8. ❤

751 170 107
                                    



"Bi, kumaha ieu.... Apa sikap yang baik untuk kita ambil,.." "Umi teh kasihan sama Airin, Umi juga ngerasain gimana kecewanya dia Bi..."

"Khhh...."

Abi Umi bercakap sebelum tidur, mereka sudah mapan diranjang bersama.

"Abi juga kecewa Mi, namanya juga manusia... Punya rasa itu yang diberikan sama Allah, cuma bagaimana kita bersikap dengan baik dan dewasa..."

"Tapi Bi, dewasa pun tidak melarang kita untuk merasakan kecewa..."

"Iya... Memang, tinggal kita bersabar dan ikhlas memaafkan, walaupun Abi yakin luka itu membekas dan tak akan hilang..."

"Mungkin ini ujian buat Aa menuju lebih baik ya Bi..."

"Umi teh nggak sebel sama Aa?"

"Sebel sih... Cuma saat melihat Aa menangis seperti itu Umi kasihan... Dia seperti benar-benar udah menjadi laki-laki baik.. Hanya masa lalunya saja yang tidak baik..."

Abi tersenyum mendengar itu, iapun kini bergerak miring menatap Umi "MasyaAllah Umi berhati lapang ya..."

"Ih Abi teh udah tua nggak usah ngegombal..."

"Tua gimana ih, Abi masih kuat tiga ronde juga..." Abi terkekeh dan tentu mendapat pukulan manja dari Umi.





❤❤


"Kak, emang kamu udah buktiin secara resmi kalau si Raya itu darah daging kamu?" Tanya Mami Jessica yang kini sedang menemani Egi yang dirumah sendiri.

"Maksud mami?"

"Ya.. Tes DNA gitu..."

"Nggak mi... Tapi itu bocah mirip banget sama Egi... Udah jelas deh kayaknya.."

"Masa? Coba mami liat... Mana fotonya..."

Egi pun mengambil ponselnya dan membuka galeri fotonya "Ini..."

Mami Jessica memicingkan matanya "Hmm... Mami nggak yakin..."

"Nggak enak juga mi sama mamanya mawar kalo Egi minta tes DNA.."

"Kok gitu... Kamu lebih nggak enak sama orang lain daripada istrimu sendiri?" Mami Jessica melotot

"Secara kan Mawar udah meninggal mi... Jadi nggak enak juga... Tapi ah Egi bingung...."

"Ayo berangkat sekarang...."

"Kemana??"

"Singapore... Mami yang minta sama keluarga Mawar nanti..."

"Tapi mi.... "

"Eh... Nggak ada tapi-tapi.... Kamu harus memperjuangkan rumah tangga kamu dong Kak... Gimana sih... Jangan pasrah...."

"Abis ditinggal sama Airin rasanya aku nggak punya semangat Mi..." Keluh Egi yang kini bersandar dilengan Maminya, karena mereka sedang duduk disofa.

"Makanya kamu harus berhasil nyelesaiin masalah ini..."

"Tapi kalau nanti Raya terbukti darah daging Egi gimana mi?"

"Ya mau gimana lagi.... Kamu harus tetep membujuk Airin..."

"Khhhh...." Egi menghembuskan nafas beratnya

"Maafin mami ya Kak...."

"Hmm? Kenapa mami minta maaf..." Egi menegakkan tubuhnya dan menatap sang mami.

"Ya karena Papi sama Mami kurang ngasih ilmu agama... Kamu jadi nakal dulu..."

"Nggak mi.... Itu salah Egi..."

Pesantren Rock & Roll - Jilid II 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang