21. The Raging Storm

883 110 14
                                    

Bertemu dengan kolega kerja saat sedang mengikuti kencan buta adalah satu hal—yang mungkin memalukan atau tidak nyaman, namun tidak lebih buruk daripada pergi kencan buta untuk mendapati kalau pasangan kencan buta tersebut adalah salah satu partner bisnis.

Roséanne termenung beberapa saat sebelum menyilakan Jaehyun duduk. Laki-laki itu mengembangkan senyum standar—tidak tipis tapi juga tidak berlebihan, semenjak matanya bertemu pandang dengan manik cokelat terang milik Rosé.

"Maaf gue telat." Suara yang didengarnya membuat Rosé mencoret satu kemungkinan terakhir yang sangat ia harapkan bisa terwujud. Bahwa yang berhadapan dengannya saat ini bukanlah Jung Jaehyun asli dan hanya ilusi semata.

"Manajer Jung," Roséanne menyapa dengan kaku, rasionalitas masih melekat meski dalam hati dirinya sama sekali tidak tahu harus bagaimana. Realita bahwa Jung Jaehyun adalah pasangan kencan buta yang dilakoni Rosé dengan penuh keterpaksaan tidak membantu barang sedikit pun. Gadis itu cuma mau basa-basi sejenak lalu pulang, namun sosok Jaehyun hadir sebagai variabel tak terduga dan memporak-porandakan rencananya.

"Panggil Jaehyun aja. Kita ketemu di luar urusan bisnis kan? Santai aja, Rosé." Jaehyun berucap, dan sang gadis mematung beberapa saat setelah mendengar bagaimana general manager Sanda itu menyebutkan nama Rosé. Angannya melayang tanpa bisa dicegah, teringat akan lelaki Goo yang beberapa waktu ke belakang tak pernah ditemuinya. Juga bagaimana laki-laki itu mengucapkan silabel namanya. Amat berbeda.

"Udah pesen?" Pertanyaan Jaehyun lah yang menyadarkan Roséanne dari pikirannya yang mengangkasa. Ia menggeleng, dan Jung Jaehyun dengan senang hati memesankan menu untuk mereka berdua.

Jaehyun berlalu sejenak dan satu ide gila terbentuk di benak Rosé. Tetapi demi sopan santun dan proyek drama yang tengah dikerjakan L'épine dan Sanda, Roséanne segera mengenyahkan pemikiran untuk kabur diam-diam yang baru saja muncul. Hal itu tidak lantas membuat lamunan Rosé berhenti begitu saja. Bayangan Junhoe dan segala gerak-geriknya yang menyebalkan kembali terapung-apung di samudera pikiran Rosé, sama keras kepalanya dengan pemilik suara yang menggetarkan sanubari tiap kali nama sang gadis meluncur dari bibirnya.

"Vanilla latte nggak apa-apa?" Manajer Jung telah kembali dan meletakkan piring kecil berisi cheese cake dan gelas kopi. Benturan halus antara porselen dan meja kayu menggema di telinga Rosé, menyeret paksa atensi sang gadis menuju realitas.

"Nggak apa." Senyum tercetak di bibir, manis yang dapat tercecap lewat netra itu membuat Jaehyun menjeda lakunya. Satu deham kemudian, jiwanya kembali berikut tubuhnya yang sesaat lalu bak mengalami gagal fungsi. Laki-laki itu sekali lagi menawarkan apakah Roséanne menginginkan menu lain yang menuai penolakan dari sang gadis.

Jung Jaehyun memulai cakap dengan topik soal pekerjaan, kemudian merangkak menuju perbincangan tentang diri masing-masing. Roséanne menangkap nada pongah yang halus terajut di antara ucapan-ucapan lelaki itu. Dia hanya diam atau sesekali menanggapi; selebihnya Jaehyun yang menjadi pembicara dominan di antara keduanya.

Roséanne sekali lagi meneguk latte yang sudah tidak terlalu dingin, meletakkan wadahnya di meja dan bergumam 'oh ya' di sela-sela ucapan penuh antusias Manajer Jung. Rosé tak yakin apakah laki-laki itu menyadari respon minimal darinya selama pertemuan ini atau tidak.

"Seminggu lagi ada meeting drama Presidential Suite yang bakal dihadiri tim sutradara, penulis naskah, aktor aktris pemeran utama dan investor. Lo ikut nggak?"

Roséanne pikir ia sedang salah dengar. Pertemuan dengan kru produksi drama bukan tempat bermain, tidak semua orang bisa masuk seenaknya meski mereka adalah orang-orang yang memiliki posisi sekalipun. Namun sekarang, Jaehyun menanyakan hal itu seolah bukan apa-apa kalau Rosé menyelonong masuk seakan tim produksi L'épine tidak punya kompetensi apapun. Atau mungkin percakapan ini sama seperti percakapan sebelum-sebelumnya yang berisi motif lain dari sang pembicara.

Dopamine | Junhoe x RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang