Hari ini, semua murid akan kembali ke rumah untuk liburan musim panas. Lalu, bagaimana denganku? Aku akan ikut Malfoy ke Manor milik keluarganya. Itu karena ibuku ada di sana—anggap saja begitu meskipun aku bukan Lestrange yang asli—selama musim panas.
Ini bulan Juni ditahun 1996. Ujian OWL telah dilalui dan kami akan pulang untuk liburan. Tapi sebelum itu, aku harus menemui Profesor Snape untuk membahas misi kami lagi.
Beberapa bulan belakangan ini, aku sudah banyak berlatih dan menyelidiki masalah Lestrange dan masalahku bersama Profesor Snape. Ada beberapa hal yang telah kami ketahui.
Pertama, Lestrange benar telah menggunakan ramuan berbahaya untuk bunuh diri. Gadis itu mencampur ramuan Draught of Living Death dan Draught of Peace, lalu terjadi kesalahan. Kami berdua cukup yakin bahwa itu adalah kesengajaan sehingga berani menganggap Rosebell bunuh diri. "Nona Lestrange tidak sebodoh itu untuk mencampur ramuannya hingga terjadi kesalahan. Dapat ku pastikan bahwa ia sengaja," ucap Profesor Snape kala itu.
Kedua, motifnya melakukan bunuh diri. Motifnya ini terdengar tidak masuk akal di telingaku, apalagi gadis ini sangat mengidolakan Voldemort. Dari buku diary miliknya, kami dapat menemukan bahwa Rosebell setidaknya masih memiliki empati dan rasa kemanusiaan, yang seharusnya memang begitu. Ia memang nakal, tukang bully, memang. Tapi entah apa yang Rosebell temukan atau mungkin rasa bersalah pada pelayan-pelayan yang ia bunuh, gadis ini berubah. Tapi tak ada jalan keluar, itulah yang ia pikirkan sehingga ia memilih bunuh diri daripada mengikuti Voldemort.
Ketiga, ada bagian yang robek dari buku Soul Exchange yang dipinjam Profesor Snape dari area terlarang perpustakaan. Entah apa isinya, tapi Profesor Snape menduga kemungkinan isinya adalah solusi dari semua masalahku. Mungkin, ada cara agar aku kembali. Bagaimanapun itu.
Aku membuka pintu kantor Profesor Snape. Dan dapat kulihat ia sedang berkemas untuk pulang ke rumahnya. Pakaian, buku-buku, botol-botol berisi ramuan, sampai perkamen-perkamen kusut yang ia ikat menjadi satu.
"Kau belum berangkat, Sein?" tanyanya sembari menutup koper seolah tahu aku di sana.
Anyways, ini pertama kalinya Profesor Snape memanggil nama depanku.
"Jangan salah sangka. Memanggil nama belakang mu ataupun Lestrange cukup sulit dalam keadaan genting. Jadi aku sedang membiasakan diri," lanjutnya sekarang menatapku.
Aku menggeleng, "kau bilang ada sesuatu yang ingin dikatakan."
Profesor Snape tampak berpikir sejenak, ia kemudian menjentikkan jarinya. "Pangeran Kegelapan mungkin akan berada di Malfoy Manor juga, ia ingin mengadakan rapat Pelahap Maut. Aku hanya ingin mengingatkan agar kau berhati-hati," ucapnya sangat pelan kepadaku. Sangat pelan.
"Baik. Akan ku usahakan agar tidak terlalu menarik perhatiannya," balasku.
"Kau tetap akan menarik perhatiannya, mengingat hubunganmu dengannya. Cepatlah ke kereta sebelum kau ketinggalan."
.
.
."Kenapa lama sekali?" tanya Malfoy begitu aku duduk di sampingnya. Sementara itu, Crabbe dan Goyle duduk di depan kami.
"Menemui Profesor Snape," jawabku sambil melipat tanganku di dada.
Malfoy menaikkan alisnya, "kau terlihat dekat dengannya. Ada apa?"
"Tidak ada. Mungkin aku murid favoritnya, aku banyak membantu Profesor Snape membuat stok ramuannya. Mungkin bisa dibilang---asistennya," jawabku santai.
"Oh ya? Bagaimana bisa?" tanya Malfoy lagi.
Aku mengangkat bahuku, "mungkin karena aku lebih unggul daripada murid-murid Slytherin lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lestrange
FanfictionAku yang tak sengaja terdorong oleh temanku, jatuh dari gedung lantai tiga. Ku pikir itulah akhir dari hidupku. Namun, aku malah terbangun di tubuh gadis lain dan ditempat yang tak dikenal. Sebuah dunia yang menggunakan sihir dalam keseharian mereka...