"Makasih, Liam""Sama-sama, Hening"
Hening terkekeh lalu berniat melepas helm yang Liam pinjamkan.
"Eh, nggak usah, gue bisa kok"
Liam tak menggubris ucapan Hening, ia tetap melepaskan pengait helm yang gadis itu kenakan. Saat itu juga Renja datang, ia berdecih lalu memalingkan wajah.
"Loh? Rumah lo disini juga toh?" Tanya Liam namun tak digubris Renja.
"Iya, yang di depan rumah gue itu rumah Renja" jawab Hening karena merasa tidak enak dengan sikap Renja yang cuek.
Renja melepas helmnya dan berniat memasuki gerbang rumahnya, namun perkataan Liam membuat kakinya mematung sesaat.
"Pantes sering pulang bareng, bukan karena lo suka sama Hening, kan?"
Renja berbalik menatap Liam tajam.
Jantung Hening berdebar, antara takut dengan Renja yang terlihat emosi dan menunggu jawaban lelaki itu.
"Gue duluan"
Bukan kata yang Hening harapkan, Renja masuk ke dalam rumah setelah mengucapkannya.
"Yaudah, kamu masuk sana"
"Iya, sekali lagi makasih Liam"
"My pleasure"
Hening menunggu Liam pergi, namun pria itu tak kunjung jalan, malah melepas helmnya.
"Boleh belajar bareng di rumah kamu? Aku kurang paham sama penjelasan materi matematika tadi"
Hening diam sejenak hingga Liam kembali bertanya.
"Boleh nggak nih? Belajar di rumah kamu?"
"Boleh kok"
"Pakeeet!!!!"Hening yang baru menyuguhkan minuman untuk Liam di ruang tamu langsung bersemangat keluar rumah setelah mendengar kata yang membuat mood siapapun meningkat.
"Akhirnya album NCT gue datang!" Seru Hening membuka gembok.
"Halo, sahabat"
"Haekal bangsat"
•
•
•Hening tertawa beberapa kali karena lelucon yang Haekal buat, padahal baru beberapa menit lalu ia sangat marah pada pria jail itu.
"Untung kalian dateng, jadi lebih asik kan kalo rame. Iya kan, Liam?" Tanya Hening.
"Iya.. "
Saat ini rumah Hening ramai dengan teman-temannya. Liam, Haekal, Wina, Bara dan tentu saja si pencetus kenapa teman-teman lainnya ini bisa kumpul di rumah Hening. Renjana Damiano. Renja tersenyum singkat melihat Liam yang tampak kesal karena teman-teman Hening memang berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Countdown
Fiksi Remaja[END] "Gue hitung mundur, kalo lo nggak pergi, gue anggap lo terima dan nggak ada kesempatan untuk lo kabur" "Lima, empat, tiga, dua, satu" start : 22/7/22 finished : 4/9/22