Rindu kalian sekali nih :'))
Malam ini hujan⚊hujan begitu deras sekali.
Dahsyatnya kilat yang saling sahut menyahut dengan bias cahaya putih terlihat jelas dari jendela besar pada gudang, sampailah hal itu⚊ membuat sosok terduduk manis di sudut ruang berdebu merinding takut.
Kookoo takut sekali gelap, dia tidak suka gemuruh dengan suara keras⚊namun begitu beruntungnya kali ini, pintu gudang dapat dengan mudah ia buka selebar mungkin untuk bisa mendapatkan secercah cahaya lampu di luar guna bantu penerangan, yah... meskipun dengan keadaan remang-remang.
Gudang sudah selesai Kookoo bersihkan kok, menyisihkan barang-barang rusak dan telah ia simpan rapi pada kotak, tubuh ringkih tersebut bahkan tak henti mendorong barang-barang berukuran besar yang jauh lebih tinggi darinya⚊hingga bahkan, Kookoo sempat tertimpa lemari raksasa ketika hendak mendorongnya hingga bocah itu terjepit kepayahan.
" Tata duduk disini dulu! " Nah boneka itu sudah di beri nama⚊Tata⚊padahal itu merupakan panggilan sayang Kookoo kepada Kim Taehyung, namun tanpa alasan ia beri nama demikian, kata Kookoo ; supaya ia selalu merasakan kebersamaan dengan Kakak terakhirnya itu.
Lantas,dengan perlanan Kookoo mulai menata baju baju kumuh tersebut untuk ia simpan pada kardus reot, ⚊meletakkan-nya serapih mungkin dengan perasaan senang hati.
Anak itu selalu saja dijatah pakan layaknya hewan peliharaan, suster panti menyuguhi Kookoo hanya sebatas nasi sisa yang diberi alas plastik, mana sudi mereka meminjami Kookoo sekedar piring.
Barusaja menyentuh nasi tersebut dengan tangan⚊ hendak melahahpnya⚊namun, sesuatu tak sengaja menetes mengenai nasi tersebut, Kookoo kembali, mimisan.
" Yah.. " Pasrah-nya, meraba lubang hidung anak itu, basah⚊sesuatu berwarna merah merekat pada jemari-jemari kecil anak itu ketika mengusapnya dengan kasar. " Koo tidak bisa makan, lagi.... Lapar sekali. "
Lantas, dengan lunglai tubuh lemas Kookoo bangkit penuh kepasrahan⚊menapak dengan kaki terseret-seret pincang⚊akibat tertimpa lemari⚊kepala anak itu sakit, kebiasaan sekali jika terlalu memaksa tubuhnya untuk terus bekerja.
Hingga, barusaja menuruni anak tangga, suasana rumah panti tumben tumben sekali masih ramai, padahal sudah hampir menunjukkan jam sembilan malam, yang mana itu merupakan jadwal wajib tidur anak-anak.
Bocah itu menutupi dengan hati-hati hidung-nya, meskipun darah merembes melalui sela sela jari, anak-anak maupun suster panti tidak akan pernah ada yang melirik peduli.
Kini semua terlihat tertawa ria, ada diantara mereka terlihat saling menganggu satu sama lain, atau bahkan beberapa terlihat bermain kejar-kejaran dan anehnya sekarang suster panti tidak menegur karena meskipun hari sudah malam.
Si lusuh tersebut mulai mengintip di balik tembok, meremat pangkal kaos pudar jelek berlubang yang begitu kebesaran di tubuh ringkih tersebut, Kookoo juga ingin punya teman, satu saja tidak mengapa, Kookoo juga ingin merasakan usapan kepala seperti anak anak yang biasa dapat dari suster panti, Kookoo juga ingin di perlakukan sebagaimana mestinya anak anak di perlakukan⚊di cintai, dan di sayangi.
Mengusap kasar air mata yang meluruh paksa, Kookoo tidaklah mau berhalu setinggi itu. " T-tidak bisa, Kookoo jelek, Kookoo idiot, Kookoo cacat hiks, Mama... Kookoo bukan kesempurnaan tuhan hiks. "
Namun, karena suatu kecerobohannya, Kookoo tak sengaja menabrak tubuh tinggi seseorang ketika anak itu berbalik arah dan ⚊
Bruk