Secret Kookoo
🌈☁️
Kookoo berjengit heboh dalam gandengan Seokjin, matanya seketika membulat lucu dengan sorot berbinar indah tatkala menangkap pemandangan sebuah gedung menjulang yang tingginya bukan kaleng-kaleng.Atensi para karyawan tentu saja langsung memusat terhadap dua manusia berbeda usia tersebut, sedikit berbisik-bisik menanyakan siapa gerangan sosok yang kini tengah bersama pimpinan mereka.
Bocah itu mengenakan kaos lengan pendek putih kebesaran, celana selutut dengan sepatu boot⚊tapi entah kenapa, rasa rasanya Seokjin terlihat seperti membawa seorang balita berusia lima.
Ini kali pertama sang Kakak membawa Kookoo keluar omong-omong, tiga minggu terkurung di dalam mansion⚊dan hanya bermain mengitari halaman pasti membuat bocah itu dilanda jenuh.
Rasa rasanya jika di pikir, Seokjin justru seperti tengah melihat seekor kelinci kecil yang barusaja melihat dunia luar.
" Kakak. " Celetuknya malu-malu saat sadar akan semua orang nampak membungkuk hormat ke-arah keduanya. " Tempat Kakak bekerja eung? "
" Ini milik Papa, Kakak hanya meneruskan kok. "
Namun, lama-lama, dan semakin merasa diperhatikan, anak itu langsung bersembunyi pada lengan Seokjin, sesekali mengintip malu ke arah orang yang menyapa amatlah ramah.
Merasakan gelagat aneh sang adik, membuat pria itu langsung berlutut seketika. " Kenapa, Adek tidak suka? "
" Suka kok, suka sekali. Terimakasih Kakak sudah ajak Adek kesini. "
" Sudah siap melihat pemandangan kota dari lantai ter-atas hm? " Pria tersebut menyisir pelan surai lembut anak itu yang hampir menyentuh alis. " Baiklah, ayo! "
🌈☁️
Memainkan jemari kuku cantiknya yang telah di cat putih⚊lantas tersenyum penuh kebanggaan usai memaut-kan diri di hadapan cermin besar, atau bahkan, ia sesekali mengoleskan lipstik dengan warna merah mawar pada kedua bilah bibir tipis nya.
Ia terus berdiam diri dengan kekehan pelan, mendengar celoteh panjang seseorang di sebrang sana melalui perantara telepon genggam.
" A-apa, kau telah pulang ke Seoul dan, ⚊dan pergi menemui mereka.. "
" Kenapa kau melakukan hal itu, sudah ku bilang untuk perjanjian-nya adalah, jangan menampakkan wajah barang sedetik-pun di hadapan mereka. "
" Sekarang katakan padaku, apa yang tengah kau rencanakan hingga berani melakukan hal demikian. "
Wanita itu berbisik dengan begitu lirih-nya. " Karena kau mutlak milikku seorang. "
Terdengar helaan nafas kasar jauh di sebrang sana. " Jessica Seo! "
" Jessica Kim omong-omong. " Koreksi-nya, dengan senyum penuh kemenangan.
" Aku merindukan mu sayang, kapan kau pulang sebenarnya hmmm, Jihoon juga tengah membutuhkan sosok Ayah, putra bungsu-mu itu sebentar lagi akan masuk SMA lho, setidaknya berikanlah dia sedikit motivasi supaya tidak terlalu tegang pada hari ujian kelulusan nanti. "
" Aku sudah menghubungi-nya malam tadi. "
" Ah sungguh, kau benar-benar Ayah yang kan baik ya sayang. "