22 - Hospital

1.3K 172 13
                                    

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 • 𝐥𝐢𝐤𝐞 • 𝐬𝐩𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧

Terjadi tabrakan beruntun, membuat jalan raya pada malam itu dipadati oleh banyaknya kendaraan.

Darah terus bercucuran di atas dinginnya aspal malam.

'ugh..'

Mata Justine melihat ke sekelilingnya yang sekarang sudah mulai ramai. Ia menoleh ke samping kanan, ada seseorang juga yang terkapar disana. Masih lengkap menggunakan helm dan perlengkapan balapnya.

Justine yakin, dia adalah lawan mainnya yang sangat misterius itu.

Dan saat ini, mereka benar-benar membutuhkan bantuan untuk bisa menyelamatkan nyawa mereka.

—oOo—

Kajef berlari di sepanjang lorong rumah sakit dengan tergesa, sesekali ia menabrak orang yang tidak ia kenali.

Seseorang menghubunginya dengan menggunakan nomor ponsel Justine dan mengatakan bahwa adik kesayangannya itu mengalami kecelakaan beruntun dan harus di larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius.

Kalut dan khawatir, perasannya campur aduk saat melihat ruang operasi yang masih tertutup rapat. Di depan ruang operasi, ada beberapa orang yang menunggu disana.

Salah satu dari mereka menyadari kehadiran Kajef, dan dengan segera berjalan mendekati Kajef.

"Nak Jefran ya?" tanya pria itu.

Kajef mengangguk membenarkan, "adik saya kenapa?" tanya nya cemas.

Pria itu tersenyum tipis, "yang saya lihat, adik kamu tadi mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata bersama satu orang. Lalu, entah bagaimana ceritanya, truk datang dan menabrak mereka sampai terpental." jelasnya.

"Maaf untuk motornya, sepertinya dua motor itu tidak bisa terselamatkan lagi. Dan ini, ponsel adik kamu." sambung pria itu.

Kajef mengangguk mengerti, ia menerima ponsel yang diulurkan padanya.

"Tidak masalah untuk motornya, yang terpenting adalah nyawa adik saya. Terima kasih sudah membawanya kemari." ucapnya tulus.

Lagi-lagi pria itu tersenyum tipis, "boleh saya meminta tolong?" tanya pria itu hati-hati.

Kajef mengernyit bingung, oh, apakah pria tua ini akan meminta imbalannya? Tentu Kajef akan dengan senang hati memberikannya jika pak tua ini mau.

"Tolong jaga anak yang tertabrak itu juga ya, saya sudah menghubungi orang tuanya, tapi orang tuanya berada di luar kota. Dan kemungkinan besar mereka akan datang beberapa hari ke depan. Jadi, bolehkah saya menitipnya?" tanyanya.

Kajef tersenyum tipis, "tentu."

Mendengar jawaban Kajef, pria itu menghela nafas lega. "Terima kasih, saya harus kembali ke rumah sekarang. Istri dan anak saya sedang menunggu." pamitnya.

"Ya, silahkan. eh-"

"ini untuk anda, terima kasih sudah menolong adik saya." Kajef menyodorkan sekitar 15 lembar uang berwarna merah.

Pria itu meletakkan kedua tangannya ke depan, "tidak perlu, nak. lebih baik kamu memakainya untuk pengobatan adikmu." tolaknya halus.

Kajef menggeleng kukuh, "tidak, saya memiliki banyak uang untuk membayar pengobatan mereka. Ini untuk anda, anggap saja sebagai tanda terima kasih saya."

Pria itu menggeleng pelan, "saya tidak bisa menerimanya, nak."

Kajef memutar otak agar pria itu mau menerima uangnya. "Ambil ini dan pakai untuk keperluan anak dan istri anda. Tolong jangan menolaknya atau bunda akan memarahi saya karena tidak memberikan apapun kepada seseorang yang sudah menolong putra bungsunya."

[✓] SALKIR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang