahan ia menarik buku tersebut lalu mengusap sampulnya dengan hati-hati. Ditatapnya lamat-lamat buku penuh kenangan yang disampulnya bertuliskan 'The Secret of Us' dengan hiasan motif bunga yang dilukis menggunakan pena merah. Akhirnya dia memberanikan diri membuka buku tersebut.

Di halaman pertama ada tulisan tangannya yang menuliskan perihal identitas pemilik buku. Kemudian halaman selanjutnya dibuka dengan perlahan. Terdapat dua buah foto yang satu foto selfie dan satu foto seluruh badan dengan background salah satu tembok River View Cafe and Bar yang menjadi tempat pertama mereka kencan.

"Acha, pas itu kamu bilang ayam saus di sana enak. Kamu juga bilang mau coba kopinya. Jadi, kita pergi ke sana."

Tidak berlama-lama, Auriga kembali membuka lembar selanjutnya. Di sana ada foto dirinya ketika berulang tahun yang ke-21. Ada Acha yang berdiri di sebelahnya dan memberi kecupan di pipi ketika foto diambil. Di bawahnya ada foto mereka saling menyuapi kue blackforest kesukaan keduanya.

"Hari ulang tahunku itu kamu kasih aku jam tangan sama topi. Karena sebelumnya jam tanganku rusak dan topiku terbang di jalan," Auriga melirik sekilas topi yang tergantung di balik pintu dan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri, "Sampai sekarang aku masih menggunakan barang pemberianmu. Tidak masalah, kan?"

Tangan kurusnya kembali membuka halaman berikutnya. Ada foto dirinya dan Acha ketika sedang berlibur di Kota Yogyakarta. Foto pertama adalah foto mereka di Perpustakaan Kolsani dan foto kedua adalah foto mereka di Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman.

"Kecintaanku terhadap buku membawa kita berlibur di dua perpustakaan milik tempat ibadah kita masing-masing ya, Cha. Justru kamu yang menawarkan untuk mengunjungi kedua tempat tersebut."

Lembar keempat ada dibuka dan tampak dua buah foto mereka yang masih di Yogyakarta. Itu foto di Chingu Cafe, salah satu tempat makan yang menyajikan hidangan khas negeri gingseng. Acha menyukai idol K-Pop sehingga meminta mampir ke tempat tersebut karena ingin mencoba makanan asal Korea Selatan.

"Pas itu kamu makan Jjajangmyeon sampai dua porsi. Katamu itu menu paling enak di antara beberapa menu lain yang kita pilih. Senang melihatmu makan dengan lahap saat itu."

Tangan kurus Auriga membuka lembar berikutnya lagi dengan perlahan. Di halaman kali ini ada foto mereka berpelukan dan bergandengan tangan. Foto tersebut diambil ketika mereka mengunjungi Pantai Pulang Sawal di Gunung Kidul.

"Kita sama-sama suka pantai ya, Cha. Makanya kita berkunjung ke salah satu pantai yang terkenal di Gunung Kidul. Meski perjalanannya cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta, kita tetap pergi ke sana dan menikmati keindahan pantai hingga mentari terbenam."

Cukup lama Auriga memandangi kedua foto tersebut karena menurutnya itu momen yang paling berkesan. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat ketika kenangan hari itu kembali terputar di otak. Rasanya ia kembali dibawa menjelajahi masa lalunya bersama Acha saat masih menjadi sepasang kekasih.

[ANTOLOGI] Rewrite The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang