My First Mission

236 41 2
                                    

Pagi ini sebenarnya cukup cerah dengan matahari yang menampakkan wujudnya sempurna, namun udara dingin tetap saja dapat menusukku dengan kejamnya. Padahal, aku sudah berseragam lengkap bahkan memakai syal dan sarung tangan. Orang-orang di koridor menatapku aneh tentu saja. Aku tidak peduli, aku terus berjalan cepat menuju kelas rune kuno setelah mengambil tongkat ku dari Profesor Snape di Great Hall tadi.

Aku berhasil datang ke kelas dan duduk di bangku paling depan bersama Daphne Greengrass, tepat sebelum Profesor Bathesda Babbling datang.

"Ada apa denganmu?" tanya Greengrass begitu aku duduk dan meletakkan buku ku di meja. "Kau juga tidak ada di asrama tadi malam," lanjutnya.

"Aku berada di Hospital Wing, Daphne. Aku menggigil dan sedikit sesak napas, ku pikir pneumonia tapi ternyata tidak. Baguslah," jelas ku.

"Selamat pagi," sapa Profesor Babbling. Kami pun membalas sapaannya. Setelah itu, pelajaran dimulai.

Namun, aku tetap tidak bisa fokus selama pelajaran. Banyak hal terus membuat pikiran ku bekerja tak karuan. Aku juga kesulitan ketika ingin menulis lantaran harus membuka sarung tangan ku lebih dulu, lalu memasangnya kembali setelah selesai agar tangan ku tak kedinginan.

Rosebell

Aku meletakkan bulu penaku begitu mendengar suara yang memanggil namaku, sangat jelas dan mengerikan. Sejujurnya, itu membuat ku merinding. Aku berusaha tenang dan mencoba tak menunjukkan ekspresi keterkejutan ku.

"Kau mendengarnya?" tanya ku pada Greengrass.

Ia menggeleng. "Dengar apa? Aku tak mendengar apapun selain suara kertas dan bulu pena yang beradu. Fokus ke tugasmu sebelum Profesor Babbling menegur," jawab Greengrass sambil berbisik.

Aku mengangguk dan mengabaikan suara itu, melanjutkan pekerjaan ku yang tertunda. Namun, suara itu terus terdengar. Aku menduga ini ada hubungannya dengan bangkitnya Pangeran Kegelapan. Itu karena Profesor Snape bilang, Rosebell Lestrange punya kartu trial yang dapat mengalahkan Pangeran Kegelapan. Berarti, hubungan Pangeran kegelapan dan Lestrange pasti cukup dekat dan Lestrange sudah digariskan untuk menjadi pengikutnya. Aku semakin percaya pada Potter bahwa ia benar-benar bangkit.

Begitu pelajaran rune kuno selesai, aku dan Greengrass berpindah ke kelas ramuan. Di sana, aku mendapati Malfoy dan yang lain sudah berada di depan meja mereka masing-masing. Tak lama kemudian, Profesor Snape muncul secara tiba-tiba. Seperti biasa, ia membanting pintu kelas dan membuat para siswa terkejut bukan main.

"Baiklah. Hari ini, kalian akan belajar cara membuat Draught of Peace," ucapnya tanpa basa-basi. Ia memerhatikan satu persatu wajah kami, aku dapat melihat ekspresi jijik dan benci saat ia melihat wajah Potter.

"Apakah ada diantara kalian yang tahu, apa tujuan dari ramuan ini?" tanyanya melanjutkan.

Granger mengangkat tangannya, namun diabaikan oleh Profesor Snape. Malfoy telah bercerita padaku tentang betapa bencinya pria ini pada Gryffindor. Aku memerhatikan wajah Granger yang tampak sedih dan kecewa, namun juga takut diwaktu yang sama.

"Tidak ada yang tahu?" tanya Profesor Snape lagi. Aku rasanya ingin mengumpat dan berteriak ke arahnya, Nona Granger sudah mengangkat tangannya pak!

Dengan terpaksa, aku mengangkat tanganku. Sebenarnya, aku juga ingin dapat poin untuk asramaku. Jadi, maaf Granger.

"Ya? Miss Lestrange?"

"Draught of Peace adalah ramuan yang dapat mengurangi kecemasan dan kegelisahan, Profesor. Itu berarti, si peminum dapat merasa tenang dalam waktu tertentu," jawabku sedikit lupa. Dan aku yakin Hermione Granger dapat menjawab lebih detail pertanyaan ini.

LestrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang