- happy reading -
Naka dan Haka langsung melihat ke arah sumber, suara tersebut.
Suara itu berasal dari Mars, ia tengah berdiri di ambang pintu dapur dengan wajah datar. Di jam segini memang Mars belum tidur, kalau tidak bermain game pasti ia mengerjakan tugas sekolah nya.
"Haka kila tadi setan yang ngomong." Haka mengusap dada nya.
"Huh, sama dong." ujar Naka.
Mars berjalan menghampiri kedua nya dengan wajah datar.
"Udah malem tidur sana!!"usir nya.
Tepat setelah Mars berbicara perut Haka berbunyi sedikit kencang.
Kkrukkk....
Haka menyentuh perut nya yang baru saja berbunyi.
"Masih laper? Kan udah makan tadi, Ka." ujar Mars.
"Ya nama nya olang lapel, ndak bisa di tahan."
Mars hanya berdecak kesal. Bisa habis persediaan pangan di rumah ini jika Haka terus terusan makan, porsi makan Haka pun tidak main main.
"Diet, liat tuh perut mu." Mars ikut duduk di kursi makan menemani kedua adik nya.
"Bialin." Haka tidak peduli.
Mars beralih menatap alat pemanggang roti.
"Ngapain? Mau manggang roti kalian?"
"Iya dong, kenapa? Mau yah?" goda Haka.
Mars mengerutkan kening nya melihat alat pemanggang yang sejak tadi belum di nyalakan.
"Kalian manggang roti tapi alat pemanggang nya engga di hidupin." Mars menekan beberapa tombol hingga mengeluarkan bunyi.
klik!!
"Nah, kalo gini baru hidup."
Haka dan Naka mengangguk melihat bagaimana Mars menyalakan alat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAKA NAKA [ belum di revisi ]
Novela JuvenilKisah singkat tentang Mars dan kedua adik kembar nya. "MALS, HAKA AMBIL CUCU PUNYA NAKA!! " "INI PUNYA HAKA!! " "Nyusahin aja nih bocil" - - - - Cerita ini murni dari hasil pemikiran saya, jadi jika ada kesamaan dari alur cerita itu hanya kebetulan...