"Nggak jadi nginep, lo?""Nggak, sebenernya gue bilang mau nginep cuma mau buat sadar tentang perasaan lo ke Hening"
Renja berdecak, lalu mendorong punggung Haekal keluar gerbang.
"Saran gue nih, Ren" ucap Haekal sambil memakai helm nya.
"Gengsi nya di kurangi"
Haekal masih melanjutkan kalimatnya
"Ya... walaupun gue tau sih, lo takut pertemanan kalian terancam kalo misal kalian jadian trus berantem, atau takut suasana jadi canggung kalo si Hening ternyata nggak suka balik sama lo. Gue tau banget beberapa alasan lo nggak ungkapin perasaan"
Renja menghembuskan nafas berat, lalu kembali memerhatikan ucapan temannya yang mendadak bijak.
"Tapi jangan kelamaan mendam rasa juga, takut-takut keduluan orang lain. lo bisa nyatain perasaan lo, tapi jangan sekarang. Perhatiin dulu tingkah si Hening, kira-kira dia suka sama lo apa enggak, nanti gue bantu deh"
"Lo?"
"Iya, gue"
"Tapi kan.. lo jomblo"
"Iya iya! Gue tau gue jomblo! Tapi jangan remehin gue ya, gini-gini juga yang bikin Bara sama sama Wina yakin untuk jadian"
"Gue baru tau ternyata lo mak comblang"
"Yee.. baru tau lo. Gue pamit ya! Sampai jumpa besok sahabat! Jangan lupa datang ke acara ulang tahun gue!"
"Hm"
Haekal mengendarai motornya, namun Renja masih diluar gerbang, merenung sejenak karena perkataan Haekal.
"Renjaa!"
Lamunan Renja buyar ketika seorang gadis menyapanya dari balkon gadis itu. Senyuman Renja terbit, menatap gadis itu yang tak lain adalah sahabatnya, Hening.
Renja memberi isyarat agar Hening tetap berada di balkon, gadis itu mengangguk, menunggu Renja yang masuk ke dalam rumah pria itu dan sama-sama menuju balkon.
Renja menaiki satu demi satu anak tangga hingga sampai di kamarnya, membuka pintu menuju balkon yang berhadapan pas dengan balkon gadis yang menemaninya selama dua belas tahun ini.
Hulk🧟
|Main tebak kata dari gerakan, yg kalah besok traktir bakso!
Oke, deal|
Hening memulai duluan, ia menggerakkan tangannya membentuk persegi dan segitiga diatasnya.
Orgil👎
|Rumah!
Yah bener|
|Sekarang gue
Renja menggerakkan tangan kanannya bergoyang di atas kepala dan tangan kirinya menggaruk perutnya. Saat itu juga mereka tertawa bersama, lalu Renja mengisyaratkan agar Hening tidak tertawa terlalu keras.
Renja membaca chat dari gadis itu.
Hulk 🧟
|MONYET!!
Bener, tapi jangan ngegas juga Maemunah|
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Countdown
Fiksi Remaja[END] "Gue hitung mundur, kalo lo nggak pergi, gue anggap lo terima dan nggak ada kesempatan untuk lo kabur" "Lima, empat, tiga, dua, satu" start : 22/7/22 finished : 4/9/22