Pete mengigau, terisak dalam tidurnya. terdengar begitu pilu hingga memenuhi ruangan, ditambah cuaca mendung seperti akan terjadi badai.."hikss mae peluk aku" nafasnya yang terputus diselingi dengan isakan tertahan, pete tersesat dalam tidurnya
Vegas yang awalnya masih berada diruangan pergi membuat makanan untuk pete, tapi setelah memasuki kamar yang dia dengar adalah suara tangisan
Meletakkan sepiring masakan di atas nakas, yang mana masih mengepul uapnya. vegas mendekat dan duduk disamping pete, mengusap kening berkeringat memcoba membangunkan pete
"petee.. buka mata mu" menepuk pelan pipi pete agar sadar vegas cukup khawatir, bagaimana tidak nafasnya begitu tersenggal
"ungh hikss "pete mengerjap air mata menetes dari sudut matanya bulu mata yang basah dan bibir yang melengkung ke bawah
Memeluk vegas dia kalut, bagaimana mengungkapkan rasa takut dan ingin ditenangkan
Vegas cukup paham dan peka terhadap perasaan ini, dia membalas pelukan pete mengelus punggung bergetar nya
"ssst semua baik baik saja" mengusap kepala pete hingga tengkuk vegas mampu menenangkan pria ini dengan cepat
Sesegukan, hujan turun begitu deras disertai petir. Menambah kesan sedih dikamar vegas, terlihat air mengembun di kaca balkon
Pete sudah terkendali, mengendurkan pelukan dan mengusap air mata nya sendiri. Vegas masih memantau apakah semua sudah baik
"ada yang terasa sakit?" begitu perhatian vegas mencoba mengetahui apa yang membuat pete menangis
Hanya gelengan kepala yang didapat, pete belum berani menegakkan kepala masih menyisakan perasaan takut bahkan untuk menjawab pertanyaan.
"minum dulu" memberikan air yang tertelak di nakas kemudian vegas mengambil makanan di sampingnya
meniup sesendok dan mengarahkan ke mulut pete"mengapa kau membawaku kesini" bukannya menerima suapan pete bertanya dengan wajah yang sarat akan kebingungan, hidung yang kemerahan dan bulu mata yang masih basah lihatlah bibir halus itu.. seperti permen
Meletakkan kembali sendok ke atas piring, menatap wajah pete lekat vegas menghela nafas
"pertama, aku tidak tau rumahmu. kedua, kau mabuk semalam. dan ketiga kau hangover serta demam"
Mata pete menyendu, kekhawatirannya tentang orang ini sudah sedikit hilang. ternyata vegas orang baik yang menolongnya meski tak lazim.. sekali lagi mereka bukan teman ataupun rekan kerja
" ku bantu" mengambil gelas di genggaman pete dan menaruhnya kembali diatas nakas
"terima kasih sudah menolongku" tangan yang mengulung selimut acak,
"sebaiknya makan dulu, diluar juga sedang hujan jadi tidak ada guna nya pulang terlalu cepat" mencoba menyuapi pete kembali
Pete ragu apakah ia perlu diperlakukan seperti ini, wajahnya merona. seperti sepasang kekasih atau lebih intimnya pasangan yang sudah menikah
Peteee apa yang kau pikirkan, sangat dungu
"bolehkah aku menyuap sendiri" gugup pete canggung dengan perhatian mendadak
"baiklah ini" memberikan piringnya kemudian Vegas berlalu memberi ruang pete untuk berpikir dan menikmati makanannya
Pete menatap piring di pangkuannya, dan beralih melihat balkon yang mempunyai kaca bening, terlihat gedung tinggi dan langit yang abu abu hujan semakin deras
Kemudian menelisik sekeliling ruangan dengan matanya, kamar yang rapi tak begitu ramai namun bagus di pandang.
Seperti pribadi vegas simple nyaman dan elegan. Memutuskan menyantap sepiring masakan dari vegas
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 ? || 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 [𝐞𝐧𝐝]
Fanfiction[END] hidupku ini untuk diri sendiri atau orang lain ? -apo bukankah kita di lahirkan ke dunia untuk bahagia ? -mile