- 08 - Lari Pagi

3.8K 502 36
                                    

Lari Bersama Euntae Lee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lari Bersama Euntae Lee

Kedua tangannya meraih tali sepatu, mengikatnya sekencang mungkin. Membenarkan headphone yang terpasang di kepalanya. [Name] mulai berlari-lari kecil meninggalkan perkarangan rumah.

Ikat rambutnya bergoyang ke sana kemari. Napasnya dengan teratur mengikuti tempo lari yang tidak cepat maupun lambat. Kedua matanya menatap lurus ke depan. Tangannya menekuk dan terkepal nyaman.

Angin pagi berhembus lembut menerpa kulit. Udara yang masuk ke dalam hidung terasa lebih sejuk menyegarkan. Inilah yang disukai [Name] ketika melakukan olahraga pagi. Belum ada polusi yang menerjang dari aktivitas yang sering dilakukan orang di luar ruangan.

Lama berkeliling memutari taman. [Name] melihat dua orang yang sedang lari berdampingan. "Vasco! Ndut!"

Serentak, mereka berdua menoleh ke arah gadis itu. "[Name]!"

[Name] berlari di sisi kiri Hyungseok kecil, lalu melepas headphone yang sekarang mengalung di leher. "Kalian sering lari pagi bersama? Kenapa nggak mengajakku?"

"Eh? Aku kira [Name] hanya melakukannya di hari libur saja. Maafkan aku [Name], karena nggak mengajakmu." Vasco menjawab.

"Haha. Benar juga, sih. Aku nggak punya waktu jika melakukannya setiap hari dan nggak usah minta maaf begitu. Kamu 'kan nggak salah, Vasco." [Name] melirik Hyungseok yang kepayahan menyeimbangi Vasco.

"Apa ini yang pertama kalinya untukmu, Ndut?" tanya [Name].

"Ini bukan yang pertama kalinya untukku, [Name]. Sudah tiga hari aku melakukannya bersama Vasco, tapi tetap saja rasanya mau mati dan melelahkan." Hyungseok menjawab dengan napas terengah.

[Name] tertawa ringan. "Tenang saja, Ndut. Lama-lama kau akan terbiasa melakukannya. Awalnya memang melelahkan, tapi aku yakin, kau pasti bisa melewatinya."

"Benar kata, [Name]. Kau akan terbiasa berlari seperti ini. Asal kau rajin dan semangat saat melakukannya," timpal Vasco.

Mereka dengan serentak melambatkan kecepatan saat sampai di sebuah taman dan berjalan santai menuju gazebo. Hyungseok langsung mendudukkan diri di sana, sedangkan [Name] dan Vasco berdiri berdampingan.

"Kau mau susu cokelat, [Name]?" Vasco menggenggam sekotak susu cokelat kesukaannya. "Tapi aku hanya punya dua."

"Terima kasih Vasco, tapi aku bawa minum sendiri dari rumah." [Name] menggoyangkan botol minum yang sedari tadi ada di genggamannya.

Vasco memandang Hyungseok yang sibuk meraup oksigen. Ia menyerahkan susu cokelat kepadanya. "Kerja bagus."

"Tapi, Vasco. Gimana bisa berhasil cuma dengan lari? Digabung dengan beladiri dong," kata Hyungseok.

TB | Lookism x reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang