Suasana kelas XII IPS 2 selalu heboh apalagi di jam kosong. Ibaratkan pasar, kelas itu bahkan lebih heboh dan lebih panas lagi. Semua jawara anak-anak paling heboh, berkumpul di kelas ini. Para lelaki heboh dengan candaan mereka, sementara para wanita heboh dengan gosip-gosip yang tentunya selalu up to date. Mungkin serial TV pergosipan bakal kalah saing kalau disandingkan dengan kumpulan cewek-cewek di kelas ini.
"Eh guys guys guys, minta perhatiannya sebentar dong." Lia berdiri di depan kelas, meminta teman-teman sekelasnya untuk memperhatikannya.
"Cieee cari-cari perhatian. Pasti jomblo, ya?" teriak Haksa yang membuat semua orang langsung heboh.
"Butuh perhatian, ceunah," imbuh Aydan yang semakin menghebohkan suasana.
"Serius ini, heh! Kalian dua monyet bekantan, tolong diam dulu. Gue mau ngomong penting." Lia menunjuk Aydan dan Haksa dengan tatapannya yang tajam.
"Buru ngomongin aja, Lia." Kirana menyuruh Lia untuk segera bicara, daripada panjang perdebatan antara dia dengan monyet-monyet bekantan di kelas ini.
"Jadi guys, panitia buku tahunan sekolah sudah melakukan rapat terkait konsep dan segala hal yang berhubungan dengan buku tahunan sekolah. Dari kita semua diminta untuk membayar bukunya sebesar 450 ribu."
Semuanya langsung heboh saat Lia menyebutkan harga bukunya.
"Mahal banget, anjir."
"Lah kok mahal banget, mending gue beli album ensiti."
"Itu buku tahunan atau pajak tanah? Mahal banget."
Lia menyuruh teman-temannya itu untuk tenang. "Tenang dulu guys, 450 ribu itu udah include dengan buku yang bakalan kita dapat, merchandise yang ada di buku tahunan, sama sewa kameraman. Jadi nanti dari kelas hanya butuh mengeluarkan dana untuk biaya transportasi dan properti yang bakalan kita gunakan."
"Sama aja mahal."
"Iya gak apa-apa, buat terakhir kali, kenang-kenangan. Nah, sekarang gue mau ajak kalian diskusi konsepnya nih. Nanti di buku itu yang harus ada, pertama foto profil individu per kelas. Itu wajib menggunakan seragam kebanggaan sekolah kita, batik dan jas sekolah. Untuk propertinya disesuaikan dengan kelas masing-masing. Kedua, nanti gue bakal kirim format di grup yang bakal kalian cantumkan di bio foto profil kalian. Di situ bakalan ada nama lengkap, nama panggilan, tempat tanggal lahir, moto hidup, dan harapan kalian nantinya di masa depan. Pokoknya malam ini semuanya harus sudah kirim di group. Ketiga, foto bareng wali kelas pakai baju batik sekolah. Keempat, foto kelompok kelas. Ini konsepnya harus beda dari kelas lain. Kalau bisa, kelas kita harus jadi yang paling oke. Sampai sini paham gak?"
"Enggaakkkk," jawab Haksa, Aydan, dan Daffa barengan.
Lia memutar matanya malas.
"Ini mau kita bahas sekarang atau nanti aja? Kita harus bahas konsep, pembagian kelompok, dress code, tempat foto, sama properti-propertinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Expectations || Huang Renjun
Fanfiction[SEQUEL OF HIRAETH] Ingin bahagia? Maka letakkan semua keinginan itu pada titik zero expectations. Kata orang, jika ingin bahagia, maka jangan pernah punya ekspektasi berlebihan kepada siapapun. Karena sejatinya, realita tidak semanis ekspektasi "K...