Puber ketiga

1.7K 135 11
                                    

Zhan sepertinya sudah gila,dia berani begitu dekat dengan seorang Yibo yang begitu arogan pada masanya,yaa walau sekarang dia sudah jatuh miskin,semiskin-miskinnya..Zhan tak berani munafik pada diri sendiri.

Hujan malam ini seperti badai, petir menggelegar mengisi malam ini,Zhan.. pengecut,dia takut petir jujur saja.

"Zhan?"tanya Yibo,ketika suara petir besar seolah menyambut bumi.

"Huh?ya?"Zhan menarik selimut,tangannya dia cengkram dengan erat,kenapa petir datang di saat yang tidak tepat.

Dulu ketika dengan A Yuan,Zhan selalu memeluk anak itu walau dirinya sendiri takut,dia trauma akan petir,dimana semua anggota keluarganya ayah dan ibunya mati ketika hujan badai.

"Ugh..huh.."

"Zhan?kamu kenapa?"tanya Yibo khawatir.

"Jangan khawatir,aku disini."Yibo meraba tempat tidurnya,mencari Zhan yang menggulung dirinya dengan selimut.

"Masih takut dengan petir hm?boleh aku memelukmu saja?"

Tanpa menunggu Yibo,Zhan terperanjat bangun langsung memeluk pria itu dengan erat,"Aku membenci suara itu."

Yibo mengelus belakang rambutnya,"Aku disini, berbaringlah,aku akan menemanimu."

Untuk malam ini,mereka satu selimut,tanpa jarak yang selalu memisahkan mereka.

Zhan meringkuk tepat di dada bidang mantan suaminya itu,begitu hangat,pelukan seseorang yang sudah bertahun-tahun dia rasakan lagi,ini begitu berharga baginya.

"Zhan,pejamkan matamu,tidurlah,kamu sudah lelah."ucap Yibo,secara sadar dia mengelus rambut surai lebat Zhan dengan teratur.

"Kau melakukannya dengan baik Yibo.."lirihnya mulai mengantuk,matanya sudah terbuka dan tertutup menyuarakan kantuknya yang menerjang.

Ketika suara petir lebih besar terdengar,tanpa sadar juga,pelukan Zhan malah semakin erat namun takut itu sedikit terkikis akan kehadirannya disini.

"Tidak,tidak pa-pa,semua baik-baik saja,jangan takut."

.
.
.
.
.
.
.
Kicauan burung dengan tetesan air dari daun pohon menjulang tinggi,tampak burung di jalanan sepi juga sedang mandi dengan genangan air hujan dekat kolam.

Hari ini..
Di dekat taman rumput hijau,Zhan mengantar Yibo disana,Zhan membantu Yibo belajar berjalan kembali,walau wajah meringis itu sangat amat terlihat.

"Yibo, jika itu menyakitkan,kita istirahat saja kembali."

"Tidak tidak! Aku masih kuat,aku ingin lepas dari kursi roda,tolong bantu aku."

Zhan memeganginya dengan telaten, mengajarkan langkahnya kembali seperti mengajarkan anak kecil.
"Segalanya butuh waktu,perlahan saja,jangan terburu-buru."

Zhan merubah pegangan Yibo dengan memeganginya secara dekat dari depan,wajah berrahang itu begitu jelas di depannya,begitu kokoh seperti dulu.

"Pelankan saja langkahmu,jangan terkesan bur-"

Bruk!

"Arghh!"pekik Yibo,namun posisinya tidak elit kali ini.

Namun..kenapa menjadi seperti ini,Zhan berada di atas Yibo,bahkan Yibo mematung, menyadari Zhan di atasnya.

Posisi elit
Liat sulit.

"Yib-"Zhan hendak bangkit,namun tangan Yibo malah menahan pinggangnya agar tidak bangkit dari posisinya.

Zhan sempat terlena namun detik berikutnya dia sadar,lantas menepis tangan Yibo yang menahan,bangkit langsung duduk merenung bagaimana dia bisa jatuh hati untuk ke sekian kalinya kepada orang yang sama,kenapa rasa sakit itu hilang begitu saja melihat dirinya lemah.

"Zhan?kamu gak pa-pa?"Yibo hendak menyentuhnya,namun Zhan seperti menghindarinya.

"Gak! Gak pa-pa."jawabnya singkat langsung berdiri mengambil kursi roda.

Zhan ada traumanya,namun itu terkadang muncul,di saat dia tak tepat seperti ini.
"Yibo,ayo pulang,aku ada urusan hari ini."katanya sambil memapah Yibo agar naik ke kursi rodanya dengan aman.

"Kenapa mendadak?"

Zhan tak menjawab,dari arah yang berlawanan ketika hendak pulang, seseorang yang dia kenal tiba-tiba berjalan ke arahnya.

"Zhan ge.."

Yibo mendengar suara itu dengan seksama,seolah pernah mendengar namun tak paham dengan suaranya.

"Zhan ge,kenapa pagi-pagi sekali sudah ada disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu Wang Jun,apa yang kamu cari disini?"

Wang Jun melirik Wang Yibo tatapannya meremehkan lantas mengangkat dagu Yibo dengan jari manisnya.
"Gege,Wang Jun disini.."

Yibo menepis jari tersebut,dia tampak gelisah dari tempatnya,"Zhan,ayo pulang."

Ketika Zhan hendak pergi,Wang Jun menahannya menatapnya lantas berkata pelan,"Hitam, hati-hati lah seseorang mengetahuimu dimana sekarang."

"Asal kau tutup mulut,semua aman pikirku."

Zhan berlalu pergi, menikmati harinya dengan rasa jengah sendiri,semakin dia dengan Yibo,dia pikir dia juga berbahaya,sang mantan mertua mengincar dua duanya,bahkan Zhan tak bisa melepas Yibo begitu saja.

Bahkan hanya untuk bernafas saja terasa begitu susah untuk dirinya saat ini,Yibo juga di posisi yang jengah,sang ayah yang tiada,dengan ibu tiri yang mengincarnya mati sekarang setelah di manfaatkan.

Bukan hanya Yibo seorang,Zhan mengetahui seluk beluk keluarga itu,dia juga menjadi incaran yang menjadi hal berbahaya untuk nama baik nyonya Wang.

Ting
Tung..

Zhan terbangun dari rebahan,begitu juga Yibo,jam menunjukkan tengah malam,orang mana yang ingin bertamu selarut ini.

"Aku pikir ada seseorang menekan bell rumah,tunggulah disini,aku akan membukanya,ini sudah larut"kata Zhan hendak bangkit dari tidurnya,namun Yibo menahan tangannya dengan egois.

"Tidak,orang bodoh mana yang akan bertamu tidak memberi kabar seperti ini,jangan membukanya."

"Siapa tau hanya anggota apartemen biasa yang baru,ayo jangan menahan lagi."Zhan hendak bangkit kembali,namun di tahan juga.

"Jangan aku mohon,jika anggota baru,dia seharusnya tau larut malam bukan waktu yang cocok untuk bertamu,masih ada hari esok."

Clek
Clek
TEK!

Yibo meraih laci,dan masih setia menahan tangan Zhan agar tak beranjak dari dekatnya.

"Seseorang masuk,tetap siaga lah Xiao Zhan!"kata Yibo,tanpa Zhan ketahui manusia gila sebelahnya menyimpan pistol dan peluru di laci di sebelahnya.

"Yib-"

-------------------------

Maaf guisss jarang update,karna sibuk simulasi kerja mwehehe.

Tapi btw ending harapan kalian itu gimana?

错的爱Cinta Yang Salah (Yizhan)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang