"Iya, dan gue nyesel banget. Gue waktu itu mana tahu kalau gue bakal suka sama Rosé sekarang?"
Donghyuk hampir mengumpat, namun ditahannya seruan itu. Apalagi setelah dirinya memerhatikan reaksi semua orang di sana. Selain sahabat Roséanne yang terkejut dengan pernyataan terang-terangan itu, cuma dirinya yang mengeluarkan respon seperti seharusnya. Baik Junhoe maupun Rosé seolah tidak mendengar deklamasi perasaan yang dituturkan Junhoe, dan lelaki itu malah melanjutkan kalimatnya seperti biasa.
"Sekarang gue sama Rosé nggak bisa ngomongin ke konferensi pers pakai topik bahasan yang udah direncanain sebelumnya," Goo Junhoe berujar, masih tampak serius. "Karena kali ini Rosé di mata media dan publik adalah fix korban, jadi fokus media harusnya mengarah ke gue."
Lisa tampak berjuang mengabaikan ucapan Junhoe yang menggegerkan barusan dan masih terdiam. Jennie menyahut menanggapi ucapan laki-laki itu sebagai gantinya.
"Dan rencana lo itu kayak yang lo kirim lewat asisten lo tadi?"
"Yeah, kalau Roséanne setuju sama proposal yang dibikin sama tim PR gue, nanti langsung eksekusi aja,"
"Gue setuju kok. Nggak ada yang perlu diubah." Keputusan final dari Rosé menjadi aba-aba bagi Junhoe untuk menghubungi tim PR HG Group sekali lagi, menginstruksikan kalau plan yang mereka buat dapat segera ditindaklanjuti.
"Konferensi persnya kapan? Lebih cepet lebih baik kan?" Kim Donghyuk akhirnya membuka suara setelah pertama kali mengucap sapa di awal masuk apartemen Rosé. Junhoe mengiyakan dan berunding dengan Rosé dan tim PR agar bisa mengatur agenda tersebut sesegera mungkin. Kini di meja ruang makan, laptop Rosé terbuka dan menampilkan panggilan video meeting.
"Oh, lo ke sini juga?" Lalisa menyapa basa-basi, dan Donghyuk menanggapi dengan singkat. Melihat bagaimana sahabatnya dan Junhoe yang sibuk dengan tim PR, dia menunda menginterogasi Junhoe atas pernyataannya yang sungguh fenomenal.
"Gue udah yakin kalau Junhoe bakal ke sini secepet mungkin setelah baca post Instagram Oci. Dia bilang Junhoe tahu, tapi apa? Ujung-ujungnya dia ke sini juga kan dengan sepanik itu." Lisa mendumal, melampiaskan perasaannya pada teman Junhoe yang terlihat jauh lebih menyenangkan dibanding Goo Junhoe yang meledak-ledak.
"Itu karena dia peduli sama Roséanne. Gue emang temennya dan gue bilang gini bukan buat ngebela June, tapi dia beneran peduli sama sahabat lo itu." Kim Donghyuk masih saja meladeni omelan Lalisa yang ditujukan untuk sahabatnya. Mungkin agak berlebihan, tapi mengingat bagaimana kehidupan Roséanne sebelum masalah-masalah itu bertubi-tubi datang menghantamnya, Donghyuk paham kalau gadis manis berponi itu begitu menyayangi sahabatnya. Oleh karena itulah dirinya dijadikan sasaran omelan karena Junhoe tidak sedang ada di posisi di mana dia jadi samsak untuk serangan verbal dari Lisa.
"Gue juga tahu itu. Gue nggak bego, cuma masih kesel kenapa Oci ikutan keseret kasus ini gara-gara berhubungan sama Junhoe." Donghyuk menatap profil wajah Lalisa dari samping. Rautnya lucu ketika tanpa sadar mengerucutkan bibir. Sahabat Goo Junhoe itu jadi semakin memanjangkan kesabarannya hanya demi menemani Lisa yang seperti merajuk.
"Lo sayang banget sama Rosé makanya lo seprotektif ini. Lagipula masalah ini juga nggak seratus persen karena June. Nggak ada hubungan sama June pun, Roséanne masih bisa kena masalah juga." Kim Donghyuk berucap dengan pandangan menerawang ke arah Goo Junhoe. Lisa terdiam, terlihat berpikir soal ucapan kriptik laki-laki itu sebelum kemudian dengan tentatif mengujarkan pertanyaan.
"Oh ya? Tahu dari mana lo?" Lisa menyipitkan mata, kali ini fokusnya pada laki-laki dengan lesung pipi yang berdiri di sebelahnya. itu. Dia yakin kata-kata Donghyuk yang diucapkan dengan setengah sadar setengah keceplosan itu mempunyai maksud yang lebih dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine | Junhoe x Rosé
FanficRoséanne Park, mantan model papan atas yang kini menjabat sebagai CEO sebuah butik, mengalami trauma yang selalu menghantuinya dari masa lalu. Pertemuannya dengan Goo Junhoe tidak dapat dibilang bagus, pun memantik traumanya, namun diam-diam lelaki...