"Pft..."
Bara melirik Haekal dan Hening curiga. Pasalnya kedua temannya itu selalu menahan tawa ketika menatap dirinya. Berusaha cuek, Bara lanjut menulis rangkuman materi matematika yang ia pelajari mati-matian sejak kemarin, lebih tepatnya sejak Haekal dan Hening memberi tahu bahwa hari ini ujian kelulusan.
Tawa Haekal pecah, membuat cowok itu mendapat sikutan maut di pinggang.
"Kal!"
Hening memukul lengan Haekal lalu ikut terbahak.
"Kalian dari tadi kenapa sih!?"
Bara mulai curiga dengan kelakuan dua temannya itu.
"Nggak apa-apa, Bar. Lanjutin belajar aja"
"Iya, bener tuh"
Bara menatap sekelilingnya, hanya ia satu-satunya orang yang belajar di kelas. Ada yang nggak beres.
"Tumben kamu rajin banget" puji Wina yang baru saja masuk kelas dan menghampiri kekasihnya.
"Hari ini ujian kelulusan beb, harus belajar dong"
"Hah?"
Tiga huruf yang keluar dari mulut Wina membuat Bara melirik Haekal dan Hening otomatis.
"KURANG AJAR! KALIAN NGIBULIN GUA YA!!!"
Dan seketika tawa Haekal dan Hening pecah, mereka berlari keluar kelas ketika Bara berniat memukulkan buku paket tebal matematika pada dua temannya itu.
"Sini kalian!!"
Tiga orang itu berlarian di sepanjang koridor sekolah padahal ini sudah masuk jam pelajaran pertama. Renja melirik ketiga temannya yang keluar kelas lalu kembali memfokuskan diri pada ponsel yang menampilkan permainan game online. Sudah berusaha cuek pada mereka, Renja berdecak setelah hampir lima menit berlalu namun tiga orang itu belum kembali ke kelas.
"Mau kemana, Ren?"
Renja menunjukkan rematan kertas yang ia genggam pada Wina, lalu gadis itu mengangguk. Membuang kertas ke tempat sampah, Renja tak lupa dengan tujuan utamanya keluar kelas yaitu mencari tiga temannya. Sudut bibir Renja terangkat ketika melihat Hening yang berlari menuju kelas, Renja melangkah lebih cepat berniat mensejajarkan langkah dengan gadis itu namun setelahnya ia urungkan niatnya.
"Liam please jangan kasih tau Bara" pinta Hening sambil bersembunyi dibalik punggung pria itu.
Ekspresi Renja berubah, berusaha menatap datar dua insan didepannya namun Hening yang terus menarik seragam Liam membuat Renja menajamkan pandangan pada mereka.
"Masuk"
Renja menggerakkan dagunya menunjuk kelas.
"Ayo, Liam"
Hening menggandeng lengan Liam memasuki kelas secepat mungkin sebelum Bara menemukan dirinya. IA menghindari timpukan buku tebal matematika milik Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Countdown
Fiksi Remaja[END] "Gue hitung mundur, kalo lo nggak pergi, gue anggap lo terima dan nggak ada kesempatan untuk lo kabur" "Lima, empat, tiga, dua, satu" start : 22/7/22 finished : 4/9/22