[10.] Koo is never alone.

5.1K 640 60
                                    


🌜🌈



Satu bulan kemudian...

" Kak.. Kakak Yoonglek, Kak Yoonglek, main piano yuk, Adek mau main dengan Kakak tau. " Anak itu menarik-narik pangkal baju Yoongi, dengan binar cerah ia tatap pemuda tersebut penuh harap.

" Kakak tidak pernah pulang kan ya, Adek rindu sekali loh. "

Yoongi yang barusaja turun dari mobil reflek menghempas kasar tangan ringkih itu lantas ia berjalan tergesa seolah-olah bahwa keberadaan disitu Kookoo tidaklah terlihat sama sekali.

" Oh, Kakak pasti lelah sekali, jangan-jangan Kakak belum makan nih, makan malam dengan Adek saja yuk. "

Begitu sengaja langkah Yoongi di lebarkan guna menghindari celotehan ricuh tak berguna, Kookoo tak menyerah, ia reflek berlari kecil menyamakan langkah pemuda tersebut, namun apalah daya ia kewalahan.

" Kakak, mau mandi pasti ya, ya sudah kalau Kakak mau mandi dulu, sekarang adek tunggu saja ya, bye! " Anak itu melambai tangan heboh⚊menatap punggung pemuda Kim yang perlahan menjauh. " Kakak Yoonglek jangan lama-lama loh. Adek jangan ditinggal bobo hihi. "

Kookoo kembali jatuh terduduk seorang diri, menyandarkan tubuh kurus tersebut pada pilar berwarna putih gading berukuran raksasa yang menopang mansion Kim, sampai-sampai membuat anak itu terlihat sangatlah kecil.

Langit begitu pekat bagai jelaga, beberapa awan terlihat menggumpal keseluruhan, dan semilir angin yang berhembus kencang membuat rambut cokelat madu tersebut bergoyang kesana dan kemari.

Peluk boneka beruang tersebut erat-erat, Kookoo mulai telonjak terkejut disaat kilatan putih menyambar dengan suara dahsyat hingga reflek mengusap pelan dadanya sendiri.

Suara air berjatuhan mulai masuk melalui pendengaran anak itu beberapa detik kemudian.

Kookoo dapat langsung melihat bahwa beberapa pohon yang tertanam di sekitaran mulai bergerak gerak ribut karena ulah angin.

" Astaga, tuan muda, kenapa anda duduk sendirian seperti ini, hujannya deras sekali, lihat! " Kejut salah seorang maid yang hendak keluar.

Kookoo dengan tampang polosnya hanya menggeleng ribut tak mau pergi. " Masuk Nak, angin malam tidak baik lho. "

Anak itu meremat kuat jemari-jemari kecilnya. Dan mengerucut sebal ia tatap Bibi Jang dengan alis menukik lucu. " Tidak mau, Adek mau tunggu Kakak Tata, tau! "

Wanita muda tersebut mengerjap bingung. " Kak Tata, Tata siapa heum? "

Dengan bangga Kookoo menjawab. " Itu Kak Taehyung, Kak Tata, Tata... ndur pari, palah jebul jebule... suket teki... "

Wanita itu langsung terpingkal tawa, ia berlutut segera dan mengusap usap pipinya yang memerah karena dingin. " Aigo.. Gemas sekali! "

" Bibi Jang masuk saja kedalam ya. "

" Rajin sekali menunggu Kakak pulang. " Hidung bangir Kookoo wanita itu cubit dengan geram. " Tapi habis ini makan malam loh. "

Barulah setelah Kookoo mengacungkan jempol-nya semangat, Bibi Jang dengan sedikit perasaan kasihan meninggalkan anak itu yang masih duduk sendirian bersandar pada pilar mansion.

Hingga tak lama jua setelah itu...

Jauh di depan sana, sebuah sorot lampu mobil akhirnya mulai mendekat selang beberapa detik, menerobos deras hujan, membuat anak itu langsung semangat menggebu-gebu.

Lantas ia berdiri cepat-cepat, menatap tiga kuda besi yang sudah Kookoo tebak-tebak siapa didalam nya.

Semakin mendekat hingga tibalah pada pelataran mansion Kim yang luas tak terkira, Kookoo dengan badan bergoyang kekanan dan kekiri menatap beberapa orang-orang kepercayaan Kim yang turun dari mobil urutan paling terkahir.

Pelangi [ Kookoo.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang