"Abi hukum memajang foto dirumah itu gimana Bi..."
"Ada lima macam spesifikasi hukum tentang gambar... Yang pertama MUTLAK HARAM, yaitu gambar bernyawa dan berbentuk atau timbul atau berdimensi, contoh patung binatang... hukumnya jelas haram..."
"Kelak di akhirat orang yang membuat patung dan lukisan yang bernyawa akan dituntut untuk meniupkan nyawa pada patung-patung yang mereka buat... Dan tentu saja mereka tidak akan bisa... Dan tentu akan mendapatkan siksa yang pedih..."
"Yang kedua MUTLAK HALAL, yakni gambar yang tidak bernyawa, misalnya pohon atau gunung..."
"Yang ketiga yaitu gambar bernyawa tapi tidak berbentuk, misalnya lukisan manusia. Sebagian besar ulama mengatakan haram, namun ada beberapa ulama yang mengatakan tidak haram..."
"Yang keempat yaitu gambar yang bukan dari karangan manusia, contohnya fotografi, yang bekerja itu alat bukan manusia, sebagian besar ulama mengatakan boleh, tapi ada beberapa yang mengatakan haram..."
"Tapi dengan catatan gambar tersebut tidak boleh menimbulkan syahwat..."
"Nah foto keluarga termasuk yang keempat, namun kita harus bijak dan saling menghargai teman yang berpegang pada ulama yang mengatakan boleh atau pun yang mengatakan haram..."
"Yang kelima gambar yang berbentuk namun tujuannya untuk mainan, misal boneka mainan untuk anak, itu tidak papa... Boleh..."
"Jelas ya?"
"Alhamdulillah jelas Bi... Syukron..."
"Alhamdulillah...."
❤❤
Di hari minggu pagi, Egi dan Airin masih di Bandung, rencananya mereka akan pulang nanti sore.
Egi turun dari masjid setelah melaksanakan shalat subuh berjama'ah, ia menunggu Airin keluar dan berjalan pulang bersama.
"Pagi ini cukup dingin..."
"Iya A..." Airin mengeratkan pelukannya dilengan Egi.
"Kok Aa... Sayangnya mana?"
"Ih Aa mah... Ini diluar... Malu atuh didengar orang..."
Aa tertawa kecil setelah mendapat cubitan manja diperutnya.
"Winta mana..."
"Dia lagi haid jadi pasti masih tidur..."
"Dasar... Pemalas..."
"Jangan gitu A... Aa nggak ngerasain gimana sakitnya hari pertama..."
"Aduh... Salah ngomong nih..." Egi menepuk bibirnya sendiri
"Iya ya maaf sayang..." Egi menyusul Airin yang sudah masuk ke kamar lebih dulu.
Airin melipat mukenahnya lalu berbaring di kasur, Egi mengambil Al-Quran berwarna emas di meja kamar Airin lalu bergabung bersama Airin. Duduk disamping Airin dan menghadap kiblat.
Ia membuka Juz 12 surat 12 yaitu QS. Yusuf, Walaupun bacaannya sedikit terbata Egi tetap berusaha dan Airin bangga.
Sesekali Egi mengelus perut Airin, seperti menyapa yang buah hati didalam sana.
Perasaan ibu hamil memang sangat sensitif, mereka akan dengan mudahnya menitihkan air mata saat perasaannya tersentuh karena haru maupun luka karena tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren Rock & Roll - Jilid II 🔚
General FictionSesion 2 Pesantren Rock & Roll Mulai 7 Juli 2023 Selesai 1 Februari 2023