23 - who?

1.1K 174 7
                                    

setelah ini banyak kejutan, hihi. siap-siap dulu ya sebelum baca

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 • 𝐥𝐢𝐤𝐞 • 𝐬𝐩𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧

"BAGAIMANA BISA ALAT KANTUNG DARAH PASIEN TIDAK MENGALIR?!" dokter dokter Han yang hendak melakukan pemeriksaan rutinnya tadi berteriak dengan paniknya.

Kajef yang berada di tirai sebelah terlonjak kaget mendengar teriakan dari dokter Han yang sangat keras itu.

Kamar Justine dan pemuda yang ikut menjadi korban tabrak lari itu berada dalam satu ruangan yang diberi tirai ditengahnya sebagai pembatas. Untuk berjaga-jaga jika keluarga dari pemuda itu datang dan membutuhkan privasi untuk menjaga pemuda itu.

Di luar itu, Kajef memilih menjadikan keduanya teman sekamar agar Kajef menjadi lebih mudah untuk mengawasi dan menjaga mereka. Begitupun dengan dokter dan suster yang akan merawat mereka.

Kajef bangkit dari duduknya, ia menyibak dengan cepat tirai yang membatasi dirinya dan pemuda itu.

"Ada apa?" tanya Kajef yang ikut merasa panik akibat dokter Han yang terus memeriksa entah apa yang tidak ia ketahui dengan ekspresi panik dan keringat yang terus mengalir deras di wajahnya.

"Ada sesuatu yang salah tuan, maafkan kami. Kami akan berusaha sebaik mungkin kali ini." ucap dokter Han dengan pandangan yang fokus pada alat-alat medis yang ada di hadapannya.

Kajef kembali pada tempat duduknya, di samping Justine. Melihat dan menunggu sang dokter untuk menyelesaikan tugasnya kepada pasiennya.

Kajef menatap lurus menatap pemuda yang memiliki wajah yang cukup familiar dalam hidupnya. Entah siapa.

Cukup lama Kajef menatap pemuda itu, hingga pada akhirnya ia tersadar dan tertegun.

Apa benar?

—oOo—

"Jeno?"

"Pergi."

"Jeno, maafin aku. Please"

Jeno menghentikan langkahnya, membuat seseorang yang sedari tadi mengikuti langkahnya juga ikut berhenti.

"Apapun kesalahan kamu bisa aku maafin, tapi tidak untuk kali ini. Kamu benar-benar keterlaluan dan tidak memiliki hati! Munafik!"

"Ga! Jeno! Dengerin aku dulu!"

"Ga perlu, semuanya udah jelas. Kita selesai di sini, jangan pernah hubungin gue lagi."

deg!

'Jeno..'

Gece abal-abal


ka Rinaa
| guys
| ke rs sekarang ya
| please
| gue butuh kalian

—oOo—

Joanna berlari tergesa-gesa, menyusuri sepanjang lorong rumah sakit dengan cepat. Rangga mengikuti langkah Joanna dari belakang.

Niatnya tadi Rangga hanya ingin menemani Joanna sampai di parkiran saja, tapi saat melihat bagaimana paniknya Joanna, Rangga memutuskan untuk mengikuti temannya itu.

Saat mendapati seseorang tengah berdiri ditengah lorong rumah sakit, Joanna memelankan laju larinya.

Ia berjalan mendekati teman-temannya dengan nafas terengah-engah. Keringatnya pun bercucuran deras.

Sudah ada teman-temannya, bahkan Niken yang tadi pergi menemui seseorang pun ada di sana. Ada Jean, Haikal, dan juga Renja. Rangga berhasil menyusul dan saat ini ia berdiri tak jauh di belakang Joanna.

[✓] SALKIR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang