Heboh.Kata itu yang pertama terbersit di benak Auriga saat dia pertama menginjakkan kaki di sekolah. Semuanya seakan membicarakan sesuatu yang menggemparkan seluruh sekolah. Bisikan demi bisikan membuat telinga Auriga seakan panas dan sakit.
Tidak sampai di situ, banyak gosip miring yang beredar di sekolah hari ini. Semua kabar miring tersebut membuat telinga dan perasaan Auriga merasa risih. Meskipun berita tersebut tidak ada hubungannya dengan dirinya, tapi dia tetap tidak merasa nyaman ketika berita miring itu menyangkut nama teman baiknya.
"Kirana diselingkuhi pacarnya."
"Jangan-jangan selama ini dia sama Kak Deka gak ada hubungan apa-apa. Hanya akal-akalan si Kirana doang."
"Wah gila juga si Kirana."
"Berarti selama ini kita dibohongi dong? Tebal banget tuh muka. Gak waras."
"Berasa paling cantik sih makanya ngarep banget bisa dapetin Kak Deka."
"Untung Kak Deka udah lulus dari sini. Gak bisa bayangin gimana nempelnya si Kirana ke Kak Deka."
Auriga berusaha menulikan telinganya. Dia langsung jalan cepat menuju kelas. Pikirannya tertuju pada Kirana. Teman baiknya.
Pintu kelas langsung dia buka dengan kasar. Matanya langsung tertuju pada kursi yang biasanya di tempati oleh Kirana. Perempuan itu ada di sana, tersenyum riang mengobrol bersama Lia dan yang lainnya.
Sejenak Auriga bernapas lega saat melihat senyum di wajah Kirana. Setidaknya perempuan itu tidak lepas kendali ataupun menghilang untuk menghindari orang-orang. Tatapan mereka bertemu, Auriga paham dengan tatapan yang diberikan oleh Kirana sekarang. Tatapan sedih yang berusaha dia tutupi dengan senyum cerianya. Tatapan sedih yang tidak begitu cocok dengan wajah cantiknya.
Auriga mendekati meja Kirana yang dikerubungi oleh beberapa orang yang tentu saja sedang mengulik hubungan Kirana dengan sang kekasih. Di sana juga ada Lia, Safana dan juga Rindu yang berusaha untuk membuat orang lain bungkam dan tidak tidak membahas apapun terkait hubungan Kirana dan Kak Deka.
"Punten, gue pinjam Kirana bentar. Minggir-minggir." Auriga langsung menarik tangan Kirana. Tidak ada yang mencegat kalau Auriga yang sudah bertindak. Semuanya juga sudah tau kedekatan Auriga dan Kirana.
Mereka berada di bawah pohon besar yang jarang dilalui oleh orang-orang. Kirana duduk sambil memeluk kedua kakinya. Tatapannya jauh ke atas, memandang langit biru. Sangat terlihat jelas kalau dia menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Mau lo yang cerita atau gue yang tanya sendiri ke si Deka itu?"
Kirana tersenyum menatap Auriga, "lo mau ngajak Kak Deka berantem, iya kan?"
"Iya, pastinya."
Kirana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Gak usah repot-repot."
"Dia selingkuhin lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Expectations || Huang Renjun
Fanfic[SEQUEL OF HIRAETH] Ingin bahagia? Maka letakkan semua keinginan itu pada titik zero expectations. Kata orang, jika ingin bahagia, maka jangan pernah punya ekspektasi berlebihan kepada siapapun. Karena sejatinya, realita tidak semanis ekspektasi "K...