"AAAAAAAAA!!!! SETANNYA MUNCUL ANJIRR!!""KAGET BAMBANG!!!!"
"BERISIK WOY!!!"
"Astaga...kasihan telinga gue"
Hening memijat pelipisnya, ia benar-benar pusing mendengar teriakan para sahabatnya yang memutuskan untuk menginap malam ini di rumahnya, mumpung hari ini hari Sabtu dan besok Minggu.
"Kok gue nyesel ya, nyuruh mereka kesini" gumam Renja sambil beranjak dari sofa ruang tengah.
"Mau kemana Ren?" Tanya Bara dan Haekal bersamaan.
"Kamar, pusing gue"
Setelah itu Haekal, Bara dan Wina kembali fokus pada film yang mereka tonton.
Beberapa kali Hening dan Haekal saling menatap dengan tatapan jengah karena menyaksikan kebucinan Wina dan Bara di sela-sela menonton film horror ini. Buktinya sekarang mereka saling berpelukan.
Bukan, bukan Wina yang ketakutan melainkan sang pacar, Bara si penakut.
"Tenang sayang, biasanya kalo adegan sunyi terus lampu konslet kedip-kedip gitu hantunya nggak bakal muncul"
"Bener nih, yang?"
Wina mengangguk, ia menahan tawa melihat ekspresi Bara yang pucat pasi.
JREEENG
"HAAAAAAAAAAAAA!!!!"
Bara reflek melempar bantal yang ia pakai ke arah televisi setelah film menampilkan scene hantu yang tiba-tiba muncul, pria itu buru-buru bersembunyi dibalik punggung kecil Wina.
"Payah lo! Masa ngumpet dibalik cewe lo! Nggak gentle!" Ejek Haekal sambil menggeplak punggung Bara.
Bara menatap Haekal tajam, mulutnya mulai mengeluarkan sumpah serapah untuk temannya yang menyebalkan itu.
"Kamu bohongin aku.." ucap Bara sambil memasang ekspresi memelas.
Wina terkikik melihat ekspresi pacarnya, ia mengusap lembut rambut Bara.
"Maaf sayang"
"Nggak dimaafin"
Chup
"Udah dimaafin kan?"
"U-udah"
"CUKUP ANJIR! CUKUP!! KALIAN KALO MAU CIUMAN JANGAN DI DEPAN ORANG JOMBLO!!!" Teriak Haekal sambil membanting bantal dari pelukannya.
Kalau saja bantal itu dapat bicara, ia pasti sudah mengumpati Haekal karena merasa dipermainkan, padahal dari tadi dipeluk, eh tiba-tiba dibanting. Sakit tau!
"TAU AH! GUE MAU PULANG!"
Haekal mengambil hoodie nya, memakainya lalu berjalan menjauh dari ruang tengah.
"Kal"
Haekal memutar bola matanya malas lalu berbalik mendapati Renja menahan lengannya.
"Apa!"
"Disini dulu please"
"Ogah! Dari tadi lo nggak lihat si Wina cium pipi Bara? Sembarangan umbar kemesraan didepan jones kayak gue!"
"Jangan gitu lah Kal, gue mau kita rame-rame disini"
"Ogah! Pokoknya gue ogah!"
Haekal merogoh saku celana mengeluarkan kunci motornya.
"Gue takut, Kal"
Ucapan Renja membuat Haekal mengerutkan keningnya.
"Hening minta gue temenin dia, orang tuanya nggak pulang hari ini, lo tau sendiri kan Hening itu penakut? Tapi gue nggak bisa temenin dia tanpa kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Countdown
Novela Juvenil[END] "Gue hitung mundur, kalo lo nggak pergi, gue anggap lo terima dan nggak ada kesempatan untuk lo kabur" "Lima, empat, tiga, dua, satu" start : 22/7/22 finished : 4/9/22