• E P I L O G U E •

1.8K 154 50
                                    

Semuanya Selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya Selesai

Waktu akan terus berjalan tanpa menunggu atau menanti siapapun. Tidak peduli dengan kondisi hati setiap orang. Baik dalam kondisi suka maupun duka. Waktu akan terus bergerak tanpa berniat untuk berhenti barang sejenak.

Orang sering menyebut waktu adalah obat penyembuh luka lara hati. Namun, bagi sebagian orang, waktu tak ubahnya bagai duri yang menyakitkan. Perih dan tak berperasaan.

Di sebuah kota Seoul. Di dalam sebuah gedung mewah yang berdiri di distrik Gangnam. Pendar-pendar kemilau yang disuguhkan, nampak begitu mewah dan berkelas.

Dari arah pintu masuk. Semua orang dengan penampilan terbaiknya terus berdatangan seraya menjinjing tas besar atau membawa segepok uang agar mereka bisa ikut bermain.

Entah itu untuk meraup keuntungan, mencari relasi, mencari kesenangan, dan mencari keberuntungan. Atau hanya untuk menghabiskan waktu senggang.

Mereka dengan wajah-wajah asing, dan memakai bahasa sesuai dari negara mereka berasal, mulai ikut serta meramaikan tempat judi itu yang terkenal sebagai nama CASINO.

Semua orang terlihat berseru-seru, tegang, cemas, dan senang setelah melihat hasil permainan yang mereka dapatkan.

Di salah-satu meja yang lebih banyak dikerumuni orang-orang. Terlihat sesosok pria tua yang terkekeh kesenangan karena telah mendapat keuntungan lebih dari nominal bet yang terpasang.

"Siapa lagi yang ingin menantangku bermain, huh? Aku siap melayani keberanianmu," tantang pria itu sambil menatap satu-persatu wajah orang yang berdiri mengelilinginya.

Hingga sebuah getaran dari ponsel keluaran terbaru yang tersimpan di saku celana, menyentak atensi pria itu untuk segera melihatnya. Sebuah pesan asing, meminta untuk segera melakukan permintaan yang pernah ia dapatkan dari sosok bocah gila yang sudah lama menghilang selama sebulan ini.

Tidak ada kabar dari gadis itu, pun kedatangannya tidak pernah ada. Padahal pria itu sangat menantikan pertemuan mereka.

"Ah. Aku bosan menang terus. Yak, sudah cukup. Aku akhiri permainan membosankan ini."

Paman Judi mengambil chip dan memasukkannya ke dalam tas besar hitam. Ia mengedipkan mata kepada mereka yang berseru kecewa karena Raja Judi yang tak pernah kalah itu pergi.

Dengan langkah riang menuju pintu keluar, pria itu memanggul tasnya di pundak. Ia bersiul-siul dan memasang kacamata hitam ke wajahnya.

"Baiklah. Sesuai permintaan terakhirmu, bocah. Aku akan melakukan tugasku."

TB | Lookism x reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang