10. ❤

819 162 157
                                    




Acara syukuran yang diadakan oleh
Mami Jessica pun berjalan dengan lancar, saat ini waktunya Airin dan Egi beristirahat.

"Aa..."

"Iya sayang... Ada apa?"

"Aku pingin makan kwetiau sekarang..."

"MasyaAllah sayang ini udah malem banget... Emang masih ada yang buka?" Egi melihat jam dinding dikamar yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Sebenarnya teh udah dari sore tadi aku pingin itu... Tapi nggak enak masih banyak tamu..."

"Ya udah deh.. Kalau nggak usaha kan kita nggak tau... Yuk lah jalan..."

"Beneran A..."

"Iya sayang... Mana mungkin Aa menolak..."

Airin pun sumringah dan langsung memakai hijabnya kembali.














....

"Tuan nyonya.. Bade angkat kamana??" Tanya Security rumah Egi saat membuka

"Cari kwetiau mang... Mang ujang teh tau? Penjual yang masih buka jam segini.."

"Hmmm.. Kayaknya ada di perempatan kampung sebelah Tuan Egi..."

"Okedeh coba cari aja..."

"Iya Tuan... Wah nyonya ngidam ya..." Celetukan mang Ujang membuat Egi dan Airin saling pandang.


"Sayang... Kamu telat?"

Airin tersenyum tapi menggeleng "Belum waktunya haid..."

"Oh.. Iya nggak papa sayang..." Egi mengusap kepala Airin dengan tangan kirinya, sedang tangan kanannya masih memegang kendali kemudinya.










Mobil mercedes-benz berwarna hitam itu sangat kontras dengan kondisi warung kaki lima yang Egi temukan dijalan.

"Bang kwetiau masih ada?"

"Alhamdulillah den... Udah habis..."

"Yah... Kirain masih ada..."

Egi pun hendak keluar dari warung itu tapi ditahan oleh abangnya "Den... Den... Masih ada satu ternyata..."

"Wah... Alhamdulillah... Tolong buatin ya bang yang pedes..."

"Siap masseeh... Bungkus apa makan disini..."

"Ah aku tanyain dulu ke istri..." Egi pun keluar berjalan ke mobil dimana Airin menunggu.






Egi menunduk membuka pintu mobil "Sayang... Masih ada nih mau dimakan dirumah apa disini?"

"Rame nggak A..."

"Nggak... Soalnya udah mau tutup..."

"Ya udah makan disini aja.."

"Ya udah ayo..." Egi mengulurkan tangan untuk membantu Airin turun dari mobil beratap rendah itu.





Egi memilih tempat duduk dipojok dengan posisi Airin menghadap ke tenda jadi tidak akan terlihat wajahnya oleh orang lain, untungnya sudah sepi pembeli juga.

Egi mengambil sendiri piring berisikan kwetiau yang telah matang dimasak dari gerobak menuju meja "Silahkan menikmati..."

"Nuhun Aa..."

Airin menghirup harum kwetiau keinginannya itu, Egi tersenyum melihatnya, membahagiakannya sungguh mudah.

"Aa mau?"

Pesantren Rock & Roll - Jilid II 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang