12 - Bunda

1.7K 273 22
                                    

kurikulum merdeka semakin didepan, project bejibun dan tugas yang ga masuk akal bikin mual. haha

anw, aku minta maaf banget baru bisa up sekarang, huhuu. selain karena sibuk, angkatanku sebulan ini juga dicekokin project sama guru:(

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 • 𝐥𝐢𝐤𝐞 • 𝐬𝐩𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧

Setelah Kajef dan Joanna selesai menghabiskan makanan mereka, keduanya kembali ke dalam mobil dan pergi menuju tempat selanjutnya.

"Ka, kita mau kemana?" Tanya Joanna.

"Lo maunya kemana?" Tanya Kajef balik.

Joanna berdecak malas, "gausah balikin pertanyaan bisa ga sih?" Kesalnya.

Kajef terkekeh pelan, sangat kalem, lembut dan candu.

"Iya, sorry."

"Tapi gue beneran ga tau mau kemana" sambung Kajef.

Joanna mengejek, "Ga ada prepare? Keren banget."

Kajef tersenyum tipis mendengarnya, sudah hafal dengan sikap Joanna yang berubah-ubah dan random.

"Mau ke rumah gue?" Tawar Kajef.

Joanna mendelik mendengarnya, "MAU NGAPAIN?!" Pekiknya.

Kajef mengusap pelan telinga kirinya yang kebas karena efek suara Joanna yang sangat memekakkan telinga.

"Mau gue kenalin ke bunda" balas Kajef santai.

"Hih, ga mau!" tolak Joanna mentah-mentah.

Kajef mengernyit bingung, "kenapa?" Tanya nya.

"Ga mau ka! Ayo puter balik!" Rengek Joanna.

Dahi ganteng Kajef semakin kusut, kenapa Joanna jadi kaya anak kecil yang ngerengek minta pulang pas diajak kondangan gini?

"Alasan? Gue butuh alasan buat puter balik." Balasnya pada akhirnya.

Wajah Joanna memelas, "buluq banget ka! Belum dandan, jelekk"

Kajef menghiraukan Joanna, ia memutar balik arah tujuannya menuju ke rumah besar keluarganya.

Membuat Joanna semakin menjerit melihat kelakuan Kajef yang benar-benar membuatnya kesal dan frustasi.

Bagaimana bisa ada orang yang seperti ini? Sangat egois, tidak mau mendengar pendapat orang lain. Begitu pikir Joanna.

Hingga pada akhirnya, Joanna pasrah. Terserah Kajef mau ngapain.

Mobil mewah Kajef memasuki pekarangan rumah yang sangat megah. Rumah keluarganya Kajef.

Sejak mobil Kajef memasuki area komplek perumahan, mata Joanna tak berhenti melotot.

Cukup terpanah dengan barisan rumah-rumah mewah di perumahan elite ini. Juga sedikit tidak menyangka bahwa Kajef berasal dari orang yang sangat amat berada.

Mobil Kajef berhenti tepat beberapa meter didepan pintu masuk.

Wah, bahkan melihat pintu masuknya saja Joanna sudah mengucilkan diri.

'Pintunya bling bling kalo kena cahaya' kalau kata Joanna.

"Ayo turun." ajak Kajef.

Ekspresi wajah Joanna semakin memelas, "kak, mau pulang aja" lirihnya.

Kajef menoleh menatap Joanna yang wajahnya sekarang sudah sangat suram. Kajef tersenyum tipis, sangat tipis sampai Joanna tidak menyadarinya.

[✓] SALKIR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang