#14. Aᴜғ Wɪᴇᴅᴇʀsᴇʜᴇɴ By. Mia Allura Jolie

2 0 0
                                    


Jalanan kota Frankfurt sangat ramai malam ini. Sebenarnya tiap hari kota ini selalu ramai dengan wisatawan namun berbeda dengan hari ini, lebih banyak dari biasanya. Mungkin karena hari ini malam minggu jadi kebanyakan anak anak remaja keluar rumah untuk nongkrong atau sekedar makan dipinggir jalan. Sama seperti Joe.

Setelah pulang kerja, ia menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu cafe andalannya. Bunyi lonceng di pintu mengalihkan pandangan seorang lelaki dengan apron berwarna coklat tua dan topi hitam khas orang orang barista.

Joe tersenyum tipis ke arah lelaki tersebut kemudian mulai memesan minuman yang selalu ia pesan ketika berkunjung ke cafe ini. Setelah menyelesaikan transaksi, Joe pun membalikkan tubuhnya dan mengedarkan pandangannya mencari tempat ternyaman. Matanya tertuju pada meja kosong yang ada di sudut ruangan dengan sofa yang terlihat empuk.

Dengan langkah pasti Joe pun menghampiri meja tersebut. Suara hak sepatu Joe tidak terlalu terdengar karena tertutupi dengan suara alunan musik klasik yang terputar melalui pengeras suara.

Setibanya di sudut ruangan, Joe langsung menjatuhkan bokongnya di atas sofa empuk lalu meletakkan tas tangannya di atas meja. Punggungnya ia sandarkan ke sandaran sofa sambil melipat kedua kakinya di bawah meja. Nyaman. Senyuman di wajah Joe tak kunjung luntur menikmati suasana yang cukup damai di cafe ini.

***

Tak berapa lama pesanan Joe pun datang. Malam ini Joe memesan vanilla latte dan donat gula. Ini cukup untuk Joe.

Joe menyeruput minumannya sembari menikmati pemandangan kota Frankfurt. Lampu kelap kelip, suara musik live, alunan alat musik pengamen jalanan, suara orang orang yang sedang mengobrol dan juga kadang suara bel sepeda.

Kota ini sangat indah meskipun dikelilingi oleh bangunan namun pepohonan masih ada di tiap sisi, mau itu di pinggir jalan, dipekarangan rumah atau pun di halaman perkantoran. Bahkan ada juga yang membuat sebuah taman di rooftop kantor mereka. Sungguh luar biasa bukan?

Frankfurt itu kota wisata namun kebanyakan penduduk atau wisatawannya memilih berjalan kaki untuk menuju ke suatu tempat karena dengan transportasi umum akan memakan banyak waktu. Itu yang membuat kota ini memiliki kualitas udara yang baik.

Joe mengalihkan pandangannya ke salah satu gadis kecil dengan gaun casual dan rambut yang diikat dua. Kulitnya kuning lansat, pipi chubby dan matanya... Joe tertegun melihat mata gadis kecil tersebut. Matanya mirip seseorang yang dulu berperan penting dalam hidupnya.

Joe mengalihkan pandangannya ke arah lelaki yang tengah ditatap oleh gadis kecil tersebut. Mata Joe sedikit melebar melihat siapa lelaki tersebut. Ternyata benar mata gadis kecil itu mirip dengannya.

***

Jose, lelaki yang sempat dicintai Joe. Hubungan mereka bisa dibilang lumayan lama. Pertengkaran juga tidak sering terjadi diantara mereka. Hanya beberapa kali perbedaan pendapat dan diakhiri dengan Jose yang mengalah. Lelaki itu hampir sempurna dengan basic love language yang dimilikinya yaitu words of affirmation, acts of service, receiving gifts, quality time, and physical touch. Wanita mana yang tidak suka dengan lelaki yang memiliki basic love language seperti Jose?

Joe hanya tersenyum tipis kemudian menunduk menatap minumannya yang berada di dalam cangkir kecil berwarna putih sembari mengingat kenangannya bersama Jose. Satu tahun enam bulan itu cukup lama dan berkesan menurut Joe.

Joe masih ingat jelas ketika sedang begadang mengerjakan tugas kuliah Jose selalu ada bersama Joe meskipun mereka hanya video call. Ketika Joe kesusahan dalam mengerjakan laporan, Jose selalu membantu Joe meskipun jurusan kuliah mereka berbeda. Jose itu lelaki tampan yang dewasa dan juga pandai. Joe sangat bersyukur dicintai oleh lelaki seperti Jose.

[ANTOLOGI] Rewrite The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang