3. ♥

915 199 116
                                    





Selepas sholat Isya berjamaah, Abi membuka kajian tentang ibadah berkurban.

"Nabi bersabda, barangsiapa keluar dari rumahnya hendak berkurban, setiap langkahnya diberi pahala 10 kebaikan, dilebur 10 perilaku buruknya, dan diangkat derajatnya 10 kali lipat..."



"Bahkan Tak hanya itu, misal nih Pak Yul mau berkurban sudah sampai ke penjual hewan kurban lalu melakukan tawar-menawar harga, itu diberi pahala seperti membaca tasbih. Dan saat harga sudah disepakati, setiap satu dirham diberi pahala seperti melakukan 700 kebaikan... MasyaAllah..."

"Wow..."

"Kita sehari melakukan tiga kebaikan aja sulit, betul, tidak? Misal Kalau Umi kondangan tiga kali, mendapat tiga kebaikan, iya tidak? Ini kalau beli hewan kurban seperti 700 kali kondangan,” katanya Abi mengibaratkan dan semua terkekeh.

“Besar sekali pahalanya Bi..." Respon Egi, Allah sungguh tidak pelit memberikan pahala untuk orang-orang yang berkurban.

"Tidak hanya itu... Masih ada tambahan lagi..."

"Apa itu Abi Kim.."

"Ketika hewan kurban direbahkan untuk disembelih, lalu darahnya mengalir, setiap dari tetes darah kurban itu Allah swt menciptakan 10 malaikat, yang sampai hari kiamat tak henti-hentinya memintakan ampunan...."

"MasyaAllah..." Mami Jessica terharu mendengarnya, dulu pernah ia berniat kurban karena gengsi kepada teman-temannya bahkan memilih sapi termahal untuk berkurban.

"Bayangkan berapa tetes darah yang mengalir..."

"Dan saat daging kurban dibagikan lalu dimakan oleh penerima, ada pahala lain yang menunggu kita, setiap suap yang dimakan itu seperti memerdekaan budak..."

"Jadi buat kita yang mampu, jangan sayang dengan uang untuk berkurban... Pahalanya sangat besar...."

"MasyaAllah.... Begitu besar rahmat dan kasih sayang Allah kepada hambaNya.."

"Iya ya Bi, uang nggak dibawa mati..." Ujar Winta

"Eh kata siapa uang nggak dibawa mati..." Abi mengoyangkan jari telunjuknya isyarat salah.

"Oh bisa ya Bi, dibawa mati?"

"Eh gimana caranya Bi..." Mami pun penasaran

"Ih Mami..."

"Uang bisa kita bawa mati, dengan cara dititipin..."


"Dititipin dimana Bi?"


"Dititipin di masjid, titipin dipanti asuhan, dititipin di tempat-tempat yang membutuhkan bantuan..."

"Oh.. Intinya diinfakin Bi.."

"Ya... Bener... Diinfakin... Nanti dialam kubur uang-uang yang kita infakin bakal jadi teman kita..."

"Enak ya yang banyak duit... Gampang dapatin pahala..." Kata mpok Rohmah yang ikutan juga.

"Eh jangan bilang seperti itu mpok..." Airin tidak setuju dengan ucapan asisten rumah tangganya itu.

"Surga tidak bisa dibeli dengan uang... Karena untuk membeli Surga itu adalah taqwa... Bukan kaya atau miskin..."



"Mm... Nyah.. Boleh tanya lagi..."

"Iya tanya aja..."

"Ini kan saya dulu belum diaqiqahin sama orang tua, katanya sebelum aqiqah nggak boleh kurban..."

Pesantren Rock & Roll - Jilid II 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang