"There are no accidental meetings
between souls."
•
•
•
HAPPY READING!Rosé menghela napas dalam-dalam, sekuat tenaga menahan gejolak api di dalam batinnya. Dua jam ia menunggu klien VVIP L'épine dan selama itu pula ia tidak mendapat hasil apapun. Sang tamu penting tidak menunjukkan batang hidungnya. Wanita bermarga Park itu lelah, tidak hanya capek secara fisik namun juga mental. Lily sebagai sekretarisnya sibuk menelepon sekretaris sang tamu, entah beradu argumen apa. Yang jelas wanita itu marah-marah akibat pembatalan pertemuan secara sepihak dari pihak klien. Rosé memandang Lily yang masih berkutat dengan telepon genggamnya, sebelum kemudian mengangkat gelas minumannya; hanya untuk menyadari bahwa isinya telah kosong. Sekali lagi gadis itu menghela napas.
"Hey, perlu sesuatu yang segar untuk mendinginkan pikiran?" Rosé mengangkat arah pandangnya ke sumber suara, netranya bersirobok dengan tatapan dari balik kacamata hitam milik seorang lelaki. Rosé merasa pernah melihat raut familiar itu tapi di mana...
"Ck. Jangan bilang lo nggak inget gue?" Laki-laki itu, yang tentu saja adalah Goo Junhoe, mengambil kursi di hadapan Rosé dan duduk. Melepas kacamata yang tadi dipakainya dan menyimpannya di saku jas mahal yang ia kenakan. Dicondongkannya tubuhnya ke arah Rosé, sebelah tangan menggeser gelas minuman yang mulai berembun. Satu lengannya lagi mencekal pergelangan tangan sang CEO butik, yang masih belum memahami situasi apa yang sebenarnya tengah ia hadapi saat ini.
"Lo nggak inget gue, orang yang lo tumpahin lemonade waktu itu?" June kembali bertanya, mengetuk gelas berisi lemonade dingin di atas meja. Kedua manik Rosé melebar, menyadari lelaki di hadapannya ini adalah orang yang sama yang mengambil ponselnya malam itu. Juga orang yang menukar gelas alkoholnya dengan gelas berisi lemonade.
"Lo nggak ada sesuatu yang mau diucapkan ke gue gitu?" Junhoe bertanya lagi, sejak saat ia datang sampai sekarang pun Rosé sama sekali belum mengatakan apapun. Ia curiga jangan-jangan gadis itu bisu mendadak...?
"Memangnya apa yang Anda harapkan dari saya? Permintaan maaf? Jelas sekali malam itu Anda yang mengganggu saya dulu dengan merebut minuman saya, jadi di mana letak kesalahan saya?" Rosé berucap sengit sembari melepaskan genggaman Junhoe di tangannya. "Apalagi setelah itu Anda mencuri ponsel saya. Masih untung saya tidak melaporkan Anda ke polisi."
Kali ini Junhoe sedikit terkejut. Ia pikir wanita ini tampak garang dan berani karena pengaruh alkohol, namun ternyata dugaannya salah. Roséanne Park tetap berlagak bak macan betina. Junhoe mendecak, sebelum mengangkat kedua tangannya menyerah.
"Okay, okay. Gue kalah." Junhoe menggapai gelas lemonade di meja, diikuti tatapan Rosé yang menusuk. "Gue nggak sengaja dengar Jisoo bilang kalau lo udah minum banyak gelas malam itu, jadi gue tukar sama lemonade. Tapi lihat apa yang gue dapat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine | Junhoe x Rosé
FanfictionRoséanne Park, mantan model papan atas yang kini menjabat sebagai CEO sebuah butik, mengalami trauma yang selalu menghantuinya dari masa lalu. Pertemuannya dengan Goo Junhoe tidak dapat dibilang bagus, pun memantik traumanya, namun diam-diam lelaki...