Part ini lumayan panjang, sebentar lagi kisah tentang gengsi dan friend zone nya Renja sama Hening, bucinnya Bara sama Wina, juga Haekal yang lagi backstreet bakal selesai, semuanya bakal terungkap di part ini.Bacanya jangan buru-buru!
•°•~♡ Happy Reading♡~•°•
°
°
°
Seorang pria berdiri didepan cermin sambil menyugar rambut panjangnya ke belakang, ia sangat puas dengan hasil rambutnya dari salah satu salon yang tempo hari ia kunjungi. Pria berambut two tone itu memakai hoodie dan topi guna menutupi model rambut barunya.
Suara langkah kaki menuruni anak tangga membuat Wanda menoleh ke arah sumber suara, ia tersenyum manis melihat putra semata wayangnya yang sekarang sudah menginjak bangku kuliah.
"Pagi Buuuu"
"Pagi nak, kamu ajak Ayah kesini dong, tadi Ibu udah tengok Ayah kamu di kamar tapi kelihatannya masih sibuk kerjain kerjaan lembur kemarin"
Terlihat raut khawatir di wajah Wanda, jelas karena Danu suaminya yang masih mengerjakan urusan kantor sejak kemarin padahal ini hari libur kerja.
"Renja samperin ayah ya, bu"
Wanda mengangguk, lalu kembali menyiapkan sarapan di meja makan.
Renja berjalan menuju kamar Ayahnya, namun belum sampai kamar, ayahnya sudah berjalan menuju ruang makan.
Danu tersenyum hangat melihat Renja, ia tahu sangat putranya itu akan mengajaknya sarapan bersama seperti biasa. Danu merasa sangat beruntung memiliki putra angkat serasa putra kandung yang sangat patuh dan juga menyayanginya.
Wanda yang melihat anak dan suaminya duduk di meja makan langsung mengambil nasi berniat mengisi piring kosong milik putra dan suaminya yang sudah ia siapkan.
"Biar Renja aja Bu, kan Renja sudah pernah bilang" ucap Renja selembut mungkin sambil tersenyum, lalu mengambil alih sendok nasi dari genggaman Wanda.
Wanda tak bisa berkata-kata, ia menatap putra semata wayangnya yang kini sudah dewasa.
"Anak Ibu udah besar, ya" ucap Wanda membuat hati Renja menjadi sesak.
Bukan sesak karena terluka, namun terharu, mengingat perjuangan sang ibu saat merawat dirinya yang masih kecil seorang diri selama lima tahun sebelum akhirnya bertemu pria baik hati bernama Danu yang memberi Wanda sandaran, setidaknya kehidupan ibunya itu bisa menjadi lebih baik setelah menikah dengan Danu.
"Kamu mulai aktif kuliah kapan nak?" Tanya Danu.
"Masih dua bulan lagi"
Danu mengangguk, lalu kembali memakan nasi hangat dan semur ayam masakan Wanda.
"Masakan ibu selalu enak deh" celetuk Renja yang diangguki Danu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Countdown
Teen Fiction[END] "Gue hitung mundur, kalo lo nggak pergi, gue anggap lo terima dan nggak ada kesempatan untuk lo kabur" "Lima, empat, tiga, dua, satu" start : 22/7/22 finished : 4/9/22