Di sini aku dan Jaehyun berada sekarang, tepatnya di ruang makan keluargaku. Ayah dan bunda yang meminta kami untuk mengunjungi mereka sehari setelah resepsi.
"Adek, besok mampir ke rumah ya sekalian ambil barang-barang kamu. Ada yang mau Ayah bicarain katanya." Itu adalah pesan dari bunda kemarin, sempat membuatku ragu untuk pulang ke rumah awalnya tetapi yang namanya suami sok tahuku itu memaksa untuk datang kemari padahal barang yang akan aku bawa tidak terlalu diperlukan dalam waktu dekat ini.
Aku melirik bunda, ayah, dan kak Tama yang baru saja selesai makan diikuti dengan Jaehyun yang sudah menghabiskan makanannya tanpa sisa, terbukti dengan piringnya yang sudah bersih.
Lalu bagaimana denganku? Jangan ditanya, aku sedang malas makan, bahkan makanan pun hanya aku tatap sedari tadi.
"Kenapa cuma kamu lihatin makanannya?" tanya ayah membuka suara.
Aku menoleh ke arahnya. "Nggak nafsu," balasku singkat.
Sebenarnya aku masih dalam mode merajuk perihal pemaksaan pernikahan kemarin bahkan persiapan pun tergolong singkat hanya dua hari, gila bukan? Ayah menghela napasnya kasar. "Ayah mau kalian tinggal di sini," ucap ayah tiba-tiba.
Jaehyun melirik ke arahku sebentar, sebelum dia berkata apapun aku harus menyelanya terlebih dahulu "Kenapa? Aku sama Jae- maksudnya Mas Jaehyun juga nggak masalah tinggal berdua di kontrakan yang kita sewa."
"Bukan begitu, Nak. Kalian kan masih kuliah, dibanding harus mengeluarkan biaya lagi lebih baik tinggal di sini."
Aku semakin tak percaya dengan sikap ayah yang memaksaku untuk menikah lalu memaksaku untuk tinggal di rumah ini. Sedangkan aku dan Jaehyun sudah sepakat untuk menyewa rumah kontrakan, dengan begitu kami berdua bisa bebas untuk melakukan apapun, maksudku kita menikah tanpa dasar cinta. Jika aku tinggal di rumah ini yang ada aku dan dia tidak bisa bebas dan harus dituntut menjadi istri yang baik untuk Jaehyun. Dia bukan tipeku.
"Kenapa Yah?! Ayah mau mengatur hidup aku lagi? Ini semua gara-gara lo ya Kak. Gue dan Jaehyun waktu itu udah bilang kalau insiden itu nggak sesuai sama yang lo pikirin!" ucapku sengit ke arah kak Tama yang terkejut menatapku.
"Y/N, bersikap yang sopan, Tama itu kakak kamu. Sengaja atau tidak sengaja, Ayah dan papanya Jaehyun yang meminta kalian untuk segera menikah. Malu kami sama kelakuan kalian. Lagipula Jaehyun juga mau bertanggung jawab."
Tanggung jawab apa tolong? Memangnya aku bisa hamil hanya karena Jaehyun yang menciumku?
"Yah, kita berdua itu nggak ngap...."
Jaehyun berdehem membuat aku berhenti berbicara dan semua atensi mengarah kepadanya. "Maaf Ayah, Jaehyun tahu pernikahan ini memang terkesan mendadak ditambah Jaehyun dan Y/N yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Tapi, Jaehyun rasa memang sudah sepantasnya Jaehyun membawa Y/N untuk tinggal bersama Jaehyun. Lagipula kami sepakat untuk hidup mandiri, jadi Jaehyun dan Y/N mohon Ayah mau menerima dan paham dengan keputusan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
Fiksi PenggemarWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...