"Apa alasan Rosebell meminum ramuan itu, Profesor?" tanyaku penasaran kepada Profesor Snape yang kini berdiri di sampingku sembari menghirup dan memerhatikan botol ramuan.
"Tidak tahu. Ramuan ini bukan ramuan sembarangan. Jika salah maka orang yang meminumnya akan menemui ajalnya," ucapnya. "Nona Lestrange sengaja mencampurkannya dengan dosis yang tidak tepat. Mustahil siswa cerdas sepertinya salah dalam membuat ramuan," lanjut Profesor Snape lagi.
Aku mengembuskan napas kasar kemudian berkata, "aku yakin ia bunuh diri. Tapi alasannya...entahlah."
"Ya. Tampaknya Nona Lestrange sudah merencakan ini sejak lama, lantaran bahan yang ada pada ramuan ini cukup sulit ditemukan."
"Apa ada dugaan lain?" tanyaku serius.
Profesor Snape menatapku tak kalah serius, "saat ini belum ada. Aku ingin kau merahasiakan hal ini dari siapapun, termasuk Malfoy. Kau harus mencari hal penting lain dari buku diary miliknya, sementara aku akan mengidentifikasi ramuan ini...ada bahan yang berbeda dari yang seharusnya."
Aku mengangguk lalu melangkahkan kakiku cepat keluar dari ruangannya. Namun sebelum itu....
"Profesor, apa tadi nama ramuannya?"
.
.
.Aku duduk dengan lutut menekuk ke atas—bersandar pada pagar pembatas menara astronomi, buku diary Rosebell berada di depanku. Aku mulai membuka sampulnya, menampakkan halaman pertama yang tertulis namanya. Rosebell Lestrange Property.
Dihalaman selanjutnya, Rosebell menjelaskan banyak tentang dirinya.
.
.Musim panas, 1992.
Aku, Rosebell Lestrange. Kedua orang tuaku berada di Azkaban karena menjadi pengikut setia Pangeran Kegelapan. Penyihir gelap terkuat di zaman ini.
Aku suka warna merah Rosewood, warna yang ku rasa cocok untukku. Aku juga suka selai stroberi dan blueberry, aku tak bisa memilih antara keduanya.
Draco Malfoy adalah sepupuku. Aku tak menyukai sifat pengecutnya. Ia sangat manja dan tukang ngadu, 'my father will hear about this'. Tapi kami sudah dekat sejak kecil, jadi bisa dibilang Draco adalah salah satu orang yang paling dekat denganku. Bukan orang tuaku tentu saja. Mereka berada di Azkaban sejak umurku 1 tahun, aku tak begitu mengenal mereka.
Paman Lucius sering mengingatkan ku untuk mengontrol kekuatan Pangeran Kegelapan yang ada pada diriku, itu karena terkadang kekuatan itu muncul tiba-tiba. Aku bahkan hampir membunuh Draco.
Ngomong-ngomong soal Pangeran Kegelapan. Paman Lucius sering menceritakan kehebatannya, Orang-orang takut pada penyihir gelap terkuat itu. Dan bagiku, itu sangat keren. Aku sudah mengidolakan Pangeran Kegelapan sejak pertama kali mendengar namanya, umurku 6 tahun saat itu. Dan setelah aku tahu soal kekuatan yang ia berikan kepadaku, aku semakin mengidolakannya.
Semua visinya. Menghapus para mudblood dari peradaban dunia sihir, aku suka itu. Aku tak menyukai mudblood apalagi muggle, mereka terkadang membuatku muak. Aku benci saat Granger jelek itu mendapatkan poin dalam pelajaran. Tapi ia tak lebih kuat daripada penyihir pureblood sepertiku tentu saja. Karena ia membuatku kesal, jadi aku dan Pansy memberinya hukuman yang pantas ia dapatkan. Lagipula, kenapa mudblood harus berada di sekolah yang sama dengan kami?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lestrange
FanfictionAku yang tak sengaja terdorong oleh temanku, jatuh dari gedung lantai tiga. Ku pikir itulah akhir dari hidupku. Namun, aku malah terbangun di tubuh gadis lain dan ditempat yang tak dikenal. Sebuah dunia yang menggunakan sihir dalam keseharian mereka...