Secret Kookoo.
🌈
" Bagaimana bisa Koo dapatkan lebam lebam sebegini banyak hm? " Bibi Hwang reflek mengigit bibir bawahnya cemas. " Rasanya sakit sekali heum? "
Anak itu hanya memandang maid asuhnya dengan tatapan lugu saat wanita paruh baya tersebut menarik lembut tangan kanan Kookoo hingga langsung mendapati sebuah lebam ungu kehitaman yang memanjang hingga lengan.
" Sakit, tapi tidak papa kok Bibi. " Ucap-nya dengan nada lucu membuat sang maid asuh merasa gemas.
Pukul enam sore, anak ini barusaja terbangun dari tidur panjang nya dengan keadaan yang jauh lebih baik, bersyukurlah karena demam anak itu sudah tak se-tinggi pagi tadi.
Bibi Hwang tersenyum teduh, dengan penuh kehati-hatian langsung ia bantu Kookoo untuk menyandarkan tubuh pada headboard yang telah di tumpuki beberapa bantal.
Sampai dua maid lainnya langsung datang membawa air hangat lengkap dengan pakaian ganti anak itu mampu mengalihkan atensi mereka berdua sejenak.
Wanita tersebut menempelkan punggung tangan-nya terhadap kening yang paling muda. " Sekarang, Koo ganti baju dulu ya. "
Seusai di balas anggukan setuju sang empunya, Bibi Hwang langsung menyingkap pelan baju Seokjin yang melekat pada tubuh Kookoo hingga terlepas sempurna.
Sampai pada akhirnya penglihatan mereka langsung terpusat pada permukaan bahu kecil anak itu⚊yang mana beberapa bekas luka pukul kentara jelas sekali.
Dan bukan, bukan hanya itu saja.
Bibi Hwang bahkan memperhatikan bagian lain dengan rinci, mulai dari leher, dada kiri, hingga perut-nya yang masihlah menampilkan lebam-lebam sama.
Hingga saat itu juga bersamaan dengan suara langkah ketukan sepatu terdengar mendekat ke arah mereka.
Seokjin yang barusaja pulang⚊bahkan masih mengenakan tuxedo hitam-nya, masuk kedalam kamar Taehyung yang langsung di balas tatapan semangat menggebu adik barunya.
" Kakak! " Seru anak itu mengabaikan satu fakta bahwa orang-orang di sekitar menatap khawatir. " Kakak pulang! "
Ketiga maid tersebut membungkuk hormat, saat pria tersebut langsung memeluk erat tubuh yang jauh lebih kecil darinya kedalam dekapan hangat.
Tentu dengan senang hati Kookoo menerima rengkuhan Seokjin, selain karena ia sangat suka sekali jika terdapat seseorang yang memeluk-nya⚊itu juga Kakak pertama Kookoo⚊dia begitu wangi.
" Iya Kakak sudah pulang. "
Ia menyingkap pelan surai si adik yang telah sampai menyentuh alis dengan raut khawatir, terlebih usai menemukan bekas luka jahit di kening anak itu membuatnya menegang.
🌈
" Apa anda benar-benar tidak tau, tuan Kim? " Si wanita tersenyum tipis di balik tundukan-nya. " Mereka tidak memberitahukan apapun? "
Sedangkan laki-laki yang sebagian rambutnya telah beruban tersebut tetap menghembuskan nafas tenang⚊ia pandangi sejenak gemerlap malam kota Seoul di balik kaca pembatas dengan tatapan sulit di artikan.