17 - Hukuman

2.3K 237 19
                                    

Waduh judulnya🌚🌝

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 • 𝐥𝐢𝐤𝐞 • 𝐬𝐩𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧

Saat ini, semuanya telah berkumpul di rumah Kajef. Ya, semuanya. Kelima teman Kajef, adik Kajef dan jangan lupakan kekasihnya bersama dengan ketiga sahabatnya.

Kebetulan hari ini rumah Kajef sedang kosong, bunda dan ayahnya entah pergi ke mana. Intinya mereka sibuk.

Justine yang saat itu gabut tiba-tiba saja membuat grub WhatsApp yang isinya 11 member. Dan lewat grub itu pula Justine meminta semuanya untuk datang ke rumahnya.

"Terus kita ngapain di sini? Diem-dieman gini?" Tanya Rangga bingung.

Haikal mengangkat bahunya tanda tak tau, setelahnya ia melanjutkan game nya yang sempat tertunda.

"Bahas truth or dare sebulan yang lalu? Expirednya kan udah dari dua hari yang lalu" usul Renja.

Justine mengangguk setuju, "boleh, boleh." Balasnya.

"Jadi.. gimana?" Tanya Justine.

Kajef menatap adiknya itu acuh, "seperti yang lo liat, kalo punya mata."

Joanna melotot terkejut mendengar ucapan Kajef, ia lalu memukul Kajef. Lagi-lagi membuat tanda merah pada dahi tampannya.

"Kajef ga boleh gitu!" pekiknya.

Kajef memejamkan matanya kuat-kuat, ia lalu mengusap-usap dahinya. Memeriksa, takut-takut beneran benjol.

"Pffttt"

Hampir saja tawa mereka menyembur sebelum menyadari raut wajah Kajef yang sedang menatap mereka memberi peringatan.

"Ga sengaja keceplosan, hehe" Haikal meringis, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Okey, kemarin yang dapet dare siapa aja ya?" Tanya Rina.

Justine memasang gesture berpikirnya, "bang Jeff, Ka Rina, Niken, Rangga. Iya ga sih?" Tanya Justine bingung.

"Done, lo berdua saksinya" balas Kajef sembari menatap Rangga dan Justine bergantian.

Justine dan Rangga mengangguk membenarkan soal keduanya yang menjadi saksi.

"Niken?" Tanya Shella.

"Udah gue putusin." Balas Niken cuek.

"Lah? Kenapa?"

Semuanya terkejut mendengar balasan Niken.

"Kak Rina bilang dare nya berlaku sebulan, setelah sebulan gue tinggalin." Balas Niken.

"Lo beneran ninggalin Abi, Ken?" Tanya Rina tidak percaya.

"Kenapa?" Tanya Rina.

Niken mengendikkan bahunya tidak peduli, "just a game."

"Gila!" Maki Joanna.

Niken mengangkat salah satu alisnya, ia menatap Joanna dengan pandangan bertanya-nya yang terlihat menyebalkan.

"Lo gila, brengsek! Ga punya hati." Maki Joanna lagi lebih beruntut.

Kajef mengusap lembut punggung Joanna yang tiba-tiba saja bangun dari pelukannya, menenangkan kekasihnya yang mulai tersulut emosi.

"Gue ga nyangka sih" ucap Rina lirih. Tak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya yang satu ini.

Dia pikir, nantinya Abi dan Niken akan berakhir bahagia seperti Kajef dan Joanna. Tapi sialnya pemikirannya salah, teman yang sudah ia anggap adiknya sendiri itu ternyata bisa se-tega ini.

[✓] SALKIR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang