😭😭😭
🌈 P E L A N G I 🌈
" Dari mana, Nak? "
Deg.
Kim Daniel⚊Ayahnya, entah bagaimana bisa kini tengah berdiri alif bertepatan di belakang Kim Seokjin, pun terlihat bahwa pria dewasa tersebut masihlah menggunakan setelan kantor⚊pertanda barusaja ia pulang bekerja.
Hal tersebut mampu membuat langkah Seokjin mendadak terasa berat sekali, entah itu hanya untuk menoleh guna sekedar menatap wajah tegas sang Ayah, namun ia urung kan sejenak, karena Daniel terlebih dahulu mendekat dengan langkah pelan-pelan.
"... O-oh, Papa, kau baru pulang? " Lantas Seokjin meliriki aroloji mahalnya kikuk⚊namun berbarengan dengan salah tingkah, bodoh, padahal sudah biasa menjadi waktu ayahnya berpulang.
" Kebetulan tadi Papa mampir sejenak ke perusahaanmu, namun sekretaris mengatakan kau mengosongkan jawal seharian penuh? "
" A-ah... ya benar, Pa. " Menggaruk rambut yang tak terasa gatal⚊ hingga Seokjin berakhir menampilkan seutas senyum yang lagi-lagi sangat kaku. " Tumben sekali, Papa berkunjung tanpa memberi tahu, untuk apa? "
Sampai, langkah keduanya saling berjajar, menyusuri ruang demi ruang mansion, meski yang di temukan hanya lalu lalang jajaran para maid.
Namun, pertanyaan si sulung yang dicetuskan tak Daniel hirau, pria tersebut justru menghentikan langkah mereka hingga mau tak mau Seokjin mengikuti hal demikian dan saling bersitatap.
" Dari Busan? " Hingga, pertanyaan tersebut mampu membuat si sulung Kim ⚊ membeku.
Tunggu-tunggu... Darimana Ayahnya tau?
Bodoh Kim, jelas-jelas ayahmu memiliki koneksi yang tersebar dimana-mana.
" Ke panti anak itu? " Selidik Daniel lagi dan lagi. " Untuk apa, jangan kau kira Papa tidak tau apa yang anak-anak Papa lakukan. "
Dan Kim Seokjin benar-benar terdiam mendengar ujar yang Daniel ucap kelewat tepat pada sasaran.
" P-papa.. Aaku tidak menemuinya. "
"Aku hanya melihat anak itu dari kejauhan, dan dia bahkan tidak tahu keberadaanku sama sekali... "
" Melihat?"⚊ Mengangguk, sampailah Ingatan Seokjin mulai memutar kala kejadian ulang beberapa jam lalu, saat hujan turun begitu derasnya, Kookoo yang telah kepalang basah bercampur kotor lumpur, terisak isak tangis memanggil boneka pemberian Mama yang tersangkut di atas pohon dengan begitu bodoh.
Hingga yang begitu aneh, entah kenapa bibir si sulung Kim tersebut begitu ringan memanggil panggilan sayang yang dulu keluarganya beri untuk Kookoo, di barengi dengan setetes air mata meluruh lamban secara tiba-tiba.