10 𝘑𝘶𝘯𝘪 2019, 𝘚𝘦𝘰𝘶𝘭, 𝘚𝘰𝘶𝘵𝘩 𝘒𝘰𝘳𝘦𝘢
Semilir angin menerpa wajahku malam itu, menunggu kehadiranmu untuk berjalan-jalan malam bersama. Hatiku berdesir ketika mataku menangkap siluet bayangmu di antara terang bulan waktu itu.
Senyumku terpatri kala suara indah nan lembut menyapa telingaku, tangan besarku bertengger apik di pinggang mungilmu. Mengajakmu berjalan bersama menulusuri pantai ditemani deburan ombak dan angin malam.
"Ca, saya bahagia bersamamu, saya ingin habiskan waktu saya lebih lama denganmu,"
Ucap si gadis cantik berambut panjang, mata cokelat itu menatapku dengan penuh puja dan bibirnya tersemat senyuman manis. Dia mendongak menatapku sejenak, sambil tangan mungilnya menggenggam jemariku seolah takut aku akan pergi.
"Saya pun bahagia denganmu, Len. Saya tidak janji akan bisa selalu memberimu waktu seperti ini, tapi setidaknya saya berusaha menjadi lelaki terbaik untukmu."
Ucapku sambil mengelus kepalanya kemudian menemaninya berbincang hangat sampai akhirnya kami pulang.
***
𝘌𝘭𝘭𝘦𝘯𝘢 namanya, gadis cantik pemilik hatiku, kekuatan sekaligus kelemahanku adalah dia. Tawanya, senyumnya, suaranya adalah candu bagiku. Tapi, apakah masa itu akan selalu bisaku rasakan?
Jawabnya tidak, kata manis dan janji hanyalah kenangan dan omong kosong bagiku. Aku tidak percaya lagi akan janji dan cinta. Cinta? Yang ku tahu cinta membawa luka mendalam yang tidak ada obatnya untukku.
Hatiku mati rasa, semua impianku sirna. Tidak ada lagi yang tersisa dari kenangan antara aku dan 𝘌𝘭𝘭𝘦𝘯𝘢, kepalaku mendongak menatap langit kelam malam. Memori itu kembali menyapa, memori menyakitkan dalam hidupku.
29-𝘑𝘶𝘯𝘪-2019 𝘚𝘦𝘰𝘶𝘭, 𝘚𝘰𝘶𝘵𝘩 𝘒𝘰𝘳𝘦𝘢
Seharusnya aku dan kamu merasakan bahagia dihari itu, sehari lagi kita merayakan hari jadi kita, ya.. Seandainya kamu tidak pergi, seandainya kamu lihat betapa hancurnya hatiku saat kau mengucap 𝘱𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯 kala itu.
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬 𝘰𝘯
"Ellena, ada apa? Kenapa kau nampak murung, hm?"
Ucapku menatap Ellena dengan khawatirHelaan lelah meluncur dari bilah bibirnya, matanya menyendu menatapku begitu dalam.
"Ca, hubungan kita terlalu toxic. Kau dan aku sering kali ribut tanpa alasan yang jelas. Serta aku merasa cemburu dengan kedekatanmu dengan teman wanitamu itu."
Mata indah itu menatapku sedikit tajam lalu kembali hembusan nafas berat terdengar darinya. Diriku menunduk sejenak, dia benar. Hubungan ini sudah kacau, seperti benang kusut yang tidak ada ujungnya.
"Saya telah jelaskan, apa tidak cukup Len? To be honest, saya lelah dengan perdebatan ini. Tapi bukan berarti saya ingin menyerah dan melepasmu. Ayo perbaiki semuanya, Len. Ku mohon,"
Tanganku ingin menggapai tangan mungilnya, namun secepat kilat tangan yang biasa ku genggam itu menghindar dan dia bangkit dari duduknya, matanya menatapku dingin.
"Tidak, tidak ada yang bisa diperbaiki, Alca. Hubungan kita, cukup sampai disini!"
Ucapnya untuk kesekian kalinya. Aku tidak heran, dari dulu dia memang begitu. Tapi selalu ku coba pertahankan, namun tidak untuk kali ini.
"Then, lets break up! Kita akhiri hubungan 2 tahun yang seperti benang kusut ini, Len. Saya lelah, lelah dengan semuanya! Kau sudah membuat saya mati rasa, sekarang saya tidak ada hak apapun atasmu. Kau bebas untuk pergi,"
Di luar dugaan, dia menangis namun tetap melangkah pergi. Dan aku? Aku hanya bisa menatapnya tanpa bisa mencegah. Meski air mataku tak terelakkan lagi, jatuh bersamaan hujan di malam dingin itu.
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬 𝘰𝘧𝘧
12-𝘑𝘶𝘭𝘪-2022, 𝘚𝘩𝘪𝘯𝘫𝘶𝘬𝘶, 𝘑𝘢𝘱𝘢𝘯
3 tahun berlalu, semua sudah berubah begitu pun diriku, aku berubah menjadi lebih baik lagi. Setelah kejadian menyakitkan itu, ku putuskan pindah ke Jepang dan mulai sibuk berkencan, iya berkencan dengan beberapa pekerjaan sebagai pengalihan sakitku.
Hari ini pulang bekerja, diriku berdiri di dekat pantai, melamunkan hal acak dan kembali teringat kilasan masa laluku dengannya. Namun, bibirku tersenyum tipis dan ku hela nafasku perlahan."Ah, memori ya memori, sudah berlalu bukan? Dan hari ini diriku sudah bahagia. Selamat tinggal aku dan kenanganku yang dulu. Semuanya sudah berakhir dan ku rasa dia pun sudah bahagia dengan yang lain. Terimakasih, perpisahanmu denganku bukan satu hal yang ku sesali, namun pertemuan dan perjalanan cintaku denganmu yang ku sesali, harusnya aku sadari itu sejak awal, tapi cinta membuatku buta dan salah arah. Tapi kali ini ku pastikan, langkahku tidak akan salah lagi."
- 𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝 -
"𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐚𝐰𝐚𝐥, 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐤𝐚𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚-𝐀𝐥𝐜𝐚"
𝐍𝐨𝐭𝐞:
𝐁𝐚𝐬𝐞𝐝 𝐭𝐫𝐮𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐨𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟗 𝐟𝐢𝐤𝐬𝐢 𝟐𝟎%
KAMU SEDANG MEMBACA
[ANTOLOGI] Rewrite The Past
Short Story"Hari ini aku kembali ke tempat yang sama setelah sekian lama, tidak mudah bagiku untuk menginjakkan kakiku di sini..jantungku berdegup kencang, bukan karena kita akan kembali berjumpa, tapi aku harus mengingat lagi masa-masa di mana kita bersama du...