[24.] Rain Poor.

4.5K 574 251
                                    

Retina cokelat yang berbalut bulu mata hitam lebat itu berbinar amat indah.

Koko rupanya melompat lompat begitu girang⚊melewati genangan air di salah satu celah lubang jalan pinggir kota, tubuh kurus kecil itu berbalut mantel bening dengan motif polkadot kuning.

Omong omong pagi ini hujan deras, air tumpah ruah membuat wajah pucat Kookoo basah... Sedikit pipi gembil bersemu merah... Begitu indah.

Bocah berusia jalan duabelas itu telah usai memberi nafkah kucing kucing terlantar pada sudut kota ini, beruntungnya ia dapat menukarkan beberapa tangkai bunga dengan snack kucing semenjak subuh tadi.

" Koo, kau hujan hujanan sepagi ini? "

Anak kecil itu menoleh, sebuah suara berat memanggilnya. Itu suara paman Jang, suami Bibi tomat si pemilik kedai, muka bantalnya tertera.

" Oh iya Paman, dingin sekali tapi Koo sangat suka."

" Kau sudah sarapan? "

" Sudah, Koo sudah sarapan kok tadi, minum susu kotak lho, Koo di beri banyak oleh Bibi semalam, sampai Kookoo kesulitan bawa hehe."

Si Paman tersenyum simpul, menepuk kepalanya dengan begitu pelan. " Jangan sering bermain hujan, nanti sakit Koo, istirahatlah ke rumah hari ini, kau sudah lelah berjualan kemarin dari pagi hingga petang.  "

Ia menggeleng ribut. " Tidak, tidak lelah! Koo juga tidak mungkin sakit, Koo kuat dan sehat ini. Nanti Koo mau ke taman kota, bersenang senang. "

" Baiklah, nanti sepulang dari sekolah Paman akan memberikanmu permen, tapi jangan lupa rajin rajin sikat gigi ya Koo? "

Anak itu mengangguk semangat, Paman Jang itu seorang guru di salah satu Sekolah Negeri populer di Seoul." Terimakasih Paman, tapi gusi Koo sering berdarah, tidak papa kan kalau makan permen manis. "

" Jangan terlalu sering ya, kau harus menabung, kumpulkan uang hasil jualan, nanti Paman juga akan membelikanmu sikat gigi."

" Heum, Koo nanti mau beli buku gambar. "

".... Anak pintar. "







🌈








Daniel melihat beberapa putra putranya yang telah rapih, hendak bersarapan, si tertua Kim sudah berangkat paling awal, kabarnya dia memiliki jadwal terbang ke luar Negeri untuk beberapa hari.

Lantas yang tersisa hanyalah Taehyung dan Yoongi, kebetulan mereka sama-sama masuk pagi, pula dengan Jihoon yang tengah mengoleskan selari strawberry pada lembaran roti.

Sebagai seorang Ayah, Daniel Kim tersenyum penuh rasa bangga⚊sekaligus terharu.

Putra putranya telah beranjak dewasa, setelah puas meninjau semua, ia mulai memimpin do'a, untuk mengawali kegiatan sarapan bersama.

Meja panjang dengan pernak pernik megah itu menyisakan beberapa tempat kosong, Jordan tiba-tiba mengingat mendiang putranya⚊Jimin Kim, yang biasanya rutin bertengkar bersama Taehyung si bungsu sebelum sarapan di mulai, biasanya Angelina melerai anak kembar mereka dengan penuh kesabaran.

" Taehyung sayang, kau memikirkan sesuatu sepertinya, kenapa tidak memulai sarapan. "

Ketika yang lain beradu dengan denting pelan alat makan, Taehyung hanya meminum sedikit susu Pisang yang di sajikan.

Tersentak mendengar kalimat satu satunya perempuan yang merujuk untuknya.

Itu suara merdu Jessica, membuatnya di tatap oleh seluruh penghuni meja makan seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi [ Kookoo.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang