51. Two Lines

3.5K 218 24
                                    





Clara POV.








Aku terbangun dari tidurku ketika sinar matahari menembus gorden kamar Ale, aku menolehkan kepalaku kearahnya yang masih terlelap, wajahnya yang cantik dan tampan secara bersamaan itu kini terlihat sangat letih, pekerjaan yang menumpuk membuatnya menjadi jarang memperhatikan dirinya.

Bahkan ketika aku sedang tidak ada kuliah seperti hari ini, aku akan memasakkan makan siang untuknya, aku membawakan kekantornya, saat ini memang hubungan kami belum resmi tapi aku merasa menjadi seorang istri untuknya.

Aku segera bangkit dari kasur, dan bergegas ke arah kamar mandi, jujur aku akhir-akhir ini sering merasa kelelahan dan tidak enak badan, sering merasa pusing tiba-tiba, bahkan aku sempat hampir pingsan dua hari lalu saat di kampus, tapi aku tak ingin memberitahu Ale dia akan overprotektif jika tau aku sakit.

Aku bergegas mandi membersihkan tubuhku, setelah aku selesai dengan kegiatanku di kamar mandi aku bergegas menyiapkan pakaian untuk Ale ke kantor, kemeja berwarna putih dan dan celana bahan hitamnya.

Jujur semenjak Ale berkerja sekarang kharismatiknya semakin memancar, ia semakin terlihat dewasa, terlihat semakin mempesona, bahkan banyak anak buahnya yang tergila-gila kepada-nya, tak hanya laki-laki tapi juga perempuan.

Aku sempat bertengkar denganya satu Minggu lalu saat tak sengaja aku melihat noda lipstik yang berada di kerah kemejanya saat ia pulang kantor malam hari dan menginap di rumahku, tetapi dia mengakui memang ia ada pertemuan dengan kolega bisnisnya, yaitu salah satu pebisnis perempuan yang sering flirting kepadanya.

Aku mendiamkannya selama dua hari, aku tak ingin di temuinya aku tidak datang kerumahnya dan aku melarang siapapun untuk mengizinkan Ale kerumahku, hingga kedua orang tuaku dan orang seisi rumah bingung dengan sikapku, Ale sampai kelimpungan saat aku mendiaminya.

Seujurnya aku tak pernah sampai secemburu ini sebelumnya, aku juga tidak mengerti mengapa akhir-akhir ini moodku sering tidak stabil, tapi dengan kesabaran serta kelembutannya akhirnya aku luluh dan memaafkan kesalahannya yang sebenernya tak seberapa itu.

Setelah aku menyiapkan keperluan Ale aku berjalan kearah ranjang untuk membangunkannya, sebenarnya aku kasian dengannya tak tega ingin membangunkan, tapi pagi ini dia bilang ada meeting dengan investornya dari Amerika jadi aku harus segera membangunkannya.


“ Sayang bangun yuk, udah mau jam delapan kamu katanya jam sembilan ada meeting”

Aku menggoyangkan tubuhnya agar ia terbangun, sebenarnya ini masih jam setengah tujuh pagi Ale kalau tidak di bangunkan lebih cepat dia pasti akan bablas sampai siang.

“ Sayang bangun ayo udah mau jam delapan, nanti di jalan macet kamu telat nanti mas Ale bangun dong, sayangku” Ucapku sambil menepuk-nepuk pipinya.

“ Lima menit lagi sayang ngantuk banget aku” Ucapnya lalu menelusupkan kepalanya ke dalam bantal aku sering gemas melihatnya ketika susah bangun.

“ Sayang ini udah siang kamu telat ntar ayo buruan bangun atau aku tinggal biarin kamu telat gak jadi meeting di omelin sama Daddy kamu mau?” Ucapku mengguncang tubuhnya sedikit kencang.

“ ck Iya-iya sayang aku bangun” Decaknya kesal lalu duduk dan bengong, kebiasannya kalau susah dibangunkan.

“ Bangun buruan ayo itu bajunya udah aku siapin kamu mandi sekarang” Ucapku lembut lalu mencium pucuk kepalanya.

“ Cium di bibir dulu baru aku mandi” Ucapnya sambil menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk aku tersenyum lalu memajukan tubuhku

“ Cuuuupppp....”

I Can't Believe I'm Loving You (GXG + End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang