#4. No More By. Jovan A. Beafourt

8 1 0
                                    

"𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑜𝑑𝑜ℎ
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑚𝑢 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑖𝑘
𝑆𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑘 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠
𝑇𝑎𝑝𝑖 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑡𝑢."

𝗢𝘀𝗮𝗸𝗮, 𝟮𝟬𝟮𝟬

Di sebuah ruangan berukuran kecil, terlihat seorang pria tengah sibuk dengan tumpukan kertas-kertas yang tersusun dengan rapi di mejanya. Sesekali ia menghela nafasnya karena pekerjaannya yang sedikit menumpuk. Jari-jarinya pun bergerak lincah di atas keyboard berwarna putih yang juga sedari tadi tak hentinya ia gunakan.

Takk~

Bunyi keyboard yang cukup keras dan juga helaan nafas yang juga terdengar cukup keras pertanda bahwa ia telah menyelesaikan pekerjaannya yang sudah ia kerjakan sejak 3 jam yang lalu. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada kursinya yang empuk. Sejenak ia kembali menghela nafas sambil menutup kedua bola matanya. Kedua matanya pun terbuka dan ia langsung mengambil ponsel miliknya yang tertimbun tumpukan kertas-kertas miliknya.

Ibu jarinya bergerak lincah di layar ponselnya bersamaan dengan gerakan kedua matanya melihat isi ponselnya yang menarik untuknya. Tak lama berselang matanya sedikit terkejut saat melihat sebuah foto yang ia lihat di media sosialnya. Sesaat ia tertegun melihat sebuah foto di mana terdapat gadis yang sangat ia kenal. Jantungnya pun berdegup lebih cepat dari sebelumnya.

"Hhh.." helaan nafas terdengar darinya, ia menundukkan wajahnya sejenak lalu kembali melihat ponsel miliknya. Lagi-lagi ia melihat gadis yang ada di foto tersebut.

"Kenapa?? Kenapa kita bisa seperti ini?" ucapnya miris sambil terus melihat ponselnya.

Ditempat lain, terlihat seorang gadis tengah berkutat dengan ponselnya, raut wajahnya mengisyaratkan kesedihan walaupun terkadang ia tersenyum miris mengingat akan suatu hal. Ia mengedarkan pandangan ke sekitarnya, tidak ada bagian yang terlewatkan dari sorot matanya. Ia menjalahi pandangan ke setiap bagian yang ada di sekitarnya.

Pandangan berakhir pada sebuah kursi yang tepat berasa di sebelahnya. Tangannya perlahan bergerak menggapai kursi tersebut. Ia memejamkan matanya menahan gejolak yang kini ia rasakan.

»----•----«

𝙊𝙨𝙖𝙠𝙖, 2015

"𝘈𝘥𝘶𝘶𝘩! 𝘉𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘧𝘰𝘵𝘰𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘪𝘢𝘮-𝘥𝘪𝘢𝘮!!" 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢. 𝘛𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪𝘢𝘮, 𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘯𝘨𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘢𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢.

𝘎𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘪𝘬𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘳𝘦𝘴𝘱𝘰𝘯 𝘱𝘳𝘪𝘢𝘢 𝘪𝘵𝘶, "𝘚𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘺𝘢?" 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘤𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪.

[ANTOLOGI] Rewrite The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang