"Lisa, coba lihat ini deh." Jennie berbisik, menyikut Lisa agar memberikan perhatian padanya. Kedua gadis itu menoleh bersamaan, ke arah pintu depan apartemen Roséanne yang tertutup. Memastikan kalau tidak ada tanda-tanda gadis berambut pirang itu pulang, Jennie segera menaikkan volume media ponselnya.
"Dismatch baru saja mengeluarkan laporan investigasinya mengenai skandal yang menggemparkan dunia hiburan beberapa waktu lalu. Nona RP yang dicurigai menggunakan obat-obatan terlarang saat ini diketahui merupakan korban. Sebelumnya, pemberitaan hanya melaporkan bahwa terdapat zat psikotropika yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah, terkandung dalam darah Nona RP. Dismatch memberikan informasi lebih lanjut bahwa Nona R tidak secara sengaja mengonsumsi obat tersebut. Sebaliknya, Nona RP diketahui positif dalam uji narkotika setelah menghadiri pesta di kediaman pebisnis berinisial GJ."
"Beberapa stasiun berita menerima pesan anonim yang senada dengan laporan Dismatch, dan polisi sedang bergerak untuk melakukan investigasi lebih lanjut."
Lisa menelan ludah gugup, menaikkan pandangannya ke arah Jennie yang sama cemasnya.
"Bagaimana tanggapan Anda soal hal ini? Apakah Anda mengakui tuduhan tersebut?" Wartawan di luar sana yang berjaga di depan kepolisian Seoul sibuk menyorongkan mikrofon dan perekam suara ke wajah Junhoe. Semuanya tertangkap kamera, disiarkan secara langsung di berbagai stasiun berita di seluruh negeri. Tepat ketika Goo Junhoe tiba di kantor polisi untuk dimintai keterangan dan kesaksian, banyak awak media yang telah hadir. Seolah informasi yang didapat polisi dari investigasi media Dismatch juga secara eksklusif dimiliki oleh stasiun berita lainnya.
"Menurut lo, Oci perlu tahu ini nggak?" Jennie memulai ucapannya, tidak bereaksi banyak atas isi pemberitaan yang jadi hot topic itu. Dia hanya mencemaskan sahabatnya yang saat ini masih tidak mengetahui apa-apa. Terlebih lagi, kalau saja sikap Junhoe belakangan ini sama seperti pertama kali dia bertemu dengan Roséanne, baik Jennie ataupun Lisa tidak akan sudi meluangkan waktu untuk berunding seperti ini.
"Tapi kita nggak bisa langsung kasih tahu gitu aja langsung. Kita bahas ini sama Kak Hyeri sama Kak Lily deh, gue pusing banget harus gimana." Lisa cuma bisa menyuarakan saran yang tidak cukup membantu untuk saat ini. Dirinya benar-benar tidak punya ide bagaimana cara yang tepat menyampaikan berita tidak mengenakkan ini ke sahabatnya itu. Itu juga sebelum Roséanne pulang ke apartemennya.
"Rosé!" Lisa berlari dari pintu depan hingga ruang tengah secepat yang dia bisa. "Lo udah lihat beri–"
Lalisa mengerem mendadak langkahnya tepat setelah matanya menatap ke arah sofa dan televisi lima puluh lima inci yang sedang menayangkan drama akhir pekan di saluran televisi nasional. Sahabatnya sudah pulang di saat ia meninggalkan kediaman Rosé untuk membeli bahan makanan sebentar saja. Lisa mendekat ketika gadis berambut keperakan yang tengah duduk menempati sofa menoleh ke arahnya. Dirinya mendadak kehilangan kata-kata saat bertatapan mata dengan Roséanne, plastik belanjaannya diletakkan begitu saja di lantai.
"Oci, lo...udah tahu berita itu?" Lalisa mendudukkan diri di samping Rosé, pelan-pelan memandang sahabatnya dengan penuh selidik. Roséanne tidak menunjukkan emosi apa-apa di wajahnya, membuat Lisa makin gugup. Berita yang beredar beberapa jam ke belakang bukan soal Roséanne tapi kemungkinan untuk memengaruhi kondisi gadis itu.
"Udah," Rosé tersenyum tipis, meraih tangan Lisa yang terlipat di atas lutut, sebelum menghadap sahabatnya dengan pandangan teduh. "June barusan ngabarin."
Lisa tidak tahu harus menanggapi seperti apa pernyataan itu. Ia ingin menanyakan keadaan Rosé, tapi melihat bagaimana gadis itu bersikap, Lalisa sepertinya tahu apa yang bisa dan tidak bisa dikatakannya.
"Soal berita yang bilang kalau semua ini gara-gara grup HG, June barusan bilang kalau dia lagi on the way ke kantor polisi Seoul." Roséanne memperjelas ucapannya tentang perihal mengetahui berita yang masih terkait dengannya itu. "Kak Hani juga ke kantor polisi buat kasih keterangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine | Junhoe x Rosé
FanfictionRoséanne Park, mantan model papan atas yang kini menjabat sebagai CEO sebuah butik, mengalami trauma yang selalu menghantuinya dari masa lalu. Pertemuannya dengan Goo Junhoe tidak dapat dibilang bagus, pun memantik traumanya, namun diam-diam lelaki...