- 28 - Hati yang Patah

2.2K 348 89
                                    

Park Hyungseok & Haneul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Park Hyungseok & Haneul

"HUAAA! AKU NGGAK SALAH! JANGAN MENDEKAT!"

Sebuah panci mengkilat, teracung lurus ke arah trio menyebalkan yang kini berdiri di depan [Name], dengan mini bar sebagai penghalang jarak di antara mereka. Bahaya, mereka tidak berekspresi sama sekali. Genggaman pada panci semakin mengerat, bulir-bulir keringat mengucur deras membasahi permukaan kulit wajah.

Bola mata [Name] bergulir menatap mereka satu-persatu. Jonggun sudah menyalakan rokok, mengapitnya di sela jari, menghisap nikotin itu kuat-kuat. Kabut tipis membumbung tinggi dari mulut dan hidung.

"Jonggun, sudah kubilang jangan merokok! Racun nikotin dan bagian dalamnya, bisa membuatmu sakit!"

"Kau yang membuatku terpaksa merokok." Jonggun memandang tajam, menilik penampilan [Name] yang berantakan karena baru bangun dari alam mimpi. "Sial. Aku hampir gila karena nggak bisa menemukanmu."

Jungoo memasukkan tangan ke saku celana. Tidak ada ekspresi tengil yang biasanya [Name] lihat di wajah laki-laki itu. "Apa?! Jangan menatapku seperti itu dong! Dasar, wibu kuning sialan!"

"Heh, bocah." DG melebarkan seringaian. "Kau tahu kesalahanmu apa?"

Meneguk ludahnya kasar. Tanpa ditanya pun, [Name] sangat mengetahuinya. Beberapa jam lalu, rumah lenggang dengan keadaan rapi. Seperti ditinggal penghuninya berhari-hari. Tidak ada benda berserakan, nyaris semuanya berdebu.

Maka dari itu, tubuhnya gesit membersihkan seluruh isi rumah. Akibat terlalu mengeluarkan banyak tenaga, [Name] tertidur di ruang tengah dan saat membuka mata, ia dikejutkan oleh kehadiran tiga kepala yang berbeda.

Gadis itu berlari gesit, sesekali melompat ke sana-kemari, berusaha menghindari amukan singa. Semua barang-barang yang tersusun rapi, berserakan di segala sudut penjuru. Ia tidak peduli lagi dengan kondisi rumah. Sekarang yang lebih penting, menyelamatkan diri dari terkaman predator.

TENG! TENG! TENG!

[Name] memukul pantat panci menggunakan sumpit. "Argh! Baiklah-baiklah. Kalian yang maha benar ini, tolong duduk tenang. Aku akan menjelaskan semua kesalahanku dan mari kita jalankan konferensi meja dapur."

"Bicaralah!" Jungoo membuka suara. Intonasinya terdengar serius.

"Kuharap alasanmu nggak mengurangi hukuman dariku," ujar DG.

"Jelaskan padaku, bocah." Jonggun mematikan rokoknya.

"Kalian yakin nggak mau duduk?" [Name] memanggul panci di bahu dengan sebelah tangan mendarat di pinggang. "Ya-ya, aku tahu ini bukan waktunya bercanda. Jadi, Ini semua bukan salahku... tapi ini semua salahmu, pink tua sialan!"

Alis DG terangkat ketika [Name] mengarahkan panci itu padanya. "Apa maskudmu?"

"Bukannya sudah kubilang, aku butuh liburan? Kau nggak mendadak lupa tentang cuti yang aku ajukan padamu waktu itu, 'kan?!"

TB | Lookism x reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang