One Night•
Perpisahan adalah batas tipis antara kenangan dan masa depan.
Salju masih turun dengan intensitas yang tak berkurang sejak dini hari. Lapisan bumi tertutupi oleh kapas putih dingin yang melenyapkan jejak kaki pria yang sejak tadi mematung, tanpa senyuman.
Pria berambut panjang dengan sedikit warna putih di sela helaiannya itu menengadah menatap sang awan tebal yang sejak tadi menghujaninya dengan putih indah ini. Senyum sinis tercetak di wajah tegas yang mulai menampakkan kerutan di beberapa sisi wajahnya, mengingat awan tebal yang mirip dengan sebuah sistem ia pimpin sekarang, sebuah klan, klan Hamazaki.
Klan Hamazaki. Apa yang terlintas dipikiran kalian saat mendangar klan besar satu ini? Pedang, hebat dan berkuasa.
Tapi bagi Hamazaki Haru, klan ini hanyalah awan tebal dan gelap yang menggantung di langit. Awan gelap tebal itu egois, dia tak mau membagi sedikit ruang pada sang Mentari. Mereka berpikir bahwa merekalah yang berkuasa di musim dingin. Mereka berpikir bahwa makhluk permukaan bumi sangat menanti dan menyukai salju yang mereka hasilkan, tanpa tahu bahwa bunga-bunga indah terkungkung tak bisa mekar karenanya.
Haru menghela napasnya sambil menghalau pemikiran tersebut. Pintu tergesar membuat pria itu mengencangkan cengkeraman di pergelangan tangan kirinya, tanpa melihat pun ia sudah tahu siapa yang datang menemuinya.
Kira yang berusia sebelas tahun, terkejut saat melihat Haru berada di luar teras rumah, berdiri di antara ribuan salju yang turun. Laki-laki itu segera bersimpuh, menunduk dalam dengan kedua tangan mengepal lemah di atas paha dan menanti perintah yang harus ia kerjakan secepatnya.
"Aku akan memberimu perintah terakhir yang harus kau jaga seumur hidupmu. Jangan mati dan lindungilah putri kecilku."
"Haru-sama..." Kira tercekat mendengar perintah yang diberikan. "Kita pasti bisa mengalahkan mereka. Dengan kekuatan Haru-sama dan orang-orang yang setia―"
"Kekuatan kita masih belum cukup untuk mengalahkan mereka yang sudah merencanakan ini dari dulu, Kira." Haru membalikkan badannya untuk melihat Kira yang bersimpuh di depannya. "Tiga petinggi klan bekerja sama untuk menghancurkan keluargaku, apa mereka yakin bisa mengalahkannya?"
Kira terbujur kaku. Ia tidak dapat membantah kenyataan bahwa tiga petinggi klan mempunyai kekuatan yang setara dengan pemimpinnya.
"Mulai sekarang. Jangan pernah jauh dari putriku karena aku tidak tau kapan mereka akan menyerang dan mengeluarkan taringnya."
"Bagaimana dengan, Tuan Muda?" Kira menggigit bibir bawahnya. Dinginnya salju tidak mampu mencairkan dadanya yang sesak. Ia sudah menganggap Hamazaki adalah keluarganya, rumahnya yang harus ia jaga sampai mati.
"Dia bisa melindungi dirinya sendiri. Aku percaya dengan kekuatan yang dimiliki putraku. Aku juga percaya padamu. Gadis kecil tangguh yang dulu kulihat, sekarang sudah menjadi gadis kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
TB | Lookism x reader!
Fanficᴀ ғ ᴛ ᴇ ʀ ➝ | s t o r y | ➝ ᴛ ᴀ I'm back. [Tidak sepenuhnya mengikuti alur, tapi tetap mengikuti] 𝗡𝗢 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧 - 𝗣𝗟𝗘𝗔𝗦𝗘! Jangan lupa tinggalkan jejak. 17+ ───────────────────── ⋆⋅Ω⋅⋆ ── 🅖 Fanfiction • Webtoon • Action • Life © _astrolo...